Inilah Hasil Penyusuran TNI dan Polri di Wilayah Nduga Papua
Merdeka.com - Sabtu, 1 Desember 2018 lalu Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua menyerang dengan menembaki pekerja PT Istaka Karya di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. Kelompok pemberontak itu di bawah pimpinan Egianus Kogoya. Kelompok ini sudah lama diburu TNI dan Polri.
Pemicunya, diduga karena mendapati para pekerja sedang merekam dan menyaksikan KKB yang sedang memperingati Hari Ulang Tahun Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang jatuh pada 1 Desember.
TNI dan Polri langsung diterjunkan untuk mengamankan lokasi tersebut, serta melakukan penyusuran dan mengevakuasi korban tewas di Papua. Setelah satu pekan, ini hasil penyusuran TNI dan Polri:
Jumlah Korban Tewas
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyebut korban pembunuhan di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, sebanyak 20 orang. Rinciannya 19 orang pekerja pembangunan jembatan, 1 lainnya anggota TNI. "Informasi sementara adalah 20 orang. 19 Pekerja dan 1 anggota TNI yang gugur," jelas Tito.
Sehari kemudian, KKB menyerang pos TNI di Distrik Mbua, Papua. Pos tersebut dibangun TNI untuk menjaga pekerja proyek infrastruktur di kawasan Nduga. 1 Anggota TNI tewas dalam peristiwa ini.
Temukan Korban Tewas di Puncak Tabo
Pascakejadian penyerangan pekerja di Nduga, personel TNI dan Polri diterjunkan menyisir lokasi. Wakapendam XVII/Cendrawasih Letkol Inf. Dax Sianturi, pada Rabu (5/12) lalu mengatakan aparat telah menemukan 15 orang meninggal dunia di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. "15 orang ditemukan meninggal dunia di area puncak Tabo," ucap Dax Sianturi.
Sebelumnya Kapendam Cendrawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi mengatakan, satu jenazah tersebut ditemukan sekitar pukul 13.00 WIT Minggu (9/12) di sekitar lokasi pembantaian. Menurutnya, jenazah tersebut berjenis kelamin pria. Memiliki ciri umum berambut panjang dan memakai celana panjang warna putih.
Ada Korban Selamat Dievakuasi
Dalam penyisiran, aparat TNI dan Polri juga menemukan korban selamat. Wakapendam XVII/Cendrawasih Letkol Inf. Dax Sianturi, mengatakan terdapat 8 orang yang berhasil dievakuasi. 8 Orang tersebut sudah ditemukan sejak Selasa 5 Desember 2018 kemarin. Namun, karena keterbatasan alat komunikasi, sehingga laporannya tak lengkap.
"Informasi yang kami terima ke-8 orang ditemukan kemarin 5 Desember 2018. Namun, baru bisa dilaporkan pagi ini karena keterbatasan kemampuan alat komunikasi," ucap Dax.
Temukan 3 Warga Selamat di Distrik Yigi
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal mengungkapkan, pukul 09.00 Wit, informasi dari Pos Yigi bahwa Minggu 9 Desember telah diamankan tiga pekerja balai desa di Distrik Yigi. Mereka adalah Petrus Tondi (42), Toding Allo (20) dan Saputra (26).
"Untuk kondisi ketiga pekerja tersebut sehat dan sementara masih berada di Pos Yigi," katanya.
Kamal mengatakan, untuk tiga korban selamat masih dilakukan koordinasi apakah akan dievakuasi ke Timika atau Wamena. "Namun tiga korban selamat tersebut bukan karyawan PT. Istaka Karya," katanya.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
TNI Ungkap Peran 13 Prajurit Tersangka Penganiayaan Anggota KKB di Papua
Baca SelengkapnyaTNI AD telah menyiapkan antisipasi pengamanan khususnya di kawasan Papua
Baca Selengkapnya"Komandan wilayah Polda Papua Barat dan TNI telah bertemu untuk komunikasi dan menyelesaikan persoalan tersebut dengan baik,"
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Seperti diketahui, teror KKB tak pernah berhenti. Tak hanya menyasar personel Polri dan prajurit TNI yang bertugas. Mereka juga melukai warga sipil.
Baca SelengkapnyaAlmarhum akan diterbangkan ke Padang hari ini pada pukul 12.45 WIT dan diperkirakan tiba di BIM Padang Pariaman pada pukul 19.15 WIB.
Baca SelengkapnyaJelang hari pencoblosan Pemilu 2024, TNI AD menyiapkan sejumlah rangkaian antisipasi pengamanan
Baca SelengkapnyaKPU mengakui, sejumlah provinsi di Papua belum terjadwal untuk diplenokan dalam rapat rekapitulasi hasil Pemilu 2024 tingkat nasional.
Baca SelengkapnyaDikarenakan mereka adalah suatu organisasi yang menyatakan dirinya tentara /combatan.
Baca SelengkapnyaPenyerangan OPM tersebut dilancarkan seiring dengan niat OPM mengganggu keamanan wilayah Papua.
Baca Selengkapnya