IDI Investigasi Kematian Tenaga Medis saat Tangani Pasien Corona
Merdeka.com - Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) akan melakukan investigasi terkait meninggalnya sejumlah petugas medis dalam menangani pasien Covid-19 di Tanah Air.
"Kami akan mencoba menginvestigasi kondisi meninggalnya para teman sejawat," kata Wakil Ketua Umum PB IDI Mohammad Adib Khumaidi dikutip dari Antara, Selasa (7/4).
Hingga Maret 2020, sedikitnya 81 tenaga medis mencakup dokter dan perawat meninggal dunia. Teranyar, 18 dokter dinyatakan meninggal dunia hingga Senin 6 April 2020.
Investigasi tersebut akan memakan waktu karena membutuhkan data rinci terkait meninggalnya sejumlah tenaga medis dalam menangani pasien Covid-19.
Namun, berdasarkan data secara umum PB IDI terlebih dahulu akan mencoba mengkaji lebih lanjut sejumlah faktor. Di antaranya sumber daya manusia (SDM) yang berkaitan dengan usia, frekuensi pelayanan, dan penyakit penyerta tenaga medis.
"Penyakit penyerta ini cukup membuat atau memperberat kondisi penyakitnya sehingga susah sembuh dan akhirnya meninggal," kata Adib.
Selain melakukan investigasi, IDI juga akan membuat regulasi internal yang diharapkan bisa digunakan pemerintah mengenai standarisasi SDM dan alat pelindung diri.
PB IDI telah menyampaikan kepada para tenaga medis yang masih melakukan praktik di poli pelayanan, Unit Gawat Darurat (UGD) dan klinik supaya mereka memakai APD standar tingkat dua.
"Standar tingkat dua itu meliputi goggles, masker N95 dan sarung tangan," ujarnya.
Menurut Adib, minimal berbagai peralatan standar tingkat dua itu harus digunakan oleh setiap tenaga medis dalam bekerja. Jika ada baju hazmat akan lebih baik lagi.
Kemudian tidak kalah penting ialah terkait standar fasilitas kesehatan yang digunakan oleh tenaga medis. Ke depan diharapkan ada regulasi yang membedakan fasilitas kesehatan saat bekerja.
"Artinya harus ada aturan yang dibuat untuk membedakan mana fasilitas kesehatan khusus menangani pasien Covid-19 dan bukan," ujarnya.
"Saat ini semuanya masih bercampur sehingga risiko untuk kontak antarpasien dengan pasien, masyarakat maupun pengunjung tinggi," kata dia.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus Dugaan Pencabulan Istri Pasien Dinaikkan Penyidikan, Dokter MY Bakal Jadi Tersangka?
Cukup banyak alat bukti yang telah dikantongi penyidik, baik didapat dari TKP maupun serahan dari pelapor.
Baca SelengkapnyaDokter MY yang Diduga Cabuli Istri Pasien Mangkir dari Panggilan Polisi, Pengacara: Masalah Pekerjaan
Pekerjaan itu diklaim sudah terjadwal sebelumnya sehingga tidak bisa ditinggalkan.
Baca SelengkapnyaDokter Ungkap Kondisi Terkini Relawan Prabowo-Gibran di Sampang Korban Penembakan Usai Operasi
Tim dokter saat ini masih melakukan perawatan dan observasi terkait kemungkinan gejala sisa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Indonesia Darurat Pemenuhan Dokter Spesialis, Apa Penyebabnya?
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 78.400 dokter spesialis.
Baca SelengkapnyaIDI: Perlu Kerja Sama Strategis Mewujudkan Pemerataan Dokter di Indonesia
IDI mengungkapkan tidak seimbangnya rasio dokter umum dan spesialis di Indonesia sangat berdampak terhadap kualitas kesehatan di setiap daerah.
Baca SelengkapnyaPerjuangan Dokter Kandungan Diungkap Istri, Tetap Layani Pasien di Bandara Padahal Mau Liburan
Diungkap sang istri, dokter tersebut kedapatan tetap melayani kendati tengah berlibur.
Baca SelengkapnyaDensus Tangkap 7 Terduga Teroris di Sulteng: Aksi Penegakan Hukum yang Berhasil!
Ketujuhnya kini masih menjalani pemeriksaan intensif
Baca SelengkapnyaCiri-ciri Radang Tenggorokan dan Cara Mengatasinya secara Alami
Gejala radang tenggorokan adalah kondisi yang umum terjadi di mana tenggorokan mengalami peradangan akibat infeksi virus atau bakteri.
Baca SelengkapnyaSipit dan Ganteng, Iptu Senna Jadi Dokter di Kepolisian Karena Termovitasi dari Dekan Saat Kuliah
Perwira polisi, Iptu Senna menceritakan sosok yang menginspirasinya menjadi seorang dokter polisi.
Baca Selengkapnya