Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Iptu Dyah, Penggawa Polres Jember Tangani Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak

Iptu Dyah, Penggawa Polres Jember Tangani Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Kepala Unit Kanit PPA Satreskrim Polres Jember Ipda Dyah Vitasari. ©2021 Merdeka.com

Merdeka.com - Beberapa waktu terakhir, sorotan publik tertuju pada kasus dugaan pelecehan seksual yang diduga dilakukan seorang dosen PTN terhadap keponakannya sendiri yang masih di bawah umur. Respons cepat kepolisian dalam menangani kasus ini diapresiasi oleh beberapa kalangan aktivis perempuan.

Di balik proses tersebut, terdapat sosok Iptu Dyah Vitasari yang cukup berperan. Sebagai perwira yang menjabat Kepala Unit Perempuan dan Perlindungan Anak (Kanit PPA) Satreskrim Polres Jember, Dyah, sapaan akrabnya, menjadi salah satu tumpuan dalam penanganan kasus-kasus terkait perempuan dan anak di Jember.

Berkarir menjadi polisi, semula tidak terbayang dalam rencana hidup Iptu Dyah. Selain bukan berasal dari keluarga polisi, Dyah juga menempuh pendidikan yang cukup jauh dari penegakan hukum.

"Saya sebenarnya kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Jember (Unej), tidak ada hubungannya dengan polisi. Ayah saya juga bekerja di perusahaan rokok di Kediri, dan ibu juga ibu rumah tangga biasa," papar Dyah saat berbincang dengan merdeka.com baru baru ini.

Selepas menyandang gelar sebagai sarjana pertanian pada tahun 2003, Dyah sempat bekerja di sebuah perusahaan surveyor yang ada di Surabaya. Namun panggilan sebagai abdi negara membuat Dyah menjajal peruntungannya dengan mengikuti seleksi masuk Kepolisian.

"Alhamdulillah, sekali mencoba langsung diterima. Saya ikut pendidikan dan pada 1 Januari 2004, saya resmi dilantik sebagai anggota kepolisian," tutur Dyah mengenang awal perjalanannya sebagai Polwan.

Sejak awal menjadi polisi, karir Dyah lebih banyak dihabiskan di Korps Lalu Lintas (Korlantas). Selama 17 tahun menjadi polisi, baru setahun terakhir Dyah berpindah ke Korps Reskrim.

"Kalau di kepolisian, pindah satkung dan satkres kan sudah biasa. Memang itu atas dasar keinginan sendiri. Saya ingin mencoba tantangan, karena semakin ke depan, tantangan tugas Polri semakin berkembang. Jadi kita tidak boleh gampang berpuas diri," ujar perempuan kelahiran 19 Mei 1979 ini.

Setelah mengikuti pendidikan kejuruan Pama Dasar di Pusat Pendidikan (Pusdik) Reskrim di Megamendung, Bogor, Dyah diamanahi sebagai Kanit PPA Polres Jember hingga saat ini. Selama itu pula, beragam kasus seperti KDRT, persetubuhan, pencabulan dan sebagainya sudah ditangani Dyah dan jajarannya.

kepala unit kanit ppa satreskrim polres jember ipda diyah novitasari

"Memang polisi yang ditempatkan di PPA ini dipilih Polwan yang humanis. Karena kasus-kasus seperti ini kan butuh penanganan khusus yang berbeda dengan kasus lain. Makanya, di ruangan kami tersedia ruangan khusus seperti play ground untuk anak dan tempat menyusui. Agar perempuan dan anak tidak takut ketika menghadapi penyidik," tutur Dyah.

Dalam menangani kasus-kasus terkait perempuan dan anak, khususnya kasus asusila dan juga KDRT, polisi tidak bekerja sendiri. "Ada pendampingan dari Pusat Perlindungan Perempuan (PPT) Dinas Perlindungan Perempuan, Anak dan KB (DP3AKB Jember). Kita juga kolaborasi dengan pekerja sosial dari Dinsos," tutur perempuan asli Kediri ini.

Seperti dalam kasus yang membelit dosen RH, pelapor yang merupakan keponakan bersama sang ibu, senantiasa didampingi oleh PPT dan juga LSM Perempuan. Yang menarik dalam kasus ini, saksi korban yakni remaja perempuan, sempat merekam aksi kekerasan seksual tersebut dengan rekaman suara di ponselnya. Rekaman suara itulah yang menjadi salah satu bukti awal untuk menjerat RH –dosen bergelar PhD dari Australia- sebagai tersangka kasus asusila.

"Intinya, kami mengimbau, setiap perempuan dan anak yang mengalami kasus-kasus kekerasan apapun, jangan takut untuk melapor kepada polisi. Soal barang bukti, itu biar urusan penyidik untuk mencarinya. Kami memiliki tekniknya. Juga akan ada pendampingan untuk perempuan dan anak," tegas Dyah.

Membagi Waktu Antara Dinas dengan Keluarga

Bekerja sebagai polisi, membuat Dyah kerap bekerja di luar jam kerja normal. Namun, ia tetap tidak melupakan tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga.

"Polwan itu meskipun berdinas sebagai abdi negara, di rumah perannya tetap kembali sebagai ibu rumah tangga. Karena itu harus pandai membagi waktu antara dinas dan rumah tangga. Alhamdulillah, suami dan anak semuanya tetap mendukung tugas saya," ujar Dyah.

Di luar kesibukannya, Dyah harus tetap pandai membagi waktu, antara dinas dan perhatian terhadap keluarga. "Anak-anak sering tanya kapan pulang. Ya kita intens berkomunikasi kasih kabar. Kalau tidak telepon ya video call," tutur Dyah.

Tiga buah hati Dyah, semuanya adalah perempuan. Yang pertama duduk di bangku kelas 2 SMP, lalu kelas 2 SD dan yang bungsu masih bayi berusia 2 tahun.

"Selama 17 tahun menjadi polisi, ada kebanggaan terhadap profesi. Karena bisa melayani dan bermanfaat untuk masyarakat," pungkas Dyah.

(mdk/cob)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Geram Ibunya Sering Dianiaya, Pelajar di Garut Gelap Mata Bacok Ayah Tirinya Bertubi-tubi

Geram Ibunya Sering Dianiaya, Pelajar di Garut Gelap Mata Bacok Ayah Tirinya Bertubi-tubi

Hingga kini, kepolisian masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut kaitan dengan kejadian itu.

Baca Selengkapnya
Anak Jenderal Bintang Tiga Polisi Basah-basahan Terabas Hujan, Bapaknya Kawan Kapolri

Anak Jenderal Bintang Tiga Polisi Basah-basahan Terabas Hujan, Bapaknya Kawan Kapolri

Berani terabas hujan untuk temui rakyat, begini potret anak jenderal polisi saat belusukan menjelang Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Jenderal Polisi Bintang Dua Ini Enggan Tanggapi Kasus Praperadilan Firli: Kan Sudah Ditolak

Jenderal Polisi Bintang Dua Ini Enggan Tanggapi Kasus Praperadilan Firli: Kan Sudah Ditolak

"Menyatakan praperadilan oleh pemohon (Firli Bahuri) tidak dapat diterima," kata Hakim tunggal Imelda Herawati

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sering Mengurusi ODGJ, Potret Semringah Polisi Baik Saat Liburan Bersama Keluarga 'Adem Banget Mendekat Air Terjun'

Sering Mengurusi ODGJ, Potret Semringah Polisi Baik Saat Liburan Bersama Keluarga 'Adem Banget Mendekat Air Terjun'

Purnomo Polisi Baik di tengah kesibukannya melakukan aksi sosial sedang meluangkan waktu untuk liburan bersama keluarga di sebuah air terjun yang sejuk dan asri

Baca Selengkapnya
Mayat dengan Kondisi Tangan dan Kaki Terikat Ditemukan di OKU Timur, Diduga Korban Pembunuhan

Mayat dengan Kondisi Tangan dan Kaki Terikat Ditemukan di OKU Timur, Diduga Korban Pembunuhan

Polisi menduga pria itu tewas akibat pembunuhan dan sengaja dibuang ke sungai.

Baca Selengkapnya
Polisi Tangkap Pembunuh Pria yang Mayatnya Dicor di Bandung, Motif Sakit Hati Upah Belum Dibayar

Polisi Tangkap Pembunuh Pria yang Mayatnya Dicor di Bandung, Motif Sakit Hati Upah Belum Dibayar

Jenazah Didi yang sudah membusuk akhirnya dievakuasi.

Baca Selengkapnya
Jenderal Polisi Ingatkan Bahaya Sebar Hoaks Pemilu: Hidup Sudah Susah, Fitnah Orang Ditangkap Polisi

Jenderal Polisi Ingatkan Bahaya Sebar Hoaks Pemilu: Hidup Sudah Susah, Fitnah Orang Ditangkap Polisi

Dia ingatkan, agar menghindari fitnah demi mendukung capres tertentu

Baca Selengkapnya
Ipda Febry Polwan Berwajah Imut Terima Penghargaan dari Jenderal Polisi, Penampilannya Berbaret Merah Disorot

Ipda Febry Polwan Berwajah Imut Terima Penghargaan dari Jenderal Polisi, Penampilannya Berbaret Merah Disorot

Febry juga salah satu polwan termuda yang menjabat sebagai Kanit PPA Polres Klaten.

Baca Selengkapnya
Anggota Polisi Umbar Senyum Dapat 'Istri Baru', Bukan Wanita Begini Wujudnya

Anggota Polisi Umbar Senyum Dapat 'Istri Baru', Bukan Wanita Begini Wujudnya

Sekelompok anggota polisi tampak sangat bahagia dan mengumbar senyum lebar mereka saat membuka hadiah istri baru dari atasan untuk menunjang tugas di lapangan.

Baca Selengkapnya