Jika masih ada kebakaran hutan, Jokowi ancam copot Pangdam dan Kapolda
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo kembali mengingatkan, penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun 2018 dilakukan secara integrasi. Ini disampaikan Jokowi saat memberikan pengarahan dalam rapat koordinasi nasional pengendalian karhutla 2018 di Istana Negara, Jakarta.
"Saya ingin ulang lagi apa yang saya sampaikan di 2016 dan 2017 lalu. Penanganan karhutla ini yang sudah dibentuk satgas," kata Jokowi, Selasa (6/2).
Jokowi menyebut, satgas yang sudah dibentuk melibatkan pelbagai unsur. Mereka adalah Gubernur, Bupati, Wali Kota, Pangdam, Danrem, Kodim, Kapolda, Kapolres, sampai masyarakat. Semua pihak ini diminta bekerja optimal untuk mencegah terjadinya karhutla di daerah masing-masing.
Bagi kepala daerah atau pimpinan lembaga yang tidak mengikuti aturan main dalam satgas penanganan karhutla, Jokowi mengancam akan mencopot dari jabatannya. Apalagi di sejumlah daerah rawan karhutla mengalami pergantian kepada daerah dan pucuk pimpinan lembaga sehingga dikhawatirkan terjadinya kesulitan penyesuaian dengan aturan baru.
"Saya sudah janjian dengan kapolri dan panglima TNI, karena mungkin banyak danrem yang pindah, kapolda sudah ganti, kapolres, danrem, dandim sudah ganti. Yang baru mungkin belum tahu aturan main kita kalau di wilayah saudara ada kebakaran dan tidak tertangani dengan baik, aturan main tetap sama (yaitu) dicopot," tegas Jokowi.
"Sudah tegas ini saya ulang lagi. Paling kalau ada kebakaran, saya telepon Panglima, ganti Pangdamnya. Kalau di provinsi mana? Kemudian saya telepon Kapolri, ganti Kapolda. Kalau kecil, Kapolres. Ini langkah untuk gerakkan satgas," sambung mantan Wali Kota Solo itu.
Dalam kesempatan yang sama, Jokowi juga menyampaikan apresiasi kepada satgas penanganan karhutla yang sudah berjalan. Dia menyebut, dua tahun belakangan penanganan karhutla mengalami perubahan cukup signifikan. Di mana titik panas di sejumlah daerah rawan karhutla menurun drastis.
"Menurut data yang diberikan pada saya, ada penurunan hotspot yang sangat signifikan. Tahun 2015 ada 21.929 hotspot, kemudian 2016 turun drastis jadi 3.915. Lalu 2017 turun jadi 2.567 hotspot, penurunan yang sangat jauh sekali," jelas Jokowi.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Peringatkan KPU: Keteledoran Berbahaya, Berdampak Besar pada Politik!
Jokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaReaksi Santai Ganjar Jika Jokowi Turun Gunung Kampanye
Jokowi sebelumnya mengatakan seorang presiden dan wakil presiden diperbolehkan berkampanye sesuai undang-undang.
Baca SelengkapnyaJokowi: Dampak Perubahan Iklim Nyata, Imbasnya Kerugian Gagal Panen
"Kekeringan panjang, hujan yang juga terus menerus sehingga menyebabkan banyak gagal panen," kata presiden.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kumpulkan Menteri di Istana, Jokowi Minta Jaga Kondisi Jelang Pemilu 2024
Jokowi meminta pembantunya harus teliti menjaga kondisi dalam negeri.
Baca SelengkapnyaJokowi Tegaskan Kelangkaan Beras Tak Ada Hubungan dengan Bantuan Pangan
Dia mengatakan, bantuan pangan yang diberikan pemerintah ke masyarakat mampu menahan harga beras agar tidak naik.
Baca SelengkapnyaJokowi Jawab Tudingan Kecurangan Pemilu 2024: Laporkan ke Bawaslu
Jokowi meminta pihak yang menemukan kecurangan untuk melaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Baca SelengkapnyaMuncul Desakan Pemakzulan Jokowi, Istana Klaim Kepuasan ke Presiden Masih Tinggi di Atas 75 Persen
Istana menegaskan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak terganggu dengan munculnya wacana pemakzulan Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI
Usulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca SelengkapnyaDi Sulteng, Jokowi Apresiasi Gebrakan Mentan Lakukan Percepatan Tanam Padi
Luas hamparan panen di Desa Pandere, Kecamatan Gumbasa seluas 266 hektar.
Baca Selengkapnya