Jimly: Di Tengah Ancaman Perang Dunia, Indonesia Jangan Cuma Pikirkan Ekonomi
Merdeka.com - Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie, mengatakan Indonesia seharusnya tidak hanya memikirkan ekonomi menghadapi gejala gelombang besar dunia. Jimly percaya saat ini kondisi dunia sedang dalam ancaman perang dunia.
"Jangan cuma ekonomi yang dipikirin kalau menghadapi gelombang besar dunia. Dan percayalah, menurut saya ini, sudah terjadinya perang ini nanti apapun bentuknya, tetapi wajah politik dunia akan mengalami perubahan mulai tahun 2021 nanti," ujar Jimly dalam diskusi, Sabtu (31/10).
Selain ekonomi, pemerintah harus mengelola kebebasan dan tidak diberangus hanya untuk masalah ekonomi. Serta keadilan, supaya jangan hanya menjadi pasar investasi. Berikutnya adalah masalah solidaritas dan persatuan bangsa.
"Bagaimana mengelola kebebasan, kebebasan tidak bisa diberangus hanya untuk masalah ekonomi. Kedua, keadilan, jadi jangan cuma pasar pasar investasi tanpa perspektif tentang keadilan. Ketiga solidaritas, persatuan bangsa," katanya.
Jimly mengatakan, ancaman perang itu nyata. Siapapun Presiden Amerika Serikat yang terpilih, politik luar negerinya tidak bakal berubah.
Dia menjelaskan, gejala perang itu karena ekonomi barat yang sedang terancam. Sementara Cina muncul sebagai penguasa baru di dunia. Indonesia harus mengantisipasi karena diprediksi medan perangnya itu berada di Laut Cina Selatan.
"Jadi kita mesti antisipasi kemungkinan-kemungkinan apalagi medan tempurnya itu bukan di wilayah dekat AS tapi di Laut Cina Selatan," kata Jimly.
Bersamaan itu, katanya, sudah muncul letupan dan perpecahan. Misalnya India dan Cina berkonflik di perbatasan.
"Maka bangsa Indonesia jangan berperang sendiri di intern pemerintah ,jangan perang sendiri dengan rakyatnya. Kelompok-kelompok jangan asik perang sendiri. Keluar kita nonton lalu kejepit," kata Jimly.
Sementara dunia memandang Indonesia sebagai negara yang strategis dan menjadi rebutan. Untuk itu, momentum ini harus dibuktikan dengan tegak lurusnya politik luar negeri Indonesia yang non blok.
"Sedangkan dunia melihat Indonesia ini strategis. Maka semua kekuatan itu rebutan bagaimana mempengaruhi Indonesia. Ini kesempatan kita membuktikan tegak lurusnya politik luar negeri kita, non blok aktif bebas menentukan dan berperan dalam perdamaian dunia," ujar anggota DPD RI ini.
Sebab itu, Indonesia seharusnya tidak bersikap tidak perlu memusuhi kiri kanan, juga tidak manut kiri kanan.
"Jadi saya rasa sekarang ini kedua kekuatan punya kepentingan buat kita memusuhi pihak lawan. Maka sekarang ini sikap antiCina, waduh sampe ke ubun-ubun rakyat kita ini. Jadi jangan juga sampe kaya begitu, tetapi juga kita jangan cuma manut agenda orang-orang," kata Jimly.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dunia Hadapi Perang dan Krisis Ekonomi, Jokowi: Kita Harus Eling Lan Waspodo
Jokowi menekankan pentingnya persatuan dan kerukunan antar masyarakat agar Indonesia menjadi negara maju.
Baca SelengkapnyaTim Anies-Cak Imin Nilai Jokowi Lakukan Pembiaran ke Para Menteri Terlibat Kampanye Prabowo-Gibran
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang mempolitisasi bantuan sosial
Baca SelengkapnyaJokowi Bersyukur Pemilu Berjalan Lancar di saat Geopolitik Global Kurang Kondusif
Dia melihat masyarakat riang gembira berbondong-bondong ke TPS.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024
Jokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaKumpulkan Menteri di Istana, Jokowi Minta Jaga Kondisi Jelang Pemilu 2024
Jokowi meminta pembantunya harus teliti menjaga kondisi dalam negeri.
Baca SelengkapnyaJokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh
Dalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaDidorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaIndonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaDi Depan Petinggi TNI, Jokowi Curhat Sulitnya Cari Pasokan Beras ke Luar Negeri
Jokowi mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakpastiaan ekonomo dan konflik geopolitik yang tak kunjung usai.
Baca Selengkapnya