Merdeka.com - Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo bersama para petinggi di TNI lainnya melakukan ziarah ke makam Jenderal Besar Soedirman, di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusumanegara Yogyakarta, Rabu, (28/9), siang ini. Sesampainya di TMP Kusumanegara, panglima TNI langsung memimpin upacara ziarah.

Kemudian dilanjutkan dengan peletakan karangan bunga yang bertuliskan HUT TNI Ke-71. Panglima TNI bersama dengan Kasad TNI AD Mulyono, Kasau TNI AU Agus Supriatna, dan Kasal TNI AL Laksamana Ade Supandi selanjutnya melakukan doa bersama dengan duduk bersila di hadapan batu nisan makam Jenderal Besar Soedirman. Mereka tampak memanjatkan doa dengan kusyuk.

"Bangsa yang besar adalah bahasa yang menghargai pahlawannya. Jangan sekali-kali kita melupakan sejarah. Termasuk sejarah perjuangan pahlawan," ujar Gatot Nurmantyo ditemui usai ziarah.

Selain itu, Soedirman merupakan panglima pertama angkatan perang Republika Indonesia. Menurut Gatot, Soedirman sosok panglima perang yang membaur dengan rakyat.

"TNI dan rakyat adalah kekuatan yang luar biasa," ujarnya.

Gatot pun bercerita mengenang sosok Soedirman adalah panglima yang berani mati meskipun sedang menderita sakit saat perang. "Walaupun sakit paru-paru tapi jendral Soedirman masih berani memimpin perang. Dia juga guru agama atau kiai," ujarnya.

Gatot mengatakan, dirinya pun akan berusaha menjalankan tugas-tugasnya sebagai Panglima TNI seperti kisah sejarah Jenderal Soedirman tersebut. Ia menginginkan kerja sama terciptanya kerjasama antara TNI dengan rakyat seperti yang pernah dicontohkan oleh Soedirman.

"TNI adalah anak kandung rakyat. Jangan sekali-kali kita melupakan sejarah," imbuh Gatot.

Gatot mengaku dalam rangka menyambut hati ulang tahun TNI ke-71, dirinya beserta jajarannya sengaja melakukan ziarah ke makam-makam pahlawan dan tokoh nasional.

Sebelumnya Panglima TNI dan rombongan telah melakukan ziarah ke makam Presiden pertama RI Soekarno di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sanan Wetan, Kota Blitar. Kemudian ke makam Presiden ke-4, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Juga makam presiden ke-2 Soeharto, di Astana Giribangun Matesih, Karanganyar, Jateng.