Hutan di Riau terbakar, potensi asap muncul lagi
Merdeka.com - Potensi asap di Riau kembali muncul. Sekitar 30 hektare lahan kosong di Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis terbakar, Minggu (15/6) sekitar pukul 17.00 WIB. Api tersebut berhasil dipadamkan Kepolisian, TNI dan Muspika setempat.
Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo, Minggu (15/6), mengatakan lahan yang terbakar merupakan batas Kelurahan Terkul dengan Batu Panjang. "Lahan yang terbakar merupakan lahan gambut seluas 30 hektar," ucap Guntur.
Menurut Guntur, api sudah berhasil dipadamkan TNI-Polri, Muspika Kecamatan Rupat dan regu pemadam dari PT SRL Kecamatan Rupat, regu pemadam kebakaran.
Guntur menambahkan, api dipadamkan dari udara dengan water booming melalui helikopter Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Provinsi Riau. Sementara pemadaman di darat dilakukan dengan menyiramkan air melalui pompa air merek Shibaura.
"Delapan unit pompa digunakan untuk memadamkan api. Api dapat dipadamkan. Namun berhubung lahan yang terbakar gambut, saat ini di lokasi masih terdapat asap. Pemadaman tetap diupayakan hingga tuntas," terang Guntur.
Kasus ini masih diselidiki. Sejumlah saksi dimintai keterangannya. "Di sekitar lokasi kebakaran dipasang garis polisi agar memudahkan penyelidikan," pungkas Guntur.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebanyak 229,54 hektare hutan dan lahan di Jambi terbakar dalam delapan bulan terakhir. Kebakaran itu paling banyak dipicu ulah masyarakat.
Baca SelengkapnyaSebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem, berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Baca SelengkapnyaPolisi menyita barang bukti berupa tiga batang kayu bekas terbakar dan satu mancis.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dari hasil rekapitulasi jumlah kendaraan pada arus mudik dari Merak ke Bakauheni yang didata Polda Banten sebanyak 259.216 kendaraan bermotor.
Baca SelengkapnyaAirnya sangat jernih hingga membuat dasar sungai tampak jelas
Baca SelengkapnyaLuas lahan yang terbakar mencapai sekitar 15 hektare. Enam titik api sudah berangsur padam.
Baca SelengkapnyaPerubahan tata guna lahan di Rancaekek dari sebelumnya kawasan hijau menjadi industri.
Baca SelengkapnyaKejadian itu bertepatan dengan hujan disertai angin kencang yang melanda Blitar.
Baca SelengkapnyaPenghuni asli Pulau Rempang yang hidup di hutan belantara kini sudah berada diambang kepunahan.
Baca Selengkapnya