Ini kata JK soal MCA Family ingin buat opini pemerintah gagal kelola negara
Merdeka.com - Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipid Siber) Bareskrim Polri menangkap tujuh orang di balik pembuatan atau penyebaran berita bohong atau hoaks. Tujuh orang ini merupakan jaringan dari Muslim Cyber Army (MCA) Family.
Diduga penyebaran berita hoaks yang dilakukan MCA bermotif politis. Terkait persoalan ini, Wakil Presiden Jusuf Kalla enggan berkomentar.
"Tanya Kapolri saja. Saya belum tahu," ujarnya ditemui di Gedung MUI, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (6/3).
Ia pun tak mau menduga-duga siapa aktor di balik MCA Family ini. Apakah ada kepentingan politis atau tidak. Terlebih, polisi menyebutkan MCA Family 'bergerak' untuk menciptakan opini bahwa pemerintah gagal dalam mengelola negara.
"Mana saya tahu," kata dia.
Motif yang menengarai penyebaran berita hoaks oleh MCA Family harus menunggu hasil penyidikan polisi. JK pun tak mau menduga-duga ada upaya dari para sindikat MCA membuat gaduh bangsa Indonesia menjelang tahun politik 2019.
"Kita tidak tahu, nanti tunggu penyidikan oleh Kapolri," ujarnya.
Salah satu berita hoaks yang diduga diproduksi dan disebarkan MCA Family ialah penganiayaan ulama di berbagai daerah yang banyak viral belakangan ini. Penganiayaan ulama ini kemudian dikaitkan dengan isu kebangkitan PKI.
Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Nusantara, Irjen Pol Gatot Eddy Pramono mengatakan motif MCA Family melakukan perbuatan tersebut adalah politik. Hal itu ia sampaikan karena saat ini di Indonesia sedang memasuki tahun politik hingga 2019 mendatang.
"Dari penelusuran kami, pendalaman peristiwa yang terjadi baik di media sosial, kita lihat motifnya lebih besar pada motif politik. Apalagi sekarang tahun politik," katanya di Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (5/3).
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
JK menilai seorang pemimpin harus tenang, baik, sopan dan tidak emosional
Baca SelengkapnyaBKN terus mengimbau seluruh pegawai ASN untuk berhati-hati di tahun politik, karena banyak hal yang dapat menyebabkan pegawai ASN terlibat politik praktis.
Baca SelengkapnyaBegini momen akrab politikus anak eks jenderal peraih Adhi Makayasa makan bakmi jawa bareng keluarga di pinggir jalan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Demokrasi tidak berjalan sesuai yang diharapkan dan didambakan oleh rakyat.
Baca SelengkapnyaAnak tokoh nasional dianggap 'akrab' dengan Megawati sejak usia 5 tahun sampai sukses menjadi kepala daerah. Siapa sosok yang dimaksud?
Baca SelengkapnyaKetiga orang ini dipilih secara aklamasi oleh seluruh hakim konstitusi.
Baca SelengkapnyaBEM KM UGM telah membuat kajian setebal 300 halaman yang berisikan isu-isu komprehensif.
Baca SelengkapnyaSukma atau akrab disapa Ujang, merupakan putra seorang polisi berpangkat Peltu
Baca Selengkapnya