Merdeka.com - Tomo (43), tukang kebun sekolah tidak menyangka aksi pencabulannya terhadap NBN (8) siswi kelas II tempatnya bekerja, akan berurusan dengan polisi. Warga Jalan Pangeran Ayin, RT 04, RW 01, Kelurahan Sako Baru, Kecamatan Sako, Palembang, itu sudah melayangkan ancaman agar korban tak menceritakan kejadian itu.

Tersangka Tomo mengaku khilaf atas peristiwa itu. Meski demikian, dia siap bertanggungjawab kelakuannya.

"Saya menyesal pak, waktu itu saya khilaf," ungkap tersangka Tomo di Mapolresta Palembang, Senin (27/4).

Tersangka menuturkan, perbuatan itu bermula saat dia membersihkan halaman belakang sekolah. Lalu dia melihat korban masuk kelas seorang diri pagi-pagi. Tanpa direncanakan, tersangka mengintip dan akhirnya masuk ke kelas dari pintu depan.

"Saya lihat dia (korban) masuk kelas, saya masuk juga, memang waktu itu belum ada murid yang datang," ujarnya.

Kehadiran tersangka di dalam kelas membuat korban kaget. Apalagi, tersangka mendekatinya. Secara spontan, tersangka menyuruh korban berdiri di atas bangku. Dengan paksa, tersangka melorotkan rok korban dan melakukan oral seks di kemaluan korban.

"Tidak sampai saya gituin (perkosa) pak, cuma saya pegang dan ciumi saja (kemaluan) dia," kata dia.

Puas melakukan itu, tersangka menyuruh korban pergi dengan ancaman agar tidak menceritakan peristiwa itu kepada siapapun.

"Tapi dia cerita sama neneknya. Saya dapat kabar dilaporkan ke polisi waktu baca koran," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Tomo ditangkap di rumahnya, Senin (27/4) pukul 11.00 WIB menindaklanjuti laporan NBN (8), siswi kelas II MI swasta di kawasan Sako Palembang yang mengaku sudah dicabulinya, Kamis (23/4) lalu.