Ini tujuan Pemprov NTB luncurkan Sekolah Perjumpaan
Merdeka.com - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH M Zainul Majdi meluncurkan program Sekolah Perjumpaan dalam acara dialog kebangsaan bersama Pengurus Besar Nahdatul Wathan (PB-NW) dan sejumlah tokoh agama lainnya.
Pria yang akrab disapa TGB ini mengungkapkan alasan diluncurkannya program itu ialah untuk mempelopori gagasan merekatkan anak bangsa, memperkuat NKRI dan kebersamaan membangun bangsa.
Husni Muadz, memaparkan Sekolah Perjumpaan hakekatnya adalah memperkuat titik temu relasi sosial.
"Kita hidup di NTB biasanya berkelompok kelompok. Ada yang berkelompok menurut keyakinan, suku, asal daerah, keturunan dan lain sebagainya. Demikian juga pergaulan di sekolah-sekolah, bahkan ditiap-tiap kelas, anak-anak kita seringkali bergaul dengan membuat kelompok-kelompok yang ekslusif."
"Misalnya berdasarkan sesama orang kaya, sesama agama, sesama suku dan perbedaan-perbedaan lainnya. Mengapa berkelompok, kata alhi filsafat itu, karena ada perbedaan. Tetapi diantara perbedaan itu, sesungguhnya terdapat kesamaan," katanya.
Kesamaan itu adalah titik temu kemanusiaan. Ia menegaskan inilah yang mempersatukan. Perjumpaan itu sesungguhnya adalah untuk merawat titik temu atau kesamaan. Manusia dalam persepektif kedalaman, menurut dia, memiliki nilai-nilai moral kemanusiaan, juga terdapat sifat-sifat mahluk hewani dan nilai-nilai materi.
Dalam interaksi sosial, seringkali penghargaan terhadap sesama menjadi berkurang karena lebih menonjolkan nilai materi. Ia menjelaskan institusi titik temu kemanusiaan adalah perjumpaan. Oleh karenanya, dalam interaksi sosial terdapat 3 (tiga) hal yaitu, perjumpaan, keadaan hati dan berbahasa.
Menurutnya, ada dimensi kebahasaan yang perlu diperhatikan, pada setiap perjumpaan sehingga melahirkan keadaan hati yang baik. Ada dua dimensi yang terjadi dalam setiap perjumpaan,yakni; positif dan negatif. Karena berbahasa dan perjumpaan tidak bisa dihindarkan, maka perlu dibangun semangat saling menghormati, kejujuran, toleransi, saling mengingatkan dan saling berterima. Bahasa menunjukkan nilai nilai moral seseorang.
"Bahkan juga mencerminkan keadaan hati, perasaan, pikiran, kebahagiaan dan niat. Tujuan berbahasa tadi adalah membangun hubungan saling berterima, saling menghargai dan menghormati satu sama lain," jelasnya.
Karenanya diperlukan praktek bersama untuk berbahasa yang baik. Diperlukan gerakan pembelajaran moralitas dalam berbahasa sebagai wujud pembangunan nilai nilai moral, paparnya. Fungsi perjumpaan adalah sebagai katalis menciptakan hubungan yang saling berterima.
Kegiatan tersebut kemudian dilanjutkan dengan sesi dialog. Salah seorang tokoh masyarakat yang hadir pada acara tersebut menyampaikan ide sekolah perjumpaan dinilainya menginspirasi. Namun, menurutnya sekolah perjumpaan tersebut perlu dikonkretkan seperti apa bentuknya, kapan mulai dibentuk dan siapa yang terlibat.
Kemudian, Judi Irawan dari SMU-K menyarankan agar dibentuk kelompok-kelompok belajar atau forum diskusi lintas agama. Hal ini menurutnya perlu dilakukan untuk menumbuhkan saling pengertian, saling menghormati di antara pelajar dan pemuda.
Menanggapi pertanyaan dan saran tersebut, Kepala Badan Kesbangpoldagri menyampaikan bentuk konkrit sekolah perjumpaan tersebut adalah kemah kebangsaan. Di kemah ini pelajar dan pemuda dari berbagai kultur dikumpulkan dalam suatu kemah bersama, melakukan kegiatan dan berkomunikasi, membicarakan berbagai kegiatan positif. Hal ini akan membangkitkan saling pengertian dan semangat persaudaan.
Danrem 206/WB, Farid Ma’ruf mengapresiasi sekolah perjumpaan tersebut. Ia menyampaikan berterima kasih kepada gubernur TGB karena telah mempelori dan memberi teladalan mewujudkan gerakan merawat semangat kebangsaan ini.
Sementara itu, Kepala BIN NTB, Tarwo Kusnarno menekankan bagaimana semangat saling menghargai satu sama lain, terus digelorakan sebagaimana agama mengajarkan tentang kebaikan.
Husni Muadz, selaku narasumber menanggapi sekolah perjumpaan memiliki makna bahwa di setiap kelas di tiap sekolah harus ada sekolah perjumpaan. Artinya kebiasaan berkelompok di kelas, seperti berkumpul sesama agama, sesama kaya, sesama pintar dan lain harus dihilangkan, termasuk guru-gurunya. Dengan kata lain, sekolah perjumpaan itu memiliki konsep perjumpaan multicultural atau melibatkan individu dengan latar belakang budaya yang berbeda.
Gubernur menjawab sekolah perjumpaan itu konkretnya adalah bagaimana perjumpaan sebagai gerakan, yang berarti semua harus terlibat. Misalnya kemah kebangsaan, semua sekolah membuka diri untuk meramu perjumpaan.
"Ini adalah untuk menggali titik temu. Sedangkan hal yang berkaitan eksklusivitas yang berkaitan dengan agama masing itu adalah menjadi ranah masing masing," ujar TGB.
(mdk/hrs)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Semarakkan HUT ke-78 RI, TNI Adakan Perlombaan untuk Pelajar dan Masyarakat Kenyam Nduga Papua
Aksi TNI adakan acara perlombaan untuk semarakkan HUT ke-78 RI di Papua ini curi perhatian.
Baca SelengkapnyaRatusan TPS di 5 Kabupaten/Kota Bakal Lakukan Pemungutan Suara Susulan
Pemungutan suara susulan salah satunya karena musibah banjir.
Baca SelengkapnyaPesan Tegas Jenderal TNI ke Prajurit Jelang Pemilu 2024
Kasad meminta jika ada prajurit yang tidak netral untuk segera melaporkan ke institusi TNI.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perwira TNI Penganiaya Anak Pejabat di Purwokerto Dijatuhi Hukuman Disiplin, Ini Sanksinya
Perwira TNI berinisial AP yang terlibat penganiayaan anak pejabat Pangkalpinang di Purwokerto, telah dijatuhi sanksi berat.
Baca SelengkapnyaPersiapan yang Harus Dilakukan saat Mengajak Anak Melakukan Perjalanan Jauh ketika Mudik
Bagi orangtua yang ingin mengajak anaknya melakukan perjalanan mudik secara cukup jauh, terdapat sejumlah hal yang harus diperhatikan.
Baca SelengkapnyaCak Imin Janjikan Pesantren Hingga Sekolah Bebas PBB
Pemerintah diminta menjadikan guru ngaji sebagai prioritas negara.
Baca SelengkapnyaBertemu KPU, Gerakan Nurani Bangsa Bahas Netralitas Pemilu 2024
Pertemuan tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan antara lain membahas masalah netralitas pemilu 2024
Baca SelengkapnyaPenampakan Rumah Berumur 206 Tahun di Rembang, Sudut-Sudut Ruangannya Bikin Penasaran
Siapa sangka, kediaman tersebut sarat benda-benda unik nan antik.
Baca SelengkapnyaTPS di Pekanbaru Pakai Konsep Pesta Pernikahan, Petugas Berbusana Kondangan
Di lokasi terdapat pelaminan dan tempat duduk pengantin juga tenda yang dihias sedemikian rupa.
Baca Selengkapnya