HUT ke-441, Pemkab Sumedang Gelar Gebyar Seni dan Tari Bangreng
Merdeka.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumedang akan menggelar 'Gebyar Seni & Tari Bangreng Menuju Kampung Budaya', Kamis (11/4). Acara yang dihelat dalam rangka hari jadi Kabupaten Sumedang ke-441 ini dipusatkan di Lapangan Desa Padasari, Kecamatan Cimalaya.
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengatakan, Gebyar Seni & Tari Bangreng akan dimeriahkan dengan penampilan 200 penari diiringi seni Bangreng. Kemudian akan dilanjut dengan launching Yayasan Seni Bangreng se-Kabupaten Sumedang, serta tausiyah budaya dan doa kebangsaan yang disampaikan KH. Maman Imanulhaq.
"Perayaan hari jadi Kabupaten Sumedang ke-441 akan menjadi momentum bagi kemajuan kesenian dan pariwisata Sumedang. Kita akan terus lestarikan seni budaya lokal, termasuk Tari Bangreng yang akan kita jadikan sebagai ikon Sumedang," ujarnya, Rabu (10/4).
Ketua Masyarakat Sadar Wisata (Masawita) KH. Maman Imanulhaq mengaku sangat mengapresiasi perhatian Pemkab Sumedang terhadap pengembangan seni lokal, termasuk seni Tari Banreng. Begitu pun terhadap Kementerian Pariwisata yang konsisten mendukung gelaran-gelaran seni budaya dalam peningkatan kunjungan wisata, khususnya di Sumedang.
Pimpinan Pondok Pesantren Al Mizan Jatiwangi, Majalengka ini menjelaskan, Bangreng adalah simbol pengakuan bahwa kekuatan ada di luar jangkauan manusia. Atau dengan kata lain, milik Tuhan semata. Bangreng merupakan ruwatan doa keselamatan yang selama ini biasa menjadi hiburan pada acara pernikahan, khitanan, atau upacara adat.
"Bangreng berasal dari kata ‘Bang’ dan ‘Reng’. Bang akronim dari Terebang dan Reng penggalan dari kata rengkenek yang artinya menari atau ngigel," ulasnya.
Dalam sejarah kesenian Terebang, imbuhnya, tersirat bahwa seni tersebut berkembang di tengah masyarakat Tanjungkerta, dan dibawa oleh para santri dari kawasan Sumedang dengan tujuan syiar Islam.
"Karena itu, seni Terebang erat kaitannya dengan sejarah perkembangan Islam di Sumedang, yang didorong oleh para pemuka Islam dari Cirebon. Seni Terebang yang dikembangkan oleh ulama-ulama tersebut mengalami proses perubahan sesuai dengan perkembangan zaman," bebernya.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani menyatakan, selain sebagai media syiar Islam, seni Bangreng juga sebagai media hiburan rakyat. Dalam pertunjukannya, seni Bangreng diiringi alunan musik yang dihasilkan dari beberapa alat, antara lain 5 buah Terbang, 1 buah kendang besar dan 2 buah kuleanter, kecrek, seperangkat gong, serta terompet/ rebab.
"Dalam penyajiannya, seni Bangreng mempunyai ciri khas. Hal itu dapat dilihat dari susunan lagu yang biasa digunakan. Contohnya lagu Kembang Gadung, Kembang Beureum, Malong, dan lain-lain," ungkapnya, diamini Kabid Pemasaran Area I Kemenpar Wawan Gunawan.
Terpisah, Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, seni budaya tetap menjadi perhatian serius Kemenpar. Sebab, 60 persen wisatawan mancanegara datang ke Indonesia karena budaya, 35 persen karena alam, dan 5 persen karena faktor buatan. Seperti meeting, incentive, conference, dan exhibition (MICE), wisata olahraga, dan hiburan.
"Ragam budaya di Indonesia sangat kaya. Ada 1.340 suku bangsa yang bisa dieksplorasi di lebih dari 17 ribu pulau. Dari beragam suku yang ada, juga menyimpan 583 bahasa dan dialek yang berbeda-beda. Dari sisi atraksi, budaya kita jelas sangat kuat. Ini yang harus dikelola secar serius bersama-sama," pungkasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BRI Sigap Salurkan Bantuan Sembako Ke Korban Puting Beliung Sumedang
BRI Cabang Sumedang sigap menyalurkan bantuan bagi masyarakat yang terdampak bencana angin puting beliung di daerah Cimanggung dan Jatinangor.
Baca SelengkapnyaPedagang Nasi Goreng Mengeluh Sepi, Baim Wong Langsung Memborongnya dan Membagikan ke Warga yang Ingin Sahur 'Sahur, sahur Gratis'
Pedagang Nasi Goreng begitu senang saat dagangannya habis. Dia menyampaikan terima kasih kepada Baim Wong.
Baca SelengkapnyaTeguhkan Keragaman, Upacara HUT Banyuwangi Diwarnai Busana Khas Suku Nusantara
Bupati Ipuk dalam upacara tersebut mengenakan busana adat suku Bugis.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kini Tinggal Kenangan, Ini Potret Toko Pertama yang Sediakan Jasa Antar Barang dan Jadi Tempat Nongkrong Pemuda Pejuang Surabaya
Mirisnya bangunan cagar budaya ini dihancurkan untuk pembangunan mall
Baca SelengkapnyaPerjuangan Nenek 60 Tahun Beli Beras di Kantor Bupati Batang: Gowes Sepeda sejak Jam 6 Pagi dan Antre 2 Jam
Total ada 400 paket sembako yang berisi beras 5 kg, minyak goreng, dan gula yang dijual murah.
Baca SelengkapnyaBadan Gemetar karena 2 Hari Tak Masak, Nenek Ini Bertahan Hidup dengan Rebusan Daun Singkong
Tinggal sendiri di rumah kontrakan, Nenek Nursi kesehariannya hanya berjualan sayur. Uangnya bahkan sempat diambil orang.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Ini Alasan Pemerintah Lakukan Simulasi Program Makan Siang di SMP 2 Curug Tangerang
Program makan siang gratis Prabowo-Gibran akan disiapkan masuk dalam postur Rancangan APBN 2025.
Baca SelengkapnyaTinggalkan Hidup Enak di Istana, Ini Sosok Mbah Demang Keturunan Raja Bangkalan yang Memilih Jadi Warga Biasa
Dalam pengasingannya, ia berusaha menyembuyikan jati dirinya sebagai bangsawan.
Baca SelengkapnyaPerjalanan Hidup Anak Pemulung Hingga Punya 47 Cabang Kedai Cokelat, Gagal Berkali-kali tapi Tak Pernah Menyerah
Irham memulai perjalanan karirnya saat masih kuliah. Saat itu dia senang mempelajari ilmu yang berkaitan dengan pengembangan diri.
Baca Selengkapnya