Hidayat Nur Wahid pertanyakan kebenaran pembebasan WNI tanpa tebusan
Merdeka.com - Wakil ketua MPR, Hidayat Nur Wahid menyambut gembira kabar empat WNI yang sempat disandera Abu Sayyaf akhirnya berhasil dibebaskan dan telah kembali ke Indonesia pada Jumat (13/5). Namun pembebasan empat sandera itu menyisakan teka-teki perihal kabar adanya uang tebusan sebesar Rp 28,6 miliar.
"Benarkah sandera ini dibebaskan tanpa tebusan? Karena dari pihak koran-koran di Filipina menyebutkan pembebasan tersebut dengan tebusan 50 juta peso. Dan ibu menteri (Menlu Retno Marsudi) menyebutkan tidak ada tebusan," kata Hidayat di Green Pramuka City, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Sabtu (13/5).
Politisi PKS ini berharap kabar yang berkembang di Filipina itu salah. Sebab, jika benar adanya tebusan yang dibayarkan pada pihak Abu Sayyaf, dia khawatir bakal ada korban baru.
"Kalau memang ada tebusan, saya tidak setuju, sebab ini akan menjadi pembiasaan atau menjadi model untuk lagi-lagi warga Indonesia ditangkap lagi, disandera lagi, suruh bayar lagi. Mending Indonesia kaya raya. Indonesia aja ngutang ke sana kemari," ungkap Hidayat.
Dalam pandangan Hidayat, segala bentuk penyanderaan tidak dibenarkan oleh agama. Apalagi jika menginginkan uang tebusan dengan menjadikan orang miskin tameng.
"Karenanya saya ingatkan kepada orang-orang, katanya Abu Sayaf itu untuk perjuangan. Kalau anda beragama Islam perilaku semacam ini diharamkan dalam agama Islam. Apalagi yang anda peras itu orang miskin, negara miskin. itu adalah hal yang sama sekali dilarang oleh agama," kata Hidayat.
Hidayat justru menasihati Abu Sayyaf agar kembali ke ajaran agama. Menurutnya, perilaku Abu Sayyaf dan kelompoknya justru akan menimbulkan citra negatif terhadap Islam.
"Hendaknya Anda kembali ke ajaran agama Islam yang tidak membenarkan adanya kerusakan-kerusakan semacam ini," katanya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bareskrim Ungkap Jaringan Perdagangan Orang WNI di Malaysia: Kisah Mengerikan Terungkap!
Setelah korban bekerja sebulan, ia menerima upah yang tak sesuai dengan kesepakatan awal.
Baca SelengkapnyaDua WNA jadi Korban Begal di Tamansari, Lima Pelaku Berhasil Diringkus Polisi
Korban terluka akibat terkena sabetan senjata tajam yang diayunkan oleh pelaku
Baca SelengkapnyaTiga WNI Meninggal Karena Terseret Banjir Bandang di Malaysia, Jenazah Dimakamkan di Lumajang
Ketiganya meninggal pada 31 Maret 2024 lalu usai diterjang luapan sungai saat mencari ikan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
TNI Jelaskan Pembangunan Lahan Gudang Amunisi Kodam Jaya, Dimulai Tahun 1980 Sebelum Ada Perumahan Warga
TNI bakal mengevaluasi salah satunya dengan merelokasi laham Gudmurad setelah insiden tersebut.Ada Perumahan Warga
Baca SelengkapnyaTNI Masih Tunggu Syarat Ini untuk Pindah ke IKN
Jenderal Bintang Empat TNI tersebut belum bisa menjabarkan waktu pastinya untuk pemindahan prajurit.
Baca SelengkapnyaPensiunan TNI AU Berpangkat Kapten Panik Tersesat saat Umrah, Ditolong Seorang Wanita 'Ibu ini Malaikat Apa'
Pensiunan TNI AU berpangkat Kapten panik tersesat ketika Umrah, beruntung ada sosok wanita yang menolongnya.
Baca SelengkapnyaLezatnya Ketupat Colet, Hidangan Khas Melayu yang Wajib Disajikan Saat Lebaran di Kalimantan
Lebaran menjadi momen hadirnya hidangan-hidangan khas daerah yang mungkin jarang ditemukan serta menambah suasana Idul Fitri semakin terasa.
Baca SelengkapnyaKasus Prajurit TNI Meninggal usai Tabrak Lari, Pelaku Akhirnya Serahkan Diri usai Buron
Diduga tak bisa mengendalikan kemudi, truk itu menambrak korban hingga membuatnya meninggal di tempat.
Baca SelengkapnyaPBNU Tetapkan 1 Ramadan 1445 H Jatuh Pada 12 Maret 2024
Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) menetapkan 1 Ramadan 1445 Hijriah jatuh pada tanggal 12 Maret 2024
Baca Selengkapnya