Indonesia kejar tenggat waktu MDG\'s
Merdeka.com - Batas akhir penyesuaian negara-negara di dunia untuk memenuhi persyaratan Millenium Development Growths (MDG's) masih tiga tahun lagi. Dengan rentang waktu itu, Indonesia merasa optimis dapat memenuhi beberapa kekurangan yang masih belum tercapai demi menuntaskan persyaratan yang ditentukan PBB.
"Upaya Indonesia untuk memenuhi sasaran MDG's sekaligus sasaran dunia agar bangsa-bangsa dunia bisa tingkatkan kesehatannya akan jatuh tempo pada 2015. Masih ada waktu tiga tahun untuk memastikan sasaran itu dicapai," ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) usai sidang kabinet terbatas di kantor Kementerian Kesehatan, Rabu (1/8).
"Indonesia yakin sasaran-sasaran itu bisa dicapai. Kalau masih ada kekurangan, kita punya waktu tiga tahun untuk perbaikinya. Dengan kebijakan khusus, anggaran khusus. Bukan hanya global tetapi kita juga punya sasaran sendiri untuk dicapai," lanjutnya.
Menurut SBY, Indonesia sudah berhasil mengendalikan masalah-masalah kesehatan, diantaranya penyakit menular seperti Tubercolosis. Atas upaya itu, pemerintah mendapatkan ucapan terima kasih dari Sekjen PBB Ban Ki-Moon atas keberhasilan tersebut.
"PBB sudah mengirimkan surat kepada kita, dalam suratnya, mereka mengucapkan terima kasih atas upaya keras kita karena hasilnya nyata. Ini kita tingkatkan terus sampai batas aman," tandasnya.
Tak hanya itu, kasus gizi buruk juga menjadi perhatian pemerintah dalam menuntaskan masalah kesehatan di masyarakat. SBY mencatat, kasus gizi buruk tidak hanya terjadi di daerah dengan pendapatan rendah, tapi daerah pendapatan tinggi juga kerap terjadi.
Presiden meyakini, kasus itu dapat terjadi karena kurangnya pemahaman masyarakat tentang masalah kesehatan atau menu makanan bergizi. Di samping itu, upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita serta ibu saat melahirkan turut menjadi program pemerintah.
"Daerah yang kasus gizi kurang tidak selalu ekonomi daerah itu kurang, masalah kurang bimbingan, saya minta jajaran kementerian kesehatan dan upaya daerah itu agar putra putri kita mendapat asupan gizi cukup. Termasuk menurunnya angka kematian bayi dan balita untuk terus tingkatkan prestasi dalam mengurangi angka kematian bayi dan balita dengan semangat sama tinggi untuk kurangi angka kematian ibu saat melahirkan," pungkasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani Ingatkan Perjalanan Indonesia Jadi Negara Maju Tidak Mudah, Ini Alasannya
Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai menuju target tersebut bukan perkara gampang.
Baca SelengkapnyaIndonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaJokowi Lepas Bantuan Kemanusiaan Senilai Rp30 Miliar untuk Gaza dan Sudan
Bantuan ini akan diantar langsung ke Mesir dan sudah didelegasikan kepada Kepala BNPB, seluruh unsur kementerian, lembaga maupun mitra pemerintah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jelang Lebaran, Pemerintah Impor 22.500 Ton Beras dari Kamboja
Impor beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H.
Baca SelengkapnyaBBM Indonesia Selama Ini Tenyata Bergantung ke Singapura, Padahal Tak Punya Ladangan Migas
Selain negara di Afrika, pemerintah juga menjajaki peluang impor minyak dari negara di kawasan Amerika Latin.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi Diseret Dalam Sidang Sengketa Pilpres, Istana Minta Pembuktian Tuduhan di MK
Pihak Istana masih menunggu pembuktian atas tuduhan yang disampaikan persidangan.
Baca SelengkapnyaMenteri LHK Beberkan Kemajuan Indonesia Atasi Perubahan Iklim
Indonesia lebih awal menginisasi beberapa aksi pengendalian perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaJokowi: Negara Lain Tidak Ada Bantuan Pangan Beras Seperti Indonesia
Nantinya masing-masing keluarga mendapat 10 kg beras per bulan.
Baca SelengkapnyaCerita Tom Lembong Disemprot Jokowi saat Rapat Kabinet: Peringkat Investasi Naik Malah Dimarahi sama Presiden
Tom Lembong pernah dipilih oleh Presiden Jokowi untuk menjabat Menteri Perdagangan Republik Indonesia periode 2015 - 2016.
Baca Selengkapnya