Merdeka.com - Presiden Joko Widodo menjadi inspektur upacara pemakaman Presiden ke-3 RI BJ Habibie di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Usai jenazah BJ Habibie diturunkan ke pusara, Jokowi memberikan sedikit sambutan.

Jokowi mengenang Habibie menjadi pionir industri strategis di Indonesia. Habibie berhasil memimpin pembuatan pesawat N250 Gatot Kaca. Pesawat buatan Indonesia pertama itu mengudara perdana saat acara HUT ke-50 RI pada 17 Agustus 1995.

"Dari visi beliau lah lahir industri strategis di Indonesia. Dari dedikasi beliau yang berbasis riset dan pengetahuan yaitu pesawat N250 Gatot Kaca. Kita ingat peristiwa bersejarah pertama kali mengudara pesawat Gatot Kaca di HUT Kemerdekaan RI ke 50," kata Jokowi.

Selain itu, Jokowi bercerita Habibie selalu menjadi inspirasi anak muda agar bangkit dan belajar. Dia juga mengenang masa-masa Habibie menjabat Presiden menggantikan Soeharto pada 1998.

Setelah didapuk menjadi Presiden, kata Jokowi, Habibie telah meletakkan pondasi sistem kenegaraan Indonesia yang demokratis. Dia juga mengingatkan soal pentingnya membangun sumber daya manusia yang nasionalis, religius dan berbudaya.

"Kita juga tidak akan pernah lupa jasa beliau ketika menjadi Presiden RI. Almarhum dengan cepat meletakkan pondasi Indonesia yang turut kita nikmati saat ini. Almarhum tanpa lelah mengingatkan kita menjadi manusia terbaik dan manusia yang berhati Indonesia, beliau mengingatkan soal SDM Indonesia dikuatkan dengan agama, ilmu pengetahuan dan kebudayaan," tandas Jokowi.

Mengutip laman airlines.net, Rabu (11/09/2019), pesawat berkapasitas 50 penumpang ini merupakan hasil rancangan BJ Habibie dan teknologi pesawat tersebut dinilai cukup canggih sampai 30 tahun ke depan. Ternyata, pesawat terbang tersebut berhasil melewati Dutch Roll (pesawat oleng) berlebihan.

Desain awal pesawat ini membutuhkan waktu 5 tahun untuk penyelesaiannya. Berkat kerja keras BJ Habibie, pesawat ini jadi satu-satunya pesawat turbopop di dunia yang menggunakan teknologi Fly by Wire.

Bahkan, N250 Gatot Kaca sudah terbang selama 900 jam dan akan masuk program sertifikasi FAA (Federal Aviation Administration).

Purwarupa pesawat ini mulai dibangun tahun 1992 dan diterbangkan pertama kali pada Agustus 1995. Purwarupa kedua, N250-100 melakukan uji terbang pada 1997, meski pengembangan pesawat ini mengalami kendala karena krisis keuangan Asia tahun 1997.