Jokowi Ungkap Ada Konflik Agraria yang Berlangsung Hingga 40 Tahun Tak Selesai
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak ingin konflik agraria terus menerus terjadi di berbagai daerah. Menurut dia banyak konflik agraria yang telah berlangsung hingga puluhan tahun dan tak menemukan solusinya.
"Banyak konflik telah berlangsung lama bahkan sangat lama, ada yang puluhan tahun bahkan sampai 40 tahun, tetapi masalahnya tidak selesai-selesai," kata Jokowi saat menyerahkan 124.120 sertifikat tanah hasil redistribusi di Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Rabu (22/9).
Dia memahami bahwa konflik agraria dan sengketa merupakan tantangan berat yang dihadapi para petani, nelayan, serta masyarakat dalam menggarap lahan. Jokowi sendiri mengaku sering menerima kelompok tani yang sedang memperjuangkan lahannya.
"Setiap tahun saya menerima kelompok-kelompok tani yang rela jauh-jauh datang ke Jakarta. Bahkan, ada yang berjalan kaki ke Jakarta untuk memperjuangkan lahan-lahan mereka yang terdampak oleh konflik agraria," jelasnya.
Jokowi menyebut pemerintah terus berupaya menuntaskan konflik-konflik agraria serta menemukan solusi dalam penyelesaian setiap kasus tanah yang ada. Dia menilai semua pihak harus mendapatkan kepastian hukum atas lahan.
"Saya tidak ingin rakyat kecil tidak mempunyai kepastian hukum terhadap lahan yang menjadi sandaran hidup mereka. Saya juga tidak ingin para pengusaha tidak mempunyai kepastian hukum atas lahan usahanya," ujarnya.
"Artinya, kepastian hukum atas tanah yang memberikan keadilan kepada seluruh pihak adalah kepentingan kita bersama. Pemerintah berkomitmen untuk memberikan kepastian hukum yang berkeadilan ini," sambung Jokowi.
Selain itu, dia menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen mengurai konflik agraria, mewujudkan reformasi agraria bagi masyarakat, serta memastikan ketersediaan dan kepastian ruang hidup yang adil bagi rakyat. Di sisi lain, Jokowi menekankan komitmen pemerintah memberantas mafia tanah.
Jokowi pun meminta jajaran Polri untuk tak ragu-ragu mengusut mafia-mafia tanah. Dia juga mengingatkan jangan sampai juga ada aparat penegak hukum yang membekingi mafia tanah.
"Perjuangkan hak masyarakat dan tegakkan hukum secara tegas," ucap Jokowi.
Reporter: Lizsa Egeham/Liputan6.com
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
10 Tahun Pemerintahan Jokowi, Kondisi Masyarakat Adat hingga Buruh Tani Dianggap Memburuk
Khususnya agraria, yang tak mencerminkan pemerintahan Jokowi bekerja untuk melindungi
Baca SelengkapnyaIsu Pemakzulan Jokowi Jelang Pemilu Tak Produktif, Moeldoko: Kepemimpinannya Diapresiasi Masyarakat
Menurutnya, isu pemakzulan presiden di tengah proses pemilu sangat tak produktif bagi masyarakat dan pemerintah.
Baca SelengkapnyaJokowi: Dampak Perubahan Iklim Nyata, Imbasnya Kerugian Gagal Panen
"Kekeringan panjang, hujan yang juga terus menerus sehingga menyebabkan banyak gagal panen," kata presiden.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Di Depan Petinggi TNI, Jokowi Curhat Sulitnya Cari Pasokan Beras ke Luar Negeri
Jokowi mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakpastiaan ekonomo dan konflik geopolitik yang tak kunjung usai.
Baca SelengkapnyaReaksi Santai Ganjar Jika Jokowi Turun Gunung Kampanye
Jokowi sebelumnya mengatakan seorang presiden dan wakil presiden diperbolehkan berkampanye sesuai undang-undang.
Baca SelengkapnyaDi Depan Jokowi, Panglima TNI Ungkap Strategi Baru Atasi Konflik di Papua Bentuk Koops Habema
Panglima Agus menjelaskan ke depan Koops Habema akan dilatih untuk meningkatkan kemampuan individu
Baca SelengkapnyaJokowi: Kualitas Udara di Jabodetabek Sangat-Sangat Buruk Sepekan Terakhir
Jokowi mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan polusi udara di Jabodetabek.
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap Isi Pembicaraan dengan Presiden Filipina, Termasuk Soal Pertahanan
Jokowi menyebut tiga bidang kerja sama yang akan diperkuat oleh kedua negara.
Baca SelengkapnyaJokowi Kaget Lulusan S2 dan S3 Indonesia Kalah dari Vietnam dan Malaysia
Jokowi bakal menggelontorkan anggaran agar populasi produktif S2 dan S3 di Indonesia bisa meningkat drastis.
Baca Selengkapnya