Merdeka.com - Jenazah dua mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) disambut isak tangis teman dan sahabatnya saat tiba di rumah sakit Saiful Anwar Malang. Tangis langsung pecah begitu jenazah Mohamad Taufiq Bahtiar dan Muhamad Fadild Hasbullah diturunkan dari ambulans.

Di antara mereka berusaha saling menenangkan sambil berpelukan, kendati suara tangis tak bisa disembunyikan. Semua tidak menyangka dua temannya yang sedang menunggu wisuda itu tewas dengan mengenaskan.

Keduanya tewas tenggelam di tempat wisata Pemandian Coban Tundo III di Desa Sidoasri, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang Rabu (20/4). Jenazahnya baru ditemukan Kamis (21/4) sekitar pukul 09.00 WIB.

"Saat saya berangkat kerja memang sudah nggak ada di kontrakan. Saya mengira mereka pulang kampung. Taufiq berasal dari Jember, Fadild dari Tulungagung," kata Reza Fitra, teman satu kontrakan, saat ditemui di kamar mayat Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA), Kamis (21/4).

Taufiq dan Fadild sama-sama mahasiswa jurusan Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Unibraw. Keduanya angkatan 2010, sudah lulus dan tengah menunggu wisuda. Mereka tinggal di kontrakan bersama tiga orang temannya yang lain, termasuk Reza di Jalan Raya Candi III Kota Malang.

"Keduanya terkenal ramah dengan teman-temannya dan selama ini aktif di kegiatan organisasi," lanjut Reza.

Sementara Imam S, paman korban Taufiq mengungkapkan kalau bertemu keponakannya seminggu yang lalu pulang. Dia mengaku tidak banyak kegiatan karena tengah menunggu wisuda.

"Saat itu keluarga memberinya uang Rp 1 juta tetapi hanya diambil Rp 200 ribu katanya hanya butuh segitu," ungkap Imam.

Keluarga sangat terkejut saat mendapat kabar dari polisi kalau keponakannya meninggal akibat kecelakaan saat berlibur. Keluarga diminta langsung menuju ke RSSA.

"Sekitar pukul 07.00 pagi dikasih tahunya. Disuruh langsung ke RSSA," kata Imam yang datang bersama tiga orang keluarganya.

Jenazah selanjutnya diserahkan pada keluarga masing-masing. Sesaat teman dan keluarga memanjatkan doa bersama di halaman kamar jenazah.

Sekitar pukul 15.30 WIB, jenazah meninggalkan RSSA. Tangis keluarga dan teman-taman korban pun kembali pecah saat jenazah satu per satu dimasukkan ambulans.

Anggota Tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat Kabupaten Malang, Yusak Krismanto, menduga korban Fadild berusaha menolong Taufiq. Rupanya pertolongan yang diberikan agak terlambat karena harus menaruh barang berharga mereka terlebih dahulu.

"Foto-fotonya terlihat, korban Taufiq difoto dengan kamera hp yang terletak tidak jauh dari lokasi," katanya.

Pemandian Coban Tundo III sendiri sebenarnya ditutup sejak tiga minggu terakhir. Curah hujan yang tinggi menjadi alasan penutupan. Namun tidak sedikit warga yang tetap mengunjungi air terjun setinggi 20 meter itu.

Selain itu sekitar Januari lalu, 2 orang juga menjadi korban meninggal dunia akibat tenggelam di tempat yang sama.