Merdeka.com - Dalam ajaran Islam wajib hukumnya mereka yang hidup memenuhi hak dari seorang jenazah. Hal ini tak terkecuali bagi jenazah pasien Covid-19.

Namun ada sejumlah halangan sehingga jenazah pasien Covid-19 tak secara menyeluruh bisa dipenuhi hak-haknya. Salah satunya karena dikhawatirkan jenazah tersebut masih dapat menularkan virus Corona.

Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Asrorun Ni'am menyampaikan bahwa hal itu perlu disikapi secara baik. Sehingga pemenuhan hak jenazah secara syar'i atau sesuai ajaran Islam dapat terlaksana dan juga tak membahayakan mereka yang hidup.

"Maka menjaga agar tidak tertular itu kewajiban syar'i. Ketika ada benturan kewajiban tadi, maka kewajiban untuk menunaikan hak orang yang hidup itu didahulukan," ucap dia dalam sesi webinar pada Selasa (11/8).

Akan tetapi, kata lanjut Asrorun Ni'am jika tak terjadi benturan kedua kewajiban tersebut, yakni kewajiban untuk memenuhi hak orang hidup dan yang telah meninggal. Menurut Ni'am mesti kompromi antara dua hak itu harus dilaksanakan semaksimal mungkin.

"Makanya dengan asumsi tadi masih ada penularan (maka) jenazah dimandikan tanpa harus dibuka pakaiannya. Tetapi kalau menurut pandangan medis itu tidak ada masalah ya dibuka (pakaiannya). Apalagi pakaian yang lama terkena nazis," jelas dia.

Asrorun Ni'am menegaskan bahwa tak diperkenankan jika karena ketakutan akan ketularan Covid-19 sehingga hak jenazah untuk dimandikan tak dipenuhi.

"Artinya kita tidak boleh berada di antara dua ekstrem ketakutan, ekstrem yang pertama adalah untuk menjaga jiwa maka hak yang seharusnya diberikan kepada jenazah karena Covid gak kita penuhi tentu ini gak syar'i," katanya.

Sama halnya ekstrem yang memenuhi hak jenazah sebagaimana kondisinya normal padahal, menurut Asrorun Ni'am tidak dalam situasi normal itu juga tidak dibenarkan secara syar'i. Meski dalam situasi tak normal, dikatakan Asrorun Ni'am petugas yang mengurusi jenazah wajib berjenis kelamin yang sama dengan si jenazah.

Menurutnya hal ini semata demi memenuhi kewajiban lain dalam agama, yakni kewajiban menutup aurat jenazah yang tak boleh dilihat lawan jenis.

"Apalagi biasanya pada saat pemandian ada melepas baju dan sejenisnya," kata dia.

Reporter: Yopi MSumber: Liputan6.com