Merdeka.com - Sejumlah lembaga memprediksi Selat Sunda berpotensi mengalami gempa bumi besar atau megathrust hingga magnitudo 8,7. Prediksi ini berdasarkan pemodelan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta Institut Teknologi Bandung (ITB).
Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyebut, ada beberapa wilayah yang akan terdampak jika gempa megathrust terjadi di Selat Sunda. Di antaranya Lampung, Banten, Jakarta, dan Jawa Barat.
Intensitas guncangan pada daerah tersebut bisa mencapai VII hingga VIII MMI (Modified Mercalli Intensity). Skala VII MMI menunjukkan, gempa terasa sehingga setiap orang keluar rumah. Terjadi kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik.
Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik, terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Getaran juga akan dirasakan oleh orang yang naik kendaraan.
Skala VIII MMI artinya, terjadi kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Kemudian retak-retak pada bangunan dengan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, bahkan air menjadi keruh.
"Itu kerusakannya sedang sampai berat. Termasuk juga Jakarta, apalagi tanah Jakarta lunak itu mengamplifikasi ground motion (meradiasikan guncangan) sehingga kerusakan lebih parah," jelas Daryono dalam diskusi virtual, Sabtu (22/1).
Selain gempa, BMKG juga membuat pemodelan tsunami. Berdasarkan pemodelan tersebut, Selat Sunda, Jawa Barat, Banten, dan Selatan Lamongan berpotensi tsunami sekitar 15 meter sampai 20 meter.
"Bahkan bisa menyusup Selat Sunda, memutar sampai ke utara Jakarta. Tapi di sana pemodelan kita hanya setengah meter saja. Yang penting tidak terjadi saat pasang purnama. Sehingga kalau terjadi tsunami pada pasang purnama, tsunami bisa lebih tinggi lagi," paparnya.
Menurut Daryono, pemodelan gempa dan tsunami ini dibuat sebagai dasar mitigasi pemerintah daerah dalam melakukan tata ruang. Melalui pemodelan ini, sudah tercatat wilayah dengan risiko bahaya tinggi dan daerah aman dari bencana.
Dia berharap, pemerintah daerah merujuk pada pemodelan gempa dan tsunami dalam menata pemukiman penduduk, membuat jalur evakuasi, hingga menyediakan lokasi evakuasi.
"Itu harus berdasarkan modeling ini. Karena (pemodelan) itu mencerminkan terjadi, itulah gambarannya. Sehingga kita bisa memperkecil risiko dengan acuan-acuan ini," kata dia. [rnd]
Baca juga:
BMKG Catat Sembilan Kali Gempa Susulan Guncang Melonguane Sulawesi Utara
BMKG Sebut Jumlah Gempa Periode Januari 2022 Melebihi Rata-rata
Gempa Bumi M 6,1 Guncang Melonguane Sulawesi Utara
Update BPBD Pandeglang: 2.556 Rumah Rusak Akibat Gempa
Lokasi Ibu Kota Baru Terletak di Garis Patahan, Rawan Gempa?
Pandeglang Masuk Zona Merah Gempa, Pemerintah Buka Opsi Relokasi Warga
Advertisement
Pencarian Hari Keempat Difokuskan Area Dua Pintu Air Lokasi Terakhir Eril Terlihat
Sekitar 38 Menit yang laluHendak Ditangkap, Pencuri Kelapa Sawit Coba Rampas Pistol Polisi
Sekitar 1 Jam yang laluBMKG Prakirakan Cuaca di Jakarta Hari Ini Cerah Berawan
Sekitar 1 Jam yang laluDetik-Detik Sebelum Anak Ridwan Kamil Hilang Terseret Arus Sungai Aare
Sekitar 2 Jam yang laluReaksi Megawati Lihat Banyak Tokoh Ingin Jadi Capres di 2024
Sekitar 3 Jam yang laluData Seputar Gagal Jantung: Penyakit Nomor Satu di Indonesia
Sekitar 4 Jam yang laluMelawan saat Ditangkap, Pencuri Sawit di Kalbar Coba Rebut Senjata Polisi
Sekitar 6 Jam yang laluMau 'Tabayyun' Kabar Kekasihnya Digoda, AZ Malah Babak Belur Dikeroyok Pelaku
Sekitar 6 Jam yang laluPria di Pidie Menyusup ke Bus Rombongan Pengantin Usai Bunuh Tukang Rujak
Sekitar 7 Jam yang laluPengedar Narkoba Tewas saat Ditangkap, Polisi: Kepalanya Terbentur Lantai
Sekitar 8 Jam yang laluHampir Sepekan, Kebakaran 13 Hektare Lahan Gambut di Nagan Raya Belum Padam
Sekitar 9 Jam yang laluBelum Vaksin Booster, Calon Jamaah Haji Asal Papua Gagal Berangkat ke Mekah
Sekitar 9 Jam yang laluIni Pengarahan Gubernur Ganjar Kepada Pejabat Penting di Pemkab Banjarnegara
Sekitar 10 Jam yang laluMenantu Bupati Jadi Calon Tunggal Ketua Partai Demokrat Jember
Sekitar 10 Jam yang laluBicara Reshuffle, Sekjen PDIP Sindir Minyak Goreng Langka & Ekonomi Lambat
Sekitar 14 Jam yang laluAnggota DPR Pertanyakan Rencana Menko Luhut Audit Lahan dan Konsesi Sawit
Sekitar 14 Jam yang laluKejagung Targetkan Berkas Kasus Mafia Minyak Goreng Rampung Bulan Depan
Sekitar 19 Jam yang laluKasad Perintahkan Seluruh Pangdam Pantau Ketersediaan dan Harga Minyak Goreng
Sekitar 22 Jam yang laluJokowi: Inflasi Terkendali Karena Pemerintah Tahan Harga BBM dan Listrik
Sekitar 4 Hari yang laluJokowi: Harga BBM di Singapura Rp32.400 per Liter, Kita Pertalite Masih Rp7.650
Sekitar 4 Hari yang laluJokowi Soal Harga BBM: Subsidi APBN Gede Sekali, Tahan Sampai Kapan?
Sekitar 1 Minggu yang laluDemo di Patung Kuda, Buruh dan Mahasiswa Bawa Empat Tuntutan Ini
Sekitar 1 Minggu yang laluPresiden Ukraina Peringatkan Dunia Terancam Krisis Pangan karena Perang
Sekitar 1 Hari yang laluMantan Tentara AL Korsel Mengaku Ikut Berperang di Ukraina dan Ingin Balik Lagi
Sekitar 1 Hari yang laluAS Siap Kirimkan Roket Jarak Jauh ke Ukraina yang Bisa Jangkau Wilayah Rusia
Sekitar 1 Hari yang laluAfrika Disebut Turut Jadi Korban Perang Rusia-Ukraina
Sekitar 2 Hari yang laluData Covid Hari Ini 28 Mei 2022: Kasus Positif Bertambah 279, Kematian 8 Orang
Sekitar 12 Jam yang laluTiga Jurus Bank Indonesia Bangkitkan UMKM Pasca Pandemi Covid-19
Sekitar 18 Jam yang laluPPKM Level 1 DKI, Tempat Hiburan Malam Kapasitas 100 Persen, Tutup Pukul 2 Pagi
Sekitar 1 Hari yang laluTurun 50 Persen, Santunan Kecelakaan Jasa Raharja Capai Rp44 M di Musim Mudik Lebaran
Sekitar 3 Hari yang laluEvaluasi Mudik Lebaran, Jokowi Minta Rekayasa Lalu Lintas Diperbaiki
Sekitar 3 Hari yang laluPer 10 Mei, KAI Tolak Berangkatkan 707 Penumpang Terkait Covid-19
Sekitar 2 Minggu yang laluFrekuensi Belanja Masyarakat Meningkat Tajam di Ramadan 2022
Sekitar 2 Minggu yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami