Merdeka.com - Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Husein Habsyi mengungkapkan dua kemungkinan cara penularan Covid-19 pada anak. Salah satunya berasal dari orang dewasa.

"Bisa jadi orang dewasa kan. Ketika menyuapi kan anak-anak belum bisa mandiri. Makan harus disuapi untuk usia balita. Itu kan rentan sekali kalau pengasuh, kalau orang tua tidak disiplin protokol kesehatan," kata dia saat dihubungi Merdeka.com, Selasa (22/6).

Menurut dia, orang dewasa yang menjadi pembawa virus tidak mesti yang sudah terkonfirmasi positif. Sebab bisa saja orang dewasa itu membawa virus ke rumah setelah melakukan kontak di luar dan tidak taat Prokes.

"Bisa jadi orang dewasa ini belum terinfeksi, tapi mungkin tangannya pernah bersentuhan dengan droplet dari orang lain. Dia tidak disiplin tidak cuci tangan ketika dekat dengan anak. Akhirnya (anak) tertular," ungkap dia.

Kemungkinan kedua, yakni penularan yang terjadi antaranak. Terjadi ketika anak-anak sedang bermain bersama.

"Bisa jadi sesama anak. Ini yang kita khawatirkan. Ketika mereka bermain," ungkapnya.

Anak-anak memang sangat rentan. Apalagi mereka belum sepenuhnya sadar untuk taat Prokes, seperti mengenakan masker dan mencuci tangan. Anak-anak ini kan disuruh pakai masker sesuatu yang agak sulit. Mereka nggak betah. Selalu ingin membuka. Cenderung ingin lepas, bebas bermain. Sebentar-sebentar dia buka," terang dia.

"Walaupun ada masker (khusus) anak saat ini. Mungkin sesaat mereka suka tapi anak-anak ini selalu tidak bisa bertahan lama. Yang kita khawatirkan anak-anak tukaran masker. Bisa jadi kan. Itu kan risikonya luar biasa itu. Itu media yang gampang sekali untuk menularkan," imbuh Husein.

IAKMI berpandangan, upaya menekan penularan Covid-19 pada anak diperlukan pembatasan ruang gerak anak-anak yang berpotensi menimbulkan kontak dengan virus. Apalagi di tengah tingginya kasus Covid-19.

"Jangan lepas bermain sebebas-bebasnya. Kalau ingin keluar, jangan sampai berkerumun dengan anak-anak lain. Mungkin di halaman rumah sendiri, dipantau orang tua," tegas dia.

Edukasi soal pentingnya disiplin Prokes juga harus digalakkan. Agar timbul kesadaran taat Prokes sejak dini.

"Yang penting pengasuh. Kalau memang ada pengasuh atau asisten rumah tangga, ini harus benar-benar ketat pengawasannya. Biasanya asisten rumah tangga kalau tinggal di rumah dia yang akan membeli sayur kan keluar. Artinya di kontak berinteraksi. Yang dari luar ini kalau dia tidak disiplin Prokes, bahaya," tandasnya.