Jawa Barat dikelilingi zona merah rawan longsor
Merdeka.com - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mendeteksi wilayah Jawa Barat dikelilingi zona merah rawan longsor. Pada 2013 ini saja tercatat sudah 18 kejadian longsor. Padahal di luar Jawa Barat rentetan paling tinggi bencana longsor tidak lebih dari 10 kali.
Kepala PVMBG Surono menuturkan, kondisi geografis Jabar hampir setengahnya berbukit dan lembah. Zona inilah yang disebut zona kerentanan tanah tinggi alias rawan longsor.
"Jabar ini sebenarnya bukan hanya saja rawan nomor satu di Indonesia, tapi bisa dikatakan di dunia. Kita lihat ini dari jumlah korbannya," kata Surono, Rabu (27/3).
Kejadian longsor yang belum pernah terjadi justru terjadi di Jabar. Misalnya kasus longsor sampah di TPA Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat pada 2005 lalu. "Ini kan belum pernah terjadi," ujarnya.
Surono mengatakan, para ahli juga cukup banyak yang sepakat bahwa Jabar hampir sebagian daerahnya rawan longsor. Dia menyebut, dari Tengah ke Selatan Jabar separuhnya berpotensi longsor.
Lahan yang ada rata-rata memiliki tanahnya yang subur. Sebut saja Sumedang, Subang, Garut, Ciamis, Tasikmalaya, Sukabumi, Bogor, Majalengka, Kuningan, Purwakarta, Bandung dan sekitarnya.
"Daerahnya memiliki banyak mata air, dan nyaman ditinggali. Nah justru ciri-ciri ini yang rawan terkena longsor," katanya.
Contoh terdekat kata dia, Desa Mukapayung Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat (KBB). Bencana ini menelan puluhan korban. 10 di antaranya tewas dan 8 orang masih dalam pencarian.
"Desa Mukapayung ini kan memang subur, tanahnya gembur ada bukit dan lembah, tapi ini justru yang berbahaya," katanya. Longsor itu menurutnya tinggal tunggu waktu.
Pihaknya mengaku sudah melakukan pemetaan lewat kerja sama dengan Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM). "Ini buat pegangan BPBD untuk antisipasi longsor," katanya.
Surono juga memberikan peringatan agar warga Desa Mukapayung tidak tinggal di bawah bukit. "Karena kondisi tanah yang masih labil," ujarnya.
Selain itu, dia meminta tanah yang labil untuk tidak dialih fungsi lahan. Misalnya bukit-bukit ditanami dengan tanaman semusim. "Ini akan menimbulkan tanah gembur dan longsor di saat hujan," ujarnya.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Satu Warga di Lumajang Tewas Akibat Tertimbun Longsor di Lumajang
Ernawati (47) warga Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang tertimbun longsor
Baca SelengkapnyaSembilan Orang Tertimbun Longsor di Bandung Barat
Bencana longsor ini terjadi pada Minggu (24/3) malam setelah wilayah tersebut diguyur hujan dengan intensitas tinggi.
Baca SelengkapnyaSelain Banjir, Kota Semarang Dilanda 10 Kali Tanah Longsor
Selain banjir, Kota Semarang, Jawa Tengah juga dilanda tanah longsor.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ruas Arteri Jawa Barat dan Jawa Tengah Masih Padat Meski Puncak Arus Balik Sudah Lewat
Aan mengatakan sejak malam tadi sempat terjadi kepadatan namun tidak sampai menimbulkan kemacetan.
Baca SelengkapnyaKorban Banjir dan Longsor di Pesisir Selatan Bertambah, Total 25 Meninggal dan 4 Dalam Pencarian
Total korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) bertambah pada hari ke 9 pencarian.
Baca SelengkapnyaTerjadi Getaran saat Banjir Lahar Semeru, Durasinya Sampai 5 Jam
Banjir lahar dingin Gunung Semeru menerjang Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis (18/4) malam.
Baca SelengkapnyaJawa Timur Provinsi Paling Aman di Pulau Jawa, Ini Fakta di Baliknya
Korban kejahatan di Jawa Timur paling sedikit dibanding provinsi lain di Jawa.
Baca Selengkapnya21.000 KK Terdampak Banjir dan Longsor di Pesisir Selatan, Kerugian Capai Rp157 Miliar
Bencana banjir dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) diperkirakan menimbulkan kerugian hingga Rp157 miliar.
Baca SelengkapnyaMomen Ribuan Warga Blitar Naik Kereta Menuju Sumatra, Diminta Pindah dari Pulau Jawa dengan Iming-iming Lahan Pertanian Luas
Minimnya lapangan pekerjaan dan upah buruh yang rendah membuat warga Blitar rela meninggalkan kampung halamannya
Baca Selengkapnya