Jerit Tangis Warga Cianjur Sepanjang Hari

Merdeka.com - Saban menit suara ambulans terdengar hilir mudik melintas di jalanan Cianjur, Selasa (22/11). Malam itu, kami tidur tak nyenyak, makan tak tenang sepanjang hari mendengar jerit tangis warga.
Cianjur baru saja diguncang 5,6 magnitudo pada Senin 21 November 2022 siang. Tercatat, 271 korban meninggal dunia hingga Rabu (23/11) Pukul 17.00 WIB.
Selasa subuh, dari Jakarta kami bergegas menuju lokasi terparah terdampak gempa. Jalur Puncak arah Cianjur, tepatnya Kecamatan Cugenang, tertutup longsor karena gempa. Terpaksa jalur Jonggol menjadi alternatif menuju Cianjur.

Pagi Pukul 07.00 WIB kami tiba. Jerit tangis terlihat di setiap sudut mata, ketika sampai di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sayang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Hampir di tiap ruas jalan perjalanan, sirine ambulans tidak henti-henti melintas mengantar korban gempa sambil sesekali di kawal oleh pengendara motor membuka ruas jalan.
Banyak toko-toko tutup. Gedung-gedung perkantoran sepi. Tidak menampakan aktivitas. Keramaian berpusat di rumah sakit.
Pemandangan anak kecil, pria hingga wanita dibalut perban. Petugas medis kewalahan. Tidak sedikit korban yang ditinggalkan karena sakitnya belum prioritas. Luka sobek, patah tulang, rata-rata para korban yang datang.
Pasien bahkan tak tertangani di dalam rumah sakit. Mereka terpaksa dirawat di lapangan parkir. Karena ruangan penuh sesak.
Memet, salah satu korban gempa, menceritakan detik-detik dirinya selamat usai tertimbun reruntuhan rumahnya. Memet kala itu seorang diri sedang berada di dapur. Tengah menyeduh kopi hangatnya. Belum sampai diminum, tiba-tiba Memet merasakan gempa.
Atap rumah berjatuhan. Tembok pun akhirnya runtuh menimpa badannya. "Saya sempat ketimbun atap rumah, puing- puing tembok," cerita Memet di RSUD Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11).
©2022 Merdeka.com
Merasa sudah tidak berdaya, dia cuma bisa menahan sakit di badan. Berharap mendapatkan pertolongan. Hingga akhirnya, seorang pedagang Cilok datang."Saya sambil lambai-lambai tangan. Cuma dia yang tolongin," ujar dia.
Siang hari, kami bertolak dari rumah sakit ke kawasan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Daerah terparah terdampak gempa.
Akses menuju Cugenang terbilang cukup sulit. Medan jalan yang rusak dan lebar jalan hanya sekitar kurang lebih 3 meter. Belum lagi mobil ambulans perlu diprioritaskan banyak melintas di jalan itu.
©2022 Merdeka.com
Hampir di sepanjang jalan Cugenang, terlihat banyak posko-posko pengungsian. Sebagian besar posko korban gempa digelar di lapangan terbuka seperti perkebunan dan lahan kosong. Tampak rumah warga yang sudah retak dan hampir roboh.
Setibanya di Cugenang, puluhan rumah sudah tidak berbentuk lagi. Sejumlah perabotan rumah dan mainan anak tampak tertimbun puing. Motor dan mobil ringsek.
Warga yang tinggal disekitarnya tidak ada yang berani mendekati rumahnya. Sekalipun sekadar mencari barang yang dapat diselamatkan. Kondisi yang hampir roboh dan takut gempa susulan mengurungkan warga kembali ke rumah.
Muhammad Farid Ramdani, pelajar asal MTs Al Mawanah jadi salah satu korban selamat gempa dahsyat siang itu. Dia saat ini duduk di bangku kelas tiga. Rumahnya sudah tak berbentuk lagi diterjang gempa. "Pas lagi gantungin baju, ada getaran yang dahsyat, panik, langsung keluar rumah," ujar Farid.
Dirinya pun harus merelakan semua kebutuhan sekolahnya tertimpa bangunan rumah. "Mau coba ngambil barang, tapi masih takut kalau ada gempa susulan," ceritanya.
©2022 Merdeka.com
Namun dirinya masih dapat bersyukur, kedua orangtua serta dua saudara kandungnya masih selamat dari kejadian yang cukup menggemparkan seluruh masyarakat Cianjur, Jawa Barat.
Bangunan sekolah Farid tak terlalu rusak parah. Namun, hingga batas waktu yang tak ditentukan, sekolah diliburkan sementara.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Jerit Warga Parung Panjang Bertahun-tahun Pasrah Lewat Jalan Rusak, Berulang Kali Diadukan Tapi Tak juga Diperbaiki
Warga sudah berulang kali mencari keadilan dengan cara melapor ke pemda setempat. Tetapi suara hati mereka dianggap angin lalu.
Baca Selengkapnya

Warga Aceh Utara Ditemukan Tewas dengan Luka Sobek Sekujur Tubuh, Ini Dugaan Sementara
Korban pertama kali ditemukan tergeletak dalam kebun jagung
Baca Selengkapnya

Malu Seumur Hidup, Atta Halilintar Jatuh Terjungkal di Atas Panggung saat Acara 7 Bulanan Aurel
Momen Atta Halilintar saat jatuh di atas panggung sempat membuat keluarga panik. Beruntung Atta tidak mengalami cedera serius pada kakinya.
Baca Selengkapnya

Bawa Bekal Makan Siang, Airlangga Pastikan Hadiri Pemeriksaan Kejagung Hari Ini
Pemeriksaan dijadwalkan oleh pada Kejaksaan Agung (Kejagung) pada Senin 24 Juli 2023.
Baca Selengkapnya

Juli 2023 Jadi Bulan Terpanas Sejak 120 Ribu Tahun Lalu, di RI sampai Jatuh Korban
Juli 2023 menjadi bulan terpanas sepanjang sejarah dunia dalam 120 ribu tahun terakhir.
Baca Selengkapnya

Kesan Pertama Kaum Disabilitas Jajal Transjakarta Rute Kalideres-Bandara Soetta
Sebanyak 10 armada telah disiapkan setiap harinya untuk melayani masyarakat dengan jadwal pelayanan pukul 06.00- 09.00 WIB, dan dilanjut pukul 18.00- 21.00 WIB.
Baca Selengkapnya

Warga Jateng & Jabar Terbanyak Terima Ganti Rugi Pembebasan Lahan, Nilainya Triliunan
Dari Januari 2023 hingga 25 Agustus 2023 kedua daerah tersebut merupakan daerah terbanyak yang menerima ganti untung.
Baca Selengkapnya