Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Hipoksia, momok para pendaki gunung

Hipoksia, momok para pendaki gunung pendaki gunung. merdeka.com/wordprees.com

Merdeka.com - Wakil Menteri ESDM, Widjajono Partowidagdo menghembuskan nafas terakhirnya saat mendaki Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat pada Sabtu (21/4). Penyebab pasti kematian wamen yang baru bertugas selama enam bulan itu diduga karena sesak nafas akibat kekurangan oksigen.

Meski harus dibuktikan melalui autopsi, dalam istilah medis, gejala yang dialami Widjajono itu disebut hipoksia. Kondisi ini selalu menjadi momok bagi para pendaki gunung. Apa sebenarnya hipoksia?

Berdasarkan sejumlah literatur kedokteran, hipoksia adalah kondisi gejala kekurangan oksigen pada jaringan tubuh yang terjadi akibat pengaruh perbedaan ketinggian. Semakin tinggi suatu tempat dari permukaan laut, kadar oksigen yang terkandung di dalam udara semakin tipis. Kerja organ tubuh terutama sistem pernafasan yang membutuhkan pasokan oksigen akan lebih keras.

Dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH, salah seorang staf di Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UI-RSUPN Cipto Mangunkusumo menjelaskan, keseimbangan tubuh manusia dijaga oleh sistem kardiovaskuler dan sistem pernafasan.

"Kondisi hipoksia terjadi jika kita mengalami kerusakan pada sistem jantung, pembuluh darah dan sistem pernafasan," jelasnya.

Selain berada di ketinggian, berada di ruangan tertutup tanpa sirkulasi udara yang baik, atau di ruangan yang bersirkulasi udara baik tetapi dipenuhi asap rokok juga akan menyebabkan hipoksia.

"Penelitian desertasi doktor saya membuktikan bahwa kondisi hipoksia menyebabkan terjadinya luka pada lambung berupa terjadinya ulkus. Gangguan yang terjadi pada organ akibat hipoksia dijelaskan baik secara kelainan organ melalui pemeriksaan histopatologi baik secara langsung maupun pemeriksaan imunohistokimia," papar Ari.

Hipoksia, lanjut Ari, bisa dihindari. Para pendaki gunung yang berpengalaman biasanya telah melakukan adaptasi dengan ketinggian. Namun untuk orang yang memiliki permasalahan pada pembuluh darahnya baik pada pembuluh darah otak maupun pembuluh darah jantung, hipoksia akan menyebabkan jantung akan mengalami iskemia (kekurangan oksigen) bahkan sampai terjadinya infark (kematian jaringan). Begitu pula pada orang yang sudah mempunyai permasalahan pembuluh darah otak maka kekurangan oksigen juga akan lebih memperburuk penurunan oksigen pada otak sehingga korban menjadi tidak sadar. Organ-organ lain juga jelas akan mengalami gangguan jika terjadinya hipoksia.

Pada orang-orang yang memang sudah biasa tinggal pada daerah pada ketinggian atau daerah dengan kadar oksigen rendah, biasanya tubuh sudah dapat menoleransi. Tetapi, kata Ari, adaptasi ini ada batasnya dan jika kondisi ini terus terjadi tetap akan membahayakan jiwa. Faktor usia Widjajono (61) juga berpengaruh kuat. Orang dengan usia lanjut maka potensi terganggunya saluran di pembuluh darah sangat tinggi. Dengan aktivitas berat (mendaki gunung) ditambah pasokan oksigen yang tipis, hipoksia dapat berakibat fatal yakni kematian.

Sementara dr Phaidon L Toruan, sarjana kedokteran lulusan Universitas Padjajaran Bandung, dalam blognya menulis, Widjajono yang berpengalaman mendaki gunung Fuji, Himalaya, Kilimanjaro, tentu sudah mengukur dirinya saat sebelum pendakian ke Gunung Tambora di Kabupaten Dompu Bima engan ketinggian 2.850 mdpl.

Menurut Phaidon, sesak nafas yang dialami Wamen Widjajono bisa disebabkan oleh kurangnya oksigen dan bisa juga merupakan salah satu tanda serangan jantung. Dua gejala terkait gejala serangan jantung adalah Angina (rasa nyeri seperti ditekan di bagian dada), dan Aritmia (gangguan irama jantung yang dapat menyebabkan palpitasi ataudenyut jantung yang abnormal).

Kedua kondisi ini, Angina dan aritmia terjadi karena kurangnya pasokan darah yang membawa oksigen ke otot jantung. Biasanya diikuti oleh gejala lain seperti pusing, letih yang berkepanjangan, mual, berkeringat dingin, dan sesak nafas. Gejala tersebut merupakan pertanda awal serangan jantung. Hanya saja gejala tersebut dianggap sebagai masuk angin. Terlebih, kalau ada proses pendakian di gunung yang memang cuacanya dingin. Akibatnya pertolongan pertama seringkali terlambat diberikan.

Serangan jantung menghentikan suplai oksigen ke otot jantung menyebabkan otot-otot jantung akan mati sewaktu tidak mendapatkan darah. otot jantung beda dengan otot lain yang tidak dapat mengalami regenerasi. Kalau semakin lama gejala yang menunjukkan serangan ini tidak diatasi, akan semakin banyak kerusakan permanen pada otot-otot jantung dan bahkan jika terus dibiarkan dapat mengalami kematian.

Dalam konteks kejadian yang dialami Wamen ESDM, Phaidon menyebutkan dengan usia yang mencapai 61 tahun kapasitas fisik, termasuk fungsi jantung dan paru menurun. Apalagi jika tidak diimbangi dengan gaya hidup sehat.

(mdk/did)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penyebab Hipertermia dan Gejalanya, Peningkatan Suhu Tubuh di Atas Normal

Penyebab Hipertermia dan Gejalanya, Peningkatan Suhu Tubuh di Atas Normal

Hipertermia adalah kondisi ketika suhu tubuh terlalu tinggi atau lebih dari 38,5°C. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kegagalan pada sistem pendingin tubuh.

Baca Selengkapnya
Penyakit yang Bisa Sebabkan Sesak Napas, Salah Satunya karena Rasa Cemas

Penyakit yang Bisa Sebabkan Sesak Napas, Salah Satunya karena Rasa Cemas

Sesak napas bukanlah suatu kondisi yang dapat diabaikan, karena dapat menjadi tanda adanya gangguan pada sistem pernapasan atau organ tubuh lainnya.

Baca Selengkapnya
Dampak Olahraga saat Perut Kosong, Bisa Picu Hipoglikemia

Dampak Olahraga saat Perut Kosong, Bisa Picu Hipoglikemia

Olahraga dengan perut kosong dianggap dapat membantu pembakaran lemak lebih banyak. Padahal, kondisi ini bisa menimbulkan dampak negatif bagi tubuh.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengenal Penyakit Autoimun, Kondisi Tubuh yang Diserang Pelindungnya Sendiri

Mengenal Penyakit Autoimun, Kondisi Tubuh yang Diserang Pelindungnya Sendiri

Penyakit autoimun merupakan kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan dan organ tubuh sendiri.

Baca Selengkapnya
Bisa Sebabkan Masalah dan Penyakit, Ketahui 8 Bagian Tubuh yang Tak Boleh Disentuh Sembarangan

Bisa Sebabkan Masalah dan Penyakit, Ketahui 8 Bagian Tubuh yang Tak Boleh Disentuh Sembarangan

Sejumlah bagian tubuh ternyata tidak boleh kita sentuh sembarangan, terutama dengan kondisi tangan yang belum steril.

Baca Selengkapnya
Pernahkah Terpikir Mengapa Burung Tidak Bergigi? Begini Penjelasan Peneliti

Pernahkah Terpikir Mengapa Burung Tidak Bergigi? Begini Penjelasan Peneliti

Apakah anda pernah berpikir mengapa burung tidak memiliki gigi? Faktanya kondisi anatomi tersebut dipengaruhi dari cara hidup mereka.

Baca Selengkapnya
8 Kondisi Kesehatan yang Bisa Dikaitkan dengan Ukuran Tangan Pria Menurut Penelitian

8 Kondisi Kesehatan yang Bisa Dikaitkan dengan Ukuran Tangan Pria Menurut Penelitian

Sejumlah penelitian mengungkap bahwa ukuran tangan pria bisa menunjukkan sejumlah kondisi kesehatannya.

Baca Selengkapnya
Apa Perbedaan dari Istilah Akut dan Kronis pada Penyakit?

Apa Perbedaan dari Istilah Akut dan Kronis pada Penyakit?

Istilah akut dan kronis pada penyakit merujuk pada dua kondisi yang berbeda dan perlu kita pahami.

Baca Selengkapnya
3 Cara Cegah Terjadinya Kelelahan saat Bekerja

3 Cara Cegah Terjadinya Kelelahan saat Bekerja

Bekerja terlalu keras atau dalam waktu yang lama bisa memunculkan kelelahan pada tubuh. Pada kondisi seperti ini, penting untuk mencegahnya sebelum terjadi.

Baca Selengkapnya