Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

IDI Minta Pemerintah Buat Regulasi Fasilitas Kesehatan Khusus Covid-19

IDI Minta Pemerintah Buat Regulasi Fasilitas Kesehatan Khusus Covid-19 RSPI Sulianti Saroso. ©2020 Merdeka.com/Imam Buhori

Merdeka.com - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mendorong pemerintah untuk membuat regulasi yang mengatur fasilitas kesehatan khusus penanganan Covid-19. Fasilitas kesehatan yang dimaksud bukan hanya rumah sakit melainkan klinik, praktik dokter harian hingga puskesmas.

Regulasi ini diyakini bisa meminimalisasi kontak langsung antara pasien Covid-10 dengan tenaga medis atau fasilitas kesehatan.

"Sistem, alur yang harus dibuat untuk terkonsentrasi, terstruktur mana yang melayani Covid-19, mana yang tidak. Jadi ada namanya faskes atau rumah sakit yang Covid-19 atau non Covid-19," kata Wakil Ketua Umum Pengurus Besar IDI, Mohammad Adib Khumaidi saat dihubungi merdeka.com, Selasa (7/4).

Saat ini, kata Adib, nyaris semua fasilitas kesehatan baik klinik, praktik dokter harian, puskesmas hingga rumah sakit non rujukan melayani pasien Covid-19. Padahal, mereka tidak dilengkapi dengan alat pelindung diri yang memadai. Akibatnya banyak tenaga medis meninggal dunia karena terjangkit Covid-19.

"Karena kalau sekarang itu dicampur semuanya maka kontak pun akan semakin besar. Kontak itu baik antara pasien pada saat dia di faskes, kontak dengan dokternya, dokter terkontak juga ke dokter lain, kemudian bisa menularkan ke pasien lain. Dan itu yang terjadi," ucap dia.

Bila pemerintah membuat alur yang jelas soal fasilitas kesehatan, maka masyarakat yang mengalami gejala terpapar Covid-19 bisa langsung diarahkan ke fasilitas terkait.

Selain mengatur mengenai fasilitas kesehatan, regulasi tersebut perlu mengatur soal konsultasi online.

"Aplikasi konsultasi online bisa dilakukan oleh masyarakat untuk bertanya. Kalau memang dia harus ke rumah sakit ya baru nanti diarahkan oleh dokter di konsultasi online itu. Tidak semuanya harus berbondong-bondong datang ke fasilitas kesehatan," ujarnya.

Masyarakat Harus Jujur Bila Alami Gejala

IDI juga meminta masyarakat untuk menyampaikan secara jujur kepada tenaga medis di fasilitas kesehatan bila mengalami gejala Covid-19. Terutama bagi mereka yang memiliki riwayat perjalanan ke daerah zona merah atau pernah kontak dengan pasien positif Covid-19.

Ia melanjutkan, selama ini beberapa tenaga medis meninggal dunia setelah melayani pasien Covid-19. Tenaga medis tak mengetahui bahwa pasiennya pernah malakukan kontak dengan pasien positif atau memiliki riwayat perjalanan ke daerah yang sudah terpapar virus asal Wuhan, China itu.

"Kalau tidak diberi tahu ya kita sulit untuk meng-anamnesa riwayat penyakitnya. Apalagi kalau masyarakat tidak menyampaikan secara sebenar-benarnya apa kondisinya atau pernah kontak atau pernah dirawat atau ada riwayat perjalanan dari daerah yang terjangkit. Itu penting untuk kemudian masyarakat juga harus menyampaikan sebenarnya ke dokternya," kata Adib mengakhiri.

(mdk/eko)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menuju Indonesia Adil Makmur, Anies Janjikan Akses Kesehatan Berkualitas

Menuju Indonesia Adil Makmur, Anies Janjikan Akses Kesehatan Berkualitas

Peran pemangku kepentingan diperlukan agar tidak menciptakan kebijakan yang saling tumpang tindih.

Baca Selengkapnya
Ini Daftar Fasilitas Negara yang Boleh dan Tak Boleh Dipakai Presiden jika Ikut Kampanye

Ini Daftar Fasilitas Negara yang Boleh dan Tak Boleh Dipakai Presiden jika Ikut Kampanye

Presiden Jokowi mengingatkan, saat berkampanye tidak boleh menggunakan fasilitas negara.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Istighosah di Jawa Timur, Siti Atikoh Bicara Pencegahan Polio

Istighosah di Jawa Timur, Siti Atikoh Bicara Pencegahan Polio

Pemerintah dinilai kecolongan lantaran sibuk dengan pencegahan pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Penjelasan Polisi Soal 9 Petani Digunduli Usai Jadi Tersangka Mengancam Pekerja IKN

Penjelasan Polisi Soal 9 Petani Digunduli Usai Jadi Tersangka Mengancam Pekerja IKN

Tahanan digunduli guna pemeriksaan identitas, badan atau kondisi fisik dan menjaga atau memelihara kesehatan serta mengidentifikasi penyakit.

Baca Selengkapnya
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya