Merdeka.com - Tim Pengawas (Timwas) Century DPR menduga ada keterlibatan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dalam kasus korupsi dana talangan Bank Century yang merugikan negara hingga Rp 6,7 triliun.

Hal tersebut didasari atas temuan Mabes Polri dalam penyelidikan kasus reksadana bodong PT Antaboga Delta Sekuritas yang mengalir ke PT Graha Nusa Utama yang diakuisisi PT Ancora Capital milik Gita sejak tahun 2010 lalu.

Anggota timwas Century Hendrawan Supratikno menjelaskan, 55 persen saham PT Graha Nusa Utama itu dibeli oleh PT Ancora Capital. Padahal, lanjut Hendrawan, PT Graha Nusa Utama ini sudah jelas bermasalah.

"Nah kelompoknya Gita Wirjawan ini mengakuisisi tahun 2010. Artinya setelah skandal Century berlalu. Tapi pertanyaan kita, ketika melakukan pembelian saham itu apakah Ancora Capital ini melakukan penelaahan secara serius atau tidak. Ini harus diteliti," jelas Hendrawan di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (13/12).

Sebab, timwas beranggapan bahwa PT Graha Nusa Utama adalah perusahaan boneka yang didirikan oleh mantan Direktur Utama Bank Century Robert Tantular untuk menyalurkan dan menyembunyikan semua aset baik yang diperoleh dari Bank Century ataupun melalui kredit fiktif serta Antaboga Delta Sekuritas Indonesia.

"Jadi kepolisian yang akan mengembangkan, dan TK (Totok Kuncoro) ini sohibnya Robert Tantular (RT). Nah, menurut saya perusahaan GNU ini adalah perusahaan boneka yang sengaja dibikin oleh RT dan kroni-kroninya," imbuhnya.

Sehingga Hendrawan menduga ada skenario besar antara PT Graha Nusa Utama dengan PT Ancora Capital milik Gita Wirjawan.

"Persoalannya kenapa dia (Gita Wirjawan) mengakuisisi perusahaan yang tidak ada apa-apanya, perusahaan hanya dijadikan pencucian uang," tanya dia.

Lebih jauh dia menerangkan, Totok Kuncoro sendiri telah dijadikan tersangka oleh Mabes Polri terkait kasus manipulasi penjualan aset berupa 44 tanah kavling bodong di Gading Villa di kelapa gading yang dijaminkan untuk kredit di Bank Century atas nama PT Tirta Mas Nusa Surya.

"Nanti pada saat berikutnya kami akan fokus ke kepolisian, fokusnya pada yayasan fatmawati, Graha Nusa Utama dan perusahan terkait. Karena ada Iwan Sarwono. Dia itu sebagai notaris yang menerima sekian puluh milyar dari akta notaris kavling bodong tersebut," terang dia.

Politisi asal PDI Perjuangan ini juga berencana memanggil Gita untuk menjelaskan persoalan ini. "Nanti setelah reses kita panggil," pungkasnya.