JK harap kebijakan ASEAN dan China dapat menguntungkan Indonesia
Merdeka.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) membuka forum publik "Maritime in East Asia: Opportunities and Challenges" di Istana Wapres, Kebon Sirih, Jakarta. Forum ini dihadiri sejumlah perwakilan negara seperti Rusia, Jepang, Timor Leste, serta Thailand.
Dalam kesempatan ini, JK menegaskan Indonesia concern terhadap penyelesaian sengketa Laut China Selatan, sebab sebagian wilayah Indonesia adalah laut.
"Kami sadar setiap negara di kawasan Asean berbicara soal Laut China Selatan. Bagi indonesia, tentu sangat concern atas isu ini. Pertama, karena Indonesia 70% bagian adalah laut. Bagi Indonesia, laut tidak memisahkan pulau, tapi menyatukan pulau. Bagaimana laut menyatukan negara," ujar JK saat memberikan sambutannya di auditorium Istana Wapres, Jakarta, Selasa (2/12).
JK mengatakan, penyelesaian Laut China Selatan ini sangat penting mengingat laut sebagai fasilitas, jalan dan sumber daya bagi negara. Indonesia memiliki kesamaan ini. Apalagi, lanjut JK, hasil laut sangat menyejahterakan rakyat Indonesia.
"Karena itu, sejak saat ini, menteri kami sering mengkritisi dan memberikan komentar yang keras bagaimana laut atau maritim Indonesia bisa memberikan kesejahteraan yang lebih baik kepada negara," ujarnya.
JK berharap dengan ini kebijakan China dan ASEAN dapat dikoneksikan dengan kebijakan menyangkut apa yang penting bagi negara anggotanya. Selama ini, kata JK, konflik di laut bukan karena traffic tapi karena sumber daya alam.
"Saya paham, isu Laut China Selatan bukan tentang menggunakan laut untuk transportasi, tapi apa yang ada di bawah laut. Karena itu, APRC punya ide dan solusi bagaimana isu ini diselesaikan melalui kooperasi ekonomi di regional," ujarnya.
Melalui forum ini, JK pun berharap dapat menyajikan ide, isu dan manfaat bagi kesejahteraan Indonesia. Apalagi, kata JK, Selat Malaka sangat penting bagi perdagangan di Asia dan Eropa. Oleh sebab itu bagaimana traffic ini menjadi penting dan bermanfaat bagi banyak negara di dunia.
"Karena itu, di samping keamanan, sumber daya, dan kooperasi, semua harus mengusung isu yang sama untuk didiskusikan dan diimplementasikan," ujarnya.
Forum ini juga bekerjasama dengan APRC. Para panelis dalam forum ini yakni Mantan Menlu dan Anggota APRC Hasan Wirajuda, Perwakilan Kementerian Perikanan dan Kelautan Rokhmin Dahuri, pakar hukum internasional Hasjim Djalal dan Direktur Utama CSIS Rizal Sukma.
(mdk/gib)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaJokowi Ditanya Makna Dasi Kuning saat Kunjungan ke Jepang, Dijawab Tersenyum Sambil Angkat Alis
Jokowi mengatakan bahwa Jepang merupakan mitra strategis bagi Indonesia dan ASEAN
Baca SelengkapnyaPrabowo ke Presiden Xi Jinping: China Salah Satu Mitra Kunci Dalam Perdamaian dan Stabilitas Kawasan
Saat pertemuan dengan Presiden China, Menhan Prabowo menyampaikan salam hangat dari Presiden RI Joko Widodo dan apresiasinya atas sambutan yang hangat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hakim MK Saldi Isra Cecar 4 Menteri Jokowi soal Presiden Lebih Sering ke Jawa Tengah Selama Pemilu 2024
"Apa sih kira-kira yang menjadi pertimbangan Presiden memilih misalnya ke Jawa Tengah itu lebih banyak kunjungannya dibandingkan ke tempat lain?" kata Saldi.
Baca SelengkapnyaBertemu PM Selandia Baru, Presiden Jokowi Bahas Peningkatan Dagang hingga Kerja Sama Pasifik
Jokowi melangsungkan pertemuan bilateral dengan PM Selandia Baru di Hotel Park Hyatt, Melbourne, Australia pada Selasa, (5/3)
Baca SelengkapnyaBerkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaJokowi Kunjungan 3 Negara di ASEAN, Bahas Perdagangan Hingga Investasi
Jokowi sudah lebih dari lima tahun tak melakukan kunjungan ke tiga negara tersebut.
Baca SelengkapnyaBadak Sudah Ada Sejak 14 Juta Tahun Lalu, Fosilnya Ditemukan di China
Penemuan ini memiliki dampak besar terhadap pemahaman evolusi dan distribusi spesies badak di Asia.
Baca SelengkapnyaJK: Siapa pun Pemerintah Selanjutnya Hadapi Tantangan Berat
Wapres ke-10 dan 12, Jusuf Kalla atau JK memperkirakan, siapa pun yang menggantikan Jokowi akan menghadapi tantangan berat.
Baca Selengkapnya