Hindari Konflik, Pemkot Tanjungbalai Pilih Bagikan Bansos Sejak Awal Pandemi Covid-19
Merdeka.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Tanjungbalai telah memperhitungkan dampak ekonomi di masyarakat akibat pandemi Covid-19. Oleh karenanya, untuk meringankan beban warga dan menghindari konflik, mereka telah memberikan bantuan sosial (bansos) sejak pandemi Covid-19.
Wali Kota Tanjungbalai, H.M. Syahrial mengakui, wilayahnya merupakan kawasan rawan konflik. Hal itu berkaca pada krisis ekonomi tahun 1998 dan kesenjangan sosial yang terjadi tahun 2016. Untuk itu, menghindari adanya gerakan massa ketika ekonomi sulit, pihaknya pun langsung berinisiatif memberikan bansos untuk warganya.
"Kita sudah mulai lebih dulu terhadap bantuan sosial. Daerah ini rawan konflik karena tahun 1998 ketika krisis moneter ada demo hingga penjarahan, lalu tahun 2016 ada pembakaran vihara karena kesenjangan sosial ekonomi. Makanya, kita dari Muspida bergerak cepat agar masyarakat tidak berpikir negatif akibat pandemi Covid-19 ini," kata Syahrial saat berbincang dengan merdeka.com.
Dia menceritakan, sempat mendapat laporan bahwa beberapa oknum masyarakat mulai memprovokasi untuk melakukan gejolak. Hal itu didasari karena adanya masyarakat yang perekonomiannya lumpuh akibat pandemi Covid-19.
"Karena ada beberapa laporan dari intelijen sudah ada yang bakar-bakar yang dilakukan beberapa pihak. Itu karena 'digoreng' orang yang mau buat ricuh. Akhirnya kita menduluankan program itu dn akhirnya semua terakomodit sehingga tidak ada gejolak," terangnya.
Syahrial mengakui, pandemi Covid-19 membuat roda perekonomian lumpuh. Namun begitu, dirinya meminta masyarakat untuk tetap tenang dan memberikan kepercayaan kepada pemerintah untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
"Memang kalau soal ini biar normal harus bergandengan tangan. Bagi masyarakat, pemerintah biar Covid-19 segera selesai dan usai di Indonesia atau Sumatera Utara dan Tanjungbalai. Kalau kita bs bergandengan tangan mudah-mudahan cepat selesai. Lalu kita pikirkan dampak ini."
"Kalau ini cepat normal tentu ekonomi cepat utuh. Tapi, bagi masyarakat terdampak ekonomi anggap ini suatu iktibar karena bukan persoalan diri sendiri karena sudah mendunia. Saya beraharap masyarakat Tanjungbalai agar bisa menahan diri dalam bertindak untuk pemulihan ekonomi. Biar dulu kita lakukan kajian, setelah dapat lalu kita pulihkan ekonomi," tuntasnya.
(mdk/hrs)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tinjau Banjir di Semarang Utara, Wali Kota Ita Ikut Bantu Evakuasi Warga
Mbak Ita membawa sejumlah logistik bantuan berupa air bersih, sembako, selimut yang akan dibagikan kepada warga terdampak.
Baca SelengkapnyaBanjir di Kota Pangkalpinang, 458 Rumah Terendam
Saat ini petugas sudah disiagakan di kota Pangkalpinang untuk memantau wilayah rawan bencana.
Baca SelengkapnyaPetakan Daerah Rawan Konflik di Sumut, Kemendagri Ingatkan Pemilu yang Jujur dan Adil
Togap menegasakn, komitmen pemerintah pusat dalam mewujudkan pemilu yang aman, damai, dan demokratis.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Wakapolda Riau Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Rohul
Saat ini, posko banjir telah didirikan di dua lokasi yaitu Rambah dan Kunto Darussalam.
Baca SelengkapnyaRawan Konflik, Tiap TPS di Perbatasan Rohil dan Dumai Dijaga Dua Polisi
Sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) di perbatasan Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) dengan Kota Dumai dinilai sangat rawan.
Baca SelengkapnyaKapolsek Mandau Basah-basahan Bawa Sembako ke Lokasi Banjir
Banjir terjadi akibat curah hujan yang tinggi hampir di seluruh Provinsi Riau.
Baca SelengkapnyaTinggalkan Hidup Enak di Istana, Ini Sosok Mbah Demang Keturunan Raja Bangkalan yang Memilih Jadi Warga Biasa
Dalam pengasingannya, ia berusaha menyembuyikan jati dirinya sebagai bangsawan.
Baca SelengkapnyaGanjar di Depan Relawan Banteng: Satu Baliho Dicopot, Kita Pasang Lagi Seratus
Ganjar menyebut, masyarakat tak pernah lelah dan takur untuk membantu kemenangan Ganjar-Mahfud.
Baca SelengkapnyaTanggapi Kubu Ganjar, Istana: Penyaluran Bansos Tak Ada Hubungan dengan Proses Pemilu
Saat ini banyak rakyat atau keluarga miskin yang membutuhkan bantuan akibat kenaikan harga bahan-bahan pokok.
Baca Selengkapnya