Heboh Lagi Gagal Ginjal Akut Tewaskan Anak-Anak

Merdeka.com - Kasus gagal ginjal akut kembali bikin heboh. Pada 1 Februari 2023, satu pasien terkonfirmasi penyakit tersebut meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Korban berusia satu tahun, sempat mengonsumsi obat sirop penurun demam yang dibeli di apotek.
Penemuan kasus ini merupakan pertama kali sejak awal Desember 2022. Artinya, selama lebih dari dua bulan, kasus yang menyerang anak-anak itu tak terdeteksi lagi. Kementerian Kesehatan sempat mengklaim kasus gagal ginjal akut sudah berhasil dikendalikan.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi menyebut pasien gagal ginjal akut yang meninggal dunia karena terlambat mendapatkan pengobatan. Padahal, klaim Budi, pasien tersebut sudah dideteksi lebih dini.
“Sudah terlambat, sehingga pada hari yang sama dia wafat," ujar Budi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (8/2).
Pasien mulai menunjukkan gejala gagal ginjal akut pada 28 Januari 2023. Tepat tiga hari setelah mengonsumsi obat sirop. Saat itu, pasien mengalami batuk, demam, pilek, dan tidak bisa buang air kecil.
Orang tua pasien mulai khawatir. Mereka langsung membawa sang anak ke Puskesmas Pasar Rebo, Jakarta Timur, untuk mendapatkan pemeriksaan. Pada 31 Januari 2023, pasien dirujuk ke Rumah Sakit Adhyaksa. Karena ada gejala gagal ginjal akut, pasien direncanakan untuk dirujuk ke RSCM.
Namun, keluarga menolak dan memaksa pulang. Pada 1 Februari 2023, orang tua kembali membawa pasien ke RS. Namun, kali ini RS Polri dan mendapatkan perawatan di ruang IGD. Perlahan, pasien mulai buang air kecil.
Di hari yang sama, pasien dirujuk ke RSCM untuk mendapatkan perawatan intensif sekaligus terapi fomepizole. Namun, tiga jam setelah di RSCM atau pada pukul 23.00 WIB, pasien dinyatakan meninggal dunia.
Dua Pasien Suspek
Selain pasien meninggal dunia, dua anak diduga suspek gagal ginjal akut. Satu di antaranya merupakan anak tujuh tahun, tinggal di Jakarta. Pada 26 Januari 2023, pasien mengalami demam. Orang tua pasien memberikan obat sirop penurun panas yang dibeli secara mandiri.
Empat hari berselang, pasien mendapatkan obat tablet penurun demam dari Puskesmas. Kondisi pasien tak kunjung sembuh. Pada 1 Februari 2023, pasien berobat ke klinik dan diberikan obat racikan. Sehari berikutnya, pasien dirawat di RSUD Kembangan.
Rangkaian pengobatan tersebut rupanya tak juga berhasil menyembuhkan pasien. Akhirnya, pasien dirujuk ke RSCM. Setelah menjalani perawatan dan pemeriksaan lanjutan, Kementerian Kesehatan mengklaim pasien negatif gagal ginjal akut.
Hasil serupa terjadi pada pasien suspek gagal ginjal akut di Jawa Tengah. Pasien menjalani perawatan di RSUD Dr. Moewardo Surakarta. Berdasarkan hasil pemeriksaan, pasien mengalami gagal ginjal karena penyakit bawaan.
“Jadi keduanya bukan pasien terkonfirmasi Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA),” tegas Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril.
Hasil Pengujian
Setelah kasus gagal ginjal akut muncul lagi, Kementerian Kesehatan melakukan penyelidikan. Kementerian Kesehatan melibatkan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), epidemiolog, hingga ahli farmakologi. Langkah ini diambil untuk memastikan penyebab gagal ginjal akut.
Hasil pengujian yang dilakukan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) DKI dan BPOM terhadap sampel pasien dan obat telah keluar. Hasilnya berbeda. Labkesda DKI menemukan kandungan etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) pada obat yang dikonsumsi pasien melebihi ambang batas.
Sementara BPOM menemukan kandungan EG dan DEG pada sampel obat pasien masih sesuai standar atau ketentuan Farmakope Indonesia. Artinya, obat ini aman digunakan sepanjang sesuai aturan pakai.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti mengatakan, pemeriksaan yang dilakukannya sudah sesuai dengan standar.
"Terkait perbedaan, kami prinsipnya telah melaksanakan pemeriksaan atas permintaan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Proses pemeriksaannya sudah sesuai dengan standar," kata Widy saat ditemui di Jakarta Timur, Jumat (10/2).
Widy tak memberi penjelasan lebih lanjut terkait standar yang dipakai dalam pemeriksaan sampel pasien beserta obat. Ia menyerahkan kevalidan tes tersebut kepada Kementerian Kesehatan.
"Mungkin dari pusat, dari kajian. Tapi poinnya kami sudah sesuai standar," kata dia.
Diduga Bukan karena Obat
Pakar Farmasi Klinis Universitas Gadjah Mada (UGM) Zullies Ikawati menilai EG dan DEG pada obat sirop bukan menjadi penyebab munculnya kasus gagal ginjal akut pada anak. Dia menduga ada faktor lain.
"Kalau kita mengacu pada EG dan DEG, maka kandungan tersebut semuanya masih memenuhi syarat sehingga memang ada kemungkinan faktor lain," kata Zullies saat konferensi pers, Rabu (8/2).
Zullies menyebut, ada dua faktor penyebab GGAPA, yaitu internal dan eksternal. Untuk mengetahui penyebab gagal ginjal akut pada anak saat ini, dia mendorong pemerintah melakukan investigasi lebih lanjut.
"Faktor internal adalah faktor dari pasien itu sendiri dan faktor eksternal di samping adanya toksikan, mungkin juga ada faktor-faktor yang lainnya. Jadi toksikan itu pun juga bisa enggak cuman EG dan DEG ya," jelas Zullies.
Kepala Dinkes DKI Jakarta Widyastuti mengungkap hal serupa. Menurutnya, ada banyak faktor penyebab gagal ginjal akut pada anak. Di antaranya kondisi syok karena kekurangan cairan yang berat, kerusakan ginjal akibat infeksi, toksin, methanol, serta sumbatan saluran kemih pada tumor.
Meskipun belum diketahui pasti penyebab gagal ginjal akut, Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk hati-hati mengonsumsi obat sirop. Bila anak sakit, orang tua harus membawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan rekomendasi obat.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril juga meminta orang tua waspada terhadap gejala-gejala awal yang timbul pada anak seperti keluhan buang air kecil (BAK), penurunan jumlah BAK atau bahkan tidak dapat BAK sama sekali.
“Segera bawa ke rumah sakit rujukan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan untuk penanganan GGAPA. Orang tua yang anaknya memiliki riwayat minum obat sirop tidak perlu khawatir selama tidak ada keluhan BAK,” ujar Syahril.
(mdk/tin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya


PPP Kasih PR ke Ganjar Agar Menang Satu Putaran
Partai pendukung mendorong bacapres Ganjar Pranowo terus meningkatkan sosialisasi di masyarakat.
Baca Selengkapnya


Sandal Tertua di Eropa Ditemukan Dalam Gua, Terbuat dari Anyaman
Sandal ini ditemukan bersama puluhan benda lainnya yang terbuat dari bahan organik.
Baca Selengkapnya


Cantiknya Yasmine Wildblood di Acara Istana Berbatik, Lenggak Lenggok Gandeng Dua Putrinya
Yasmine Wildblood menjadi salah satu artis yang hadir di acara Istana Berbatik semalam. Tak sendirian, ia datang bersama dengan kedua putrinya
Baca Selengkapnya


Potret Cinta Laura Tampil Stunning Pakai Gaun Transparan Hadiri Acara di Paris, Pose Bareng Enzy Storia & Tasya Farasya
Cinta Laura kini tengah berada di Paris untuk menghadiri sebuah acara. Penampilannya cantik dan stunning abis.
Baca Selengkapnya


Tampil Elegan Dalam Balutan Dress Hitam di Paris, Kecantikan Enzy Storia Bikin Speechless
Enzy Storia Leovarisa menghadiri sebuah acara di Paris. Ia tampil mengenakan dress hitam panjang yang elegan.
Baca Selengkapnya

Tembok Pembatas Laut dan Daratan Jakarta Bocor, Begini Penampakannya
Proyek NCICD itu akan dibangun panjang total tanggul pantai yang dibangun ada 46 km yang membentang dari Marunda hingga Tanjung Priok.
Baca Selengkapnya

Tekan Anggaran Pengobatan, BPJS Kesehatan Diimbau Fokus ke Tindakan Pencegahan
Tindakan pencegahan bisa menekan anggaran pengobatan masyarakat.
Baca Selengkapnya

Catat! Layanan Samsat Jakarta Kini Buka hingga Sabtu
Pada Sabtu, pelayanan Samsat dibuka sejak pukul 08.00 WIB 12.00 WIB.
Baca Selengkapnya

Tak Punya Uang saat Naik Bus, Wanita ini Lakukan Aksi Nekat ke Pengamen 'Lu Sering Lihat Muka Gue Bang'
Ia mendapatkan keberuntungan saat tak membawa uang ketika sedang naik bus. Wanita itu nekat melakukan aksi pada seorang pengamen.
Baca Selengkapnya

Peluang Indonesia Jadi Negara Maju Tinggal 7 Tahun Lagi, Jika Gagal Ini Risikonya
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan, kesehatan menjadi instrumen penting bagi Indonesia untuk bisa menjadi negara maju.
Baca Selengkapnya

Nasib Nahas Jalur Sepeda di Jakarta Selatan, Begini Kondisinya
Penggunaan jalur sepeda memang tidak masif, sehingga kekosongan tersebut digunakan sejumlah pihak.
Baca Selengkapnya

Potret Pati Polri Zaman Taruna Kini Bintang Satu, Ayahnya Ternyata Mantan Kapolri
Beredar di media sosial potret salah seorang pewira tinggi (Pati) Polri saat menyandang status Taruna. Siapakah sosoknya? Berikut ulasannya.
Baca Selengkapnya