IDI Kritik Wamenkes Dante, Sudah Jadi Pejabat Pungut Biaya Konsultasi Dokter Rp1 Juta
Merdeka.com - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengkritik biaya konsultasi Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono yang mencapai Rp1.320.000.
Dante merupakan dokter spesialis kelenjar atau endokrinologi. Saat ini, Dante berpraktik di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading.
Wakil Ketua Umum PB IDI Slamet Budiarto meminta Dante memberikan contoh kepada dokter di Indonesia untuk tidak memungut biaya konsultasi besar. Sebab, Dante merupakan pejabat negara.
"Sebaiknya Wamenkes sebagai pejabat publik memberi contoh kepada dokter di seluruh Indonesia, untuk melakukan praktik melayani pasien BPJS," kata Slamet kepada merdeka.com, Selasa (28/3).
"Tidak mengejar pasien swasta apalagi dengan biaya konsul yang besar," imbuhnya.
Slamet membandingkan biaya konsultasi Dante dengan dokter spesialis yang melayani pasien BPJS Kesehatan. Mereka hanya memungut biaya maksimal Rp70.000.
"Seorang dokter spesialis yang melayani konsul pasien BPJS hanya mendapat Rp30.000-Rp70.000. Apakah Wamenkes tidak melayani pasien BPJS? Padahal beliau pejabat publik," kata Slamet.
Biaya Konsultasi Dante Terlalu Mahal
Ketua Dokter Indonesia Bersatu (DIB), Eva Sri Diana menilai biaya konsultasi Dante sebesar Rp1.320.000 terlampau mahal.
"Tentu jauh mahal. Bahkan dibanding teman sejawatnya dengan kompetensi sama saja masih jauh," kata Eva.
Aktivis kesehatan ini juga membandingkan biaya konsultasi Dante dengan dokter spesialis endokrinologi lainnya. Menurut Eva, masyarakat bisa melihat biaya konsultasi dokter spesialis endokrinologi lain di website. Misalnya, untuk pasien umum berkisar Rp250.000 hingga Rp600.000.
"Saya sendiri sebagai dokter spesialis di RS swasta menerima fee konsultasi untuk tiap pasein BPJS hanya Rp50.000 pasien, sedangkan fee untuk pasien umum sebesar Rp229.000. Ini belum dipotong pajak," jelas dokter ahli paru ini.
(mdk/tin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
IDI: Perlu Kerja Sama Strategis Mewujudkan Pemerataan Dokter di Indonesia
IDI mengungkapkan tidak seimbangnya rasio dokter umum dan spesialis di Indonesia sangat berdampak terhadap kualitas kesehatan di setiap daerah.
Baca SelengkapnyaIndonesia Darurat Pemenuhan Dokter Spesialis, Apa Penyebabnya?
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 78.400 dokter spesialis.
Baca SelengkapnyaKasus Dugaan Pencabulan Istri Pasien Dinaikkan Penyidikan, Dokter MY Bakal Jadi Tersangka?
Cukup banyak alat bukti yang telah dikantongi penyidik, baik didapat dari TKP maupun serahan dari pelapor.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perjuangan Dokter Kandungan Diungkap Istri, Tetap Layani Pasien di Bandara Padahal Mau Liburan
Diungkap sang istri, dokter tersebut kedapatan tetap melayani kendati tengah berlibur.
Baca SelengkapnyaIDI Ingatkan Dokter Influencer Dilarang Jualan Produknya di Media Sosial
Dokter yang menggunakan media sosial juga diwanti-wanti untuk menjaga kerahasiaan informasi kesehatan pasien.
Baca SelengkapnyaMengenal Sosok Low Siaw Ging, Dokter Dermawan dari Kota Solo yang Meninggal di Usia 89 Tahun
Selama menjadi dokter, ia sering menyisihkan uang pribadinya untuk biaya berobat pasien yang tidak mampu.
Baca SelengkapnyaPrabowo Janji Bangun 300 Fakultas Kedokteran, IDAI: Jangan Hanya Kejar Kuantitas Dokter tapi Kualitas Acak Kadut
Jangan sampai nanti kita ingin mengejar kuantitas, tapi kualitasnyaย acak kadut gitu," kata Piprim.
Baca SelengkapnyaMengenang Sosok Lo Siauw Ging, Dokter Dermawan Asal Solo yang Tak Pernah Pasang Tarif Berobat
Dokter Lo tutup usia pada Selasa (9/1) di RS Kasih Ibu, Solo.
Baca SelengkapnyaAnies dan Prabowo Saling Dukung Program Menambah Jumlah Dokter di Indonesia
Anies dan Prabowo Saling Dukung Program Menambah Jumlah Dokter di Indonesia
Baca Selengkapnya