Ilyas Karim, korban gusuran ngaku pengibar bendera pusaka
Merdeka.com - Pemprov DKI Jakarta menertibkan hunian semi permanen di Jalan Rawajati, Jakarta Selatan pekan lalu. Kebijakan itu membuat sekitar 50 kepala keluarga kehilangan tempat tinggal.
Termasuk seorang pria bernama Ilyas Karim (88) bersama istrinya yang sudah menetap di sana puluhan tahun. Ilyas merasa kebijakan itu tak adil apalagi buat veteran seperti dirinya. Ilyas mengaku sebagai veteran. Dia juga mengklaim jadi tim pengibar bendara pusaka untuk pertama kalinya, tepatnya 17 Agustus 1945.
Sebagai veteran 45, dia merasa telah diperlakukan tak manusiawi oleh Pemprov DKI Jakarta. Padahal, dia mengisahkan, turut menjadi bagian saksi kemerdekaan Republik Indonesia.
"Saya dulu pejuang Siliwangi. Ke mana-mana ikut perang. Kongo, Vietnam, Rengasdengklok, saya ikut. Pengibar bendera di rumah Soekarno tahun 45," katanya ketika ditemui di Musala Al Yaqin, Rawajati, usai penggusuran.
Dia mengaku sudah dua kali menjadi korban gusuran. Dulu, sekitar tahun 1983, rumahnya di kawasan Lapangan Banteng juga digusur pemerintahan saat itu.
Merasa cukup lama tinggal di Rawajati, Ilyas sangat yakin berhak atas tanah yang dia tinggali.
"Rumah pakai PBB, KTP, KK sudah 11 tahun bayar PBB. Kalau pakai PBB kan bukan rumah liar berarti," ucapnya geram dengan tudingan rumah di Rawajati bangunan ilegal.
"Selaku pejuang saya kecewa. Dulu saya berjuang untuk rakyat, sekarang yang makmur pejabat. Dulu pejabat bapak rakyat, sekarang bapak laknat," sambungnya.
Menurutnya, pejabat pemerintahan saat ini sangat tidak memedulikan suara rakyat. Berbeda dengan Presiden Soekarno.
"Sekarang (pejabat) pemerintah mencari bagusnya saja, hanya pintar bicara, rakyat melarat dan kelaparan namun seperti tak peduli. Jangankan bantuan, menengok ke lokasi sini pun tidak pernah. Pemerintah sekarang tidak seperti sosok Bung Karno yang memang sangat peduli terhadap nasib rakyatnya," ujar Ilyas.
Pengakuan Ilyas sebagai veteran langsung ditindaklanjuti Pemprov DKI. Meski pun sebelumnya sudah dijanjikan mendapat santunan, Pemprov DKI mengecek apakah Ilyas benar pernah menjadi salah satu tim pengibar bendera pusaka di tanggal 17 Agustus 1945.
Ternyata, Ilyas bukanlah pengibar bendera seperti yang diakuinya. Hal itu dipastikan Wakil Gubernur DKI Jakarya, Djarot Saiful Hidayat.
"Enggak bener (Ilyas) pengibar bendera. Itu tanyakan ke Walkot Jaksel dan sudah ada bukti terutama dari Dinas sejarah AD bahwa yang mengibar bendera itu ada dua. Jangan dong untuk pembelokan sejarah," kata Djarot.
"Bagaimanapun Pak Latief Hendraningrat dan Suhud Sastro Martokusumo punya keturunan. Kalau beliau (Ilyas) pejuang mungkin, tapi kalau pengibar bendera jangan. Bahkan Pak Latief pun sebelum meninggal bercerita," katanya menambahkan.
Djarot malah mencurigai maksud Ilyas mengaku demikian. Apalagi, lanjut Djarot, info yang dia dapat, Ilyas pernah mendapatkan unit di apartemen Kalibata City.
"Saya juga denger katanya dia (Ilyas) pernah dapet apartemen dan dijual, nah maunya apa?" tutup Djarot.
Sepekan setelah penertiban berlalu, Ilyas rupanya yang tak ditemui di antara warga Rawajati yang masih bertahan di tenda. Selentingan kabar, Ilyas dibawa anak-anaknya. Namun warga tidak mengetahui pasti karena Ilyas tak berpamitan.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beras Bulog Ditempel Stiker Prabowo-Gibran, Cak Imin: Memalukan Tak Punya Etika
Beras Bulog Ditempel Stiker Prabowo-Gibran, Cak Imin: Memalukan Tak Punya Etika
Baca SelengkapnyaIstri Kabur ke Rumah Orangtua Usai Cekcok, Menantu Bunuh Mertua
Nyawanya tak tertolong karena kehabisan banyak darah akibat tusukan pisau yang dilayangkan mertuanya.
Baca SelengkapnyaBawaslu Telusuri Sekda Takalar Kampanyekan Gibran
Hasbi yang diduga mengampanyekan Cawapres nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cak Imin: Gus Dur Mendidik Saya Hingga Jadi Cawapres
Isu pengkhianatan kepada Gus Dur muncul setiap lima tahun, saat pemilu.
Baca SelengkapnyaHeboh Pejabat Batubara Arahkan Kades Dukung Prabowo-Gibran, Ini Kata Istana
Istana memastikan Mendagri tak akan tinggal diam bila pejabat Batubara terbukti minta kepala desa menangkan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaJawaban Cak Imin soal Lawan Berat di Debat Cawapres
Cak Imin mengaku deg degan setiap kali ditanyain perkara debat cawapres.
Baca SelengkapnyaCak Imin Curhat: Ada Kawan Saya 'Dibeli' Paslon Lain Sampai Lupa Punya Teman Bernama Muhaimin
Cak Imin mengatakan, temannya beralih dukungan ke pihak lain lantaran telah diiming-imingi sesuatu.
Baca Selengkapnya4 Sekeluarga Tewas Diduga Dirampok di Musi Banyuasin, Rumah Korban Jauh dari Permukiman
Korban HR merupakan pedagang ponsel keliling. Dia tinggal bersama tiga korban lain, yakni ibunya dan dua anaknya sejak bercerai dengan istrinya dua tahun lalu.
Baca Selengkapnya