Istana Minta Dinkes Audit RSUD Subang Diduga Tolak Ibu Hamil Berujung Meninggal
Merdeka.com - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Brian Sri Prahastuti menyesalkan RSUD Ciereng Subang yang diduga menolak memberi pelayanan kepada seorang ibu hamil bernama Kurnaesih. Brian pun bicara mengenai upaya pemerintah dalam penurunan angka kematian ibu.
"Kami sangat menyayangkan jika masih ada penolakan penanganan kasus gawat darurat oleh RS, apalagi kasus ini menyebabkan kematian ibu dan bayi," kata Brian dalam keterangannya, Rabu (8/3).
"Sementara kita ketahui bahwa penurunan Angka Kematian Ibu merupakan prioritas nasional seperti halnya penurunan angka stunting," sambungnya.
-
Siapa yang bertanggung jawab menjaga istri hamil? Dalam Islam, suami memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan mendukung istri selama masa kehamilan.
-
Siapa yang bertanggung jawab menjaga kesehatan? Dalam era modern ini, menjaga kesehatan masyarakat bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga memerlukan kerjasama semua pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat itu sendiri.
-
Bagaimana menjaga kesehatan ibu hamil menurut Islam? Dalam ajaran Islam, ibu hamil disarankan untuk menghindari kegiatan yang terlalu berat atau menyebabkan kelelahan berlebihan. Misalnya, mengangkat benda berat atau melakukan aktivitas fisik yang terlalu intens.
-
Kenapa ibu hamil perlu periksa janin sebelum mudik? 'Sebaiknya melakukan pemeriksaan terhadap janinnya, dilihat kondisi perkembangan janin apakah ada kelainan atau enggak, dari plasenta ibu, sering kontraksi atau tidak, karena pada perjalanan yang tidak dianjurkan ibu yang pendarahan,' katanya beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
-
Kenapa penting untuk memperhatikan nutrisi ibu hamil? Dari banyaknya sumber bahan pangan, setidaknya ibu hamil mendapatkan nutrisi yang lengkap guna tumbuh kembang janin di dalam kandungan.
-
Apa tugas Kementerian Kesehatan? Tugasnya membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
Brian meminta Dinas Kesehatan Kabupaten Subang wajib melakukan Audit Kasus untuk mengetahui penyebab kematian ibu hamil tersebut. Selain itu, merumuskan rekomendasi agar kasus serupa tak terjadi lagi, terutama di RSUD Ciereng Subang.
Menurutnya, ada standar kualitas layanan yang harus dipatuhi Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) yang dibentuk. Standar itu untuk mencegah keterlambatan penanganan kasus kegawat daruratan obstetrik dan neonatal di RS.
Harusnya, dengan standar itu pasien sudah mendapatkan penanganan awal di IGD RS sebelum dialihrawat ke bagian PONEK.
"Semestinya, urusan administrasi diselesaikan tanpa menunda tindakan medis yang diperlukan untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayi," ujarnya.
"Walaupun, pada kasus ini sepertinya ibu hamil datang sudah dengan kondisi yang buruk dan prognosa yang kurang baik. Jarak tempuh dari puskesmas ke RS yang mungkin juga cukup jauh dan berkontribusi pada keterlambatan dalam penanganan," kata Brian.
Diberitakan, Juju Junaedi hanya bisa pasrah menerima takdir melihat istrinya yang sedang hamil meregang nyawa di perjalanan dari Subang ke Kota Bandung. Pasien tersebut diduga tidak dilayani oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Subang.
Juju, warga Desa Buniara, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang, mengisahkan peristiwa pilu itu terjadi pada Kamis (16/2) malam lalu. Sebelumnya, sang istri yang bernama Kurnaesih (39) dibawa ke puskesmas karena mengalami panas dan kejang.
Kondisinya itu tidak berangsur baik hingga akhirnya harus dirujuk ke RSUD Subang, karena khawatir bisa berefek pada sang bayi yang sudah dikandung sembilan bulan. Dia pun dibantu Bidan Desa Buniara untuk mengurus segala kebutuhan dan koordinasi dengan pihak RSUD Subang.
Sekira pukul 21.00 Wib, Kurnaesih masuk ke ruang IGD. Di sana dia mendapat perawatan sebentar dan dipindahkan ke ruang Ruangan Khusus Ibu Melahirkan (PONEK). Hanya saja, di ruang tersebut Kurnaesih tidak mendapat perawatan maksimal padahal keadaannya sudah kritis ditambah sudah waktunya melahirkan.
Alasannya yang diberikan, ruangan tersebut penuh sehingga pihak keluarga diminta untuk mencari fasilitas Kesehatan lain. Bidan desa yang menemani keluarga Juju akhirnya memutuskan untuk mencari rumah sakit di Kota Bandung.
Namun, di tengah perjalanan, Kurnaesih beserta anak yang sudah memasuki usia dilahirkan akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kadinkes memastikan bahwa tim ad hoc yang dibentuk bersifat independen dan terdiri dari tenaga profesi, asosiasi klinik, dan tokoh masyarakat.
Baca SelengkapnyaAulia Risma ditemukan tewas di kamar kosnya pada Agustus lalu.
Baca SelengkapnyaPihak keluarga menyebut kasus perundungan di dunia pendidikan pencetak dokter ini sebagai fenomena gunung es.
Baca SelengkapnyaKepala puskesmas juga menahan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang menjadi hak pegawai.
Baca SelengkapnyaPeristiwa miris tersebut viral di media sosial. Sang ibu yang sudah waktunya melahirkan malah ditolak ditangani oleh bidan desa
Baca SelengkapnyaSebagai informasi korban meninggal dunia sekitar pukul 18.45 WIB
Baca SelengkapnyaKompol Andika menuturkan bahwa penyidik sudah meminta keterangan dua orang saksi.
Baca SelengkapnyaKendati belum menjawab secara gamblang terkait hasil investigasi kasus dugaan perundungan itu, Budi menyatakan telah sangat mengetahui apa yang terjadi.
Baca SelengkapnyaKeputusan RS Dr. Kariadi menghentikan aktivitas klinik Yan Wisnu Prajoko tertuang dalam surat Nomor KP.04.06/D.X/7465/2024.
Baca SelengkapnyaSalah satu klinik di Tasikmalaya kini menjadi perbincangan publik karena diduga memberi pelayanan yang buruk kepada pasien bersalin sehingga bayinya meninggal.
Baca SelengkapnyaJuru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril menegaskan, pihaknya tidak pernah menekan Dirut RS Dr. Kariadi Semarang.
Baca SelengkapnyaJuru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril menjawab permohonan tersebut.
Baca Selengkapnya