IDEAS Nilai New Normal di Indonesia Belum Sesuai Standar WHO
Merdeka.com - Peneliti Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS), Fajri Azhari menilai new normal yang diterapkan di Indonesia belum sesuai standar organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO). Ketetapan WHO, sebelum menerapkan new normal sebuah negara harus dapat mengendalikan pandemi Covid-19.
Hal itu ditandai dengan tidak adanya laju pertumbuhan kasus Covid-19 dan nihil transmisi lokal.
"Kalau Indonesia menerapkan new normal belum memenuhi standar WHO," kata Fajri melalui diskusi virtual, Jumat (11/9).
Karena penerapan new normal tidak memenuhi standar WHO, kasus positif dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan. Bahkan, dalam beberapa hari terakhir, penambahan kasus positif Covid-19 harian lebih dari 3.000 orang.
Fajri menjelaskan, pada 6 April hingga 5 Juni 2020, penambahan kasus Covid-19 harian di Tanah Air masih di bawah angka 500 orang. Setelah memasuki fase new normal, penambahan kasus Covid-19 sangat tidak menggembirakan.
"Angkanya sangat tidak menggembirakan, dari 445 orang melonjak menjadi 1.141 kasus. Lalu di bulan berikutnya dari 6 Juli sampai 5 Agustus meningkat lagi sekitar 1.714 kasus. Di bulan ketiga ini tembus 2.000 kasus per hari," ucapnya.
Tak hanya kasus positif, penambahan kasus kematian akibat Covid-19 melonjak cukup tinggi setelah new normal. Sebelum new normal, rata-rata kasus kematian harian hanya 26 orang.
"Pasa new normal dari 26 kasus bertambah jadi 49 kasus rata-rata harian. Lalu new normal kedua naik lagi jadi 73 kasus dan terakhir bertambah jadi 80 kasus," terangnya.
Seharusnya, kata Fajri, pemerintah mencontohi Thailand dan Taiwan yang terlebih dahulu menekan laju kasus Covid-19 sebelum menerapkan new normal. Penerapan new normal harus memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan warga Indonesia.
"Di sini sebetulnya ketika pemerintah mengambil keputusan new normal maka itu merupakan sebuah pertaruhan besar terkait dengan keselamatan warga negara Indonesia," tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaJokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaCovid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaDinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnya40 Persen Kucing dan Anjing di Indonesia Sudah Vaksinasi Rabies
Jumlah hewan kesayangan yang melimpah di Indonesia menimbulkan beragam permasalahan bagi para pemilik anabul dan hewan peliharaan.
Baca Selengkapnya61 Kasus Positif Covid-19 Ditemukan di DIY
Lonjakan kasus Covid-19 terjadi di DIY. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY saat ini sudah tercatat 61 kasus positif Covid di provinsi itu.
Baca Selengkapnya