Merdeka.com - Terdakwa Ferdy Sambo buka suara hasil lie detector atau alat pengetes kebohongan saat pemeriksaan oleh penyidik tim khusus Polri terkait kasus pembunuhan Brigadir J beberapa waktu lalu. Sambo mengaku hasilnya ketahuan berbohong.
Fakta itu terungkap saat Jaksa Penuntut Umum (JPU) menanyakan perihal hasil dari pemeriksaan Poligraf tersebut. Apakah Ferdy Sambo melakukan penembakan terhadap Brigadir J.
"Saudara saksi, pernah saudara diperiksa dengan alat poligraf?" tanya JPU.
"Pernah," jawab Sambo.
"Di dalam pertanyaan di poligraf, saudara ditanyakan apakah saudara melakukan penembakan terhadap Yosua, jawaban saudara apa?" tanya JPU kembali.
"Tidak," ujar Sambo.
JPU lalu memancing mantan Kadiv Propam itu untuk membeberkan hasil lie detector.
"Sudahkah hasilnya saudara ketahui?" tanya JU.
"Sudah," singkat Sambo
"Apa?" tanya JPU kembali.
"Tidak jujur," timpal Sambo.
"Terima kasih majelis," kata JPU.
Setelah mendengar itu, Sambo lantas menyatakan bahwa keterangan dari alat pendeteksi kebohongan itu tidak bisa dijadikan bukti dalam persidangan. Sehingga dia meminta agar pertanyaan itu jangan sampai membingkainya pembohong.
"Jadi setahu saya poligraf itu tidak bisa digunakan dalam pembuktian di pengadilan, hanya pendapat saja. Jadi jangan sampai framing ini membuat media mengetahui bahwa saya tidak jujur," kata Sambo.
"Ya nanti biar majelis yang menilai. Masalah kejujuran saudara majelis hakim yang menilai," ucap Majelis Hakim menengahkan.
Sebelumnya, Polri telah merampungkan pemeriksaan memakai alat lei detector atau poligraf terhadap kelima tersangka kasus pembunuhan berencana Brigadir J, dengan tersangka terakhir Ferdy Sambo yang selesai diperiksa pada Kamis (8/9) kemarin.
Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo menjelaskan jika penggunaan alat pendeteksi kebohongan itu dilakukan sebagai upaya untuk pembuktian secara ilmiah terhadap keterangan para tersangka.
"Lie detector merupakan salah satu langkah penyidik untuk pembuktian secara ilmiah. Untuk secara teknis penyidik yang lebih paham," kata Dedi saat dikonfirmasi, dikutip Jumat (9/9).
Sementara dikonfirmasi secara terpisah, Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi sempat menjelaskan jika penggunaan alat itu dipakai penyidik guna mengukur tingkat kejujuran keterangan yang disampaikan para tersangka maupun saksi.
"Untuk menguji tingkat kejujuran masing-masing tersangka dan saksi dalam memberikan keterangan," kata Andi saat konfirmasi, (6/9).
Andi menyampaikan teknis pemeriksaan dengan alat pendeteksi kebohongan, para tersangka sudah tidak digali keterangan. Penyidik hanya mengukur tingkat kejujuran dari setiap keterangan
"Dalam uji poligraf, tidak ada keterangan yang disampaikan. Tapi menguji tingkat kejujuran," tuturnya.
Adapun sejauh ini, Polri telah melakukan tes kejujuran terhadap 5 tersangka dan 1 saksi dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua. Mereka ialah Bharada Richard Eliezer, Bripka Ricky Rizal, Kuat Ma'ruf, Putri Candrawathi, Ferdy Sambo dan Susi.
Bharada Richard Eliezer, Bripka Ricky Rizal, Kuat Ma'ruf disebutkan dari hasil pemeriksaan terbukti jujur dalam memberikan keterangannya. Sementara, Polri belum mengungkapkan hasil pemeriksaan terhadap Putri, Sambo dan Susi.
Dedi sebelumnya mengatakan, hasil pemeriksaan menggunakan lie detector adalah langkah pro justitia atau adil secara hukum. Hasil pemeriksaan itu juga hanya dapat dikonsumsi oleh penyidik.
"Untuk hasil lie detector atau polygraph yang sudah dilakukan PC kemarin dan juga saudari Susi, sama hasil polygraph setelah saya berkomunikasi dengan Puslabfor dan juga operator polygraph bahwa hasil polygraph atau lie detector itu adalah pro justitia. Itu juga konsumsinya penyidik," ujar Dedi di gedung TNCC, Mabes Polri, Rabu (7/9). [lia]
Baca juga:
Terseret Skenario Pembunuhan Yosua, Putri Marah ke Sambo: Kenapa Libatkan Saya
Percaya Cerita Pelecehan di Magelang, Ferdy Sambo: Istri Saya Cinta Pertama dari SMP
Ferdy Sambo: Saya Malu Yang Mulia
Rancang Skenario Baku Tembak Brigadir J, Sambo Berlindung di Balik Peraturan Kapolri
Begini Ekspresi Bharada E Dengar Kesaksian Ferdy Sambo 'Hajar Chad'
Advertisement
Predator Seksual Berpotensi Ulangi Perbuatan Usai Bebas dari Penjara
Sekitar 28 Menit yang laluBelasan Pengungsi Rohingya Kabur dari Kamp Aceh Besar
Sekitar 1 Jam yang laluPasien RS di Cikarang Panik Berhamburan Dikira Kebakaran, Ternyata Orang Bakar Sampah
Sekitar 1 Jam yang laluWacana Duet Prabowo-Airlangga, Petinggi PPP: Efektif untuk Pemenangan
Sekitar 1 Jam yang laluMUI Sebut Adanya Kemungkinan Perbedaan Waktu Lebaran di Indonesia
Sekitar 2 Jam yang laluTerhalang Awan, Hilal Tidak Terlihat di Padang dan Takalar
Sekitar 2 Jam yang laluKompolnas Nilai Belum Ada Ketegasan dalam Penindakan Kasus Suap Calon Bintara
Sekitar 4 Jam yang laluPerbedaan Gaji Polisi di Kanada dengan Burundi, Negara Termiskin di Dunia
Sekitar 4 Jam yang laluIPW Dapat Info Jaringan Calo Penerimaan Bintara di Jateng Tak Sebatas Kompol
Sekitar 7 Jam yang lalu6 Negara dengan Gaji Polisi Paling Tinggi di Dunia
Sekitar 8 Jam yang laluVIDEO: Mahfud Duga Sambo Tak Akan Dieksekusi Mati, Hukuman Jadi Seumur Hidup
Sekitar 2 Hari yang laluTeddy Minahasa 'Boyong' Ahli Forensik Pernah Bela Eliezer Sebagai Saksi Meringankan
Sekitar 6 Hari yang lalu10 Tas Mewah Istri Para Pejabat Indonesia, Mulai Sambo sampai Rafael Alun
Sekitar 6 Hari yang laluCEK FAKTA: Ferdy Sambo Berlutut dan Mengemis Minta Ampun ke Bharada E?
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan Richard Eliezer Buntut Wawancara TV, Ini Kata Pengacara
Sekitar 1 Minggu yang laluAlasan LPSK Cabut Perlindungan Bharada Richard Eliezer
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan Terhadap Bharada Richard Eliezer
Sekitar 1 Minggu yang laluCEK FAKTA: Hoaks Permintaan Terakhir Sambo Satu Sel dengan Putri Sebelum Dihukum Mati
Sekitar 1 Minggu yang laluTOP NEWS: Harta Miliaran Rafael Terbongkar | LPSK Kecewa Berat Eliezer Langgar Aturan
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan, Bharada E akan Diperlakukan Seperti Ini oleh Polisi
Sekitar 1 Minggu yang laluVIDEO: Duduk Perkara Hingga LPSK Cabut Perlindungan Buntut Eliezer Wawancara di TV
Sekitar 1 Minggu yang laluVaksin IndoVac Sudah Bisa Digunakan Sebagai Booster Kedua Masyarakat 18 Tahun ke Atas
Sekitar 2 Minggu yang laluHoaks, Kemenkes Terbitkan Artikel Pria Tak Vaksinasi Berefek pada Kualitas Sperma
Sekitar 3 Minggu yang laluBRI Liga 1: Arema FC Terancam Tanpa Duo Penyerang Penting saat Hadapi Borneo FC
Sekitar 3 Jam yang laluBRI Liga 1: Tak Ada Laga Tunda dan Momen Awal Ramadan, Skuad PSS Libur Sepekan
Sekitar 4 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami