Merdeka.com - Makin tua makin jadi. Istilah yang cocok menggambarkan Eko Yudi Purnomo (50). Seorang pembudidaya anggrek asal Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang. Dia berhasil berinovasi melalui spesies tanaman anggrek. Bahkan, dia telah mematenkan 17 spesies anggrek baru hasil persilangannya dengan nama serba Lumajang.
Eko yang telah bertahun-tahun menggeluti dunia tanaman hias, berhasil menyilangkan beberapa jenis anggrek menjadi spesies baru, terutama anggrek Dendrobium. Hingga kini sudah ada 17 jenis anggrek hybrid baru hasil eksperimennya melalui persilangan tanaman anggrek Dendrobium dengan beragam jenis lain. Bahkan, 17 anggrek hybrid hasil silangannya itu telah terdaftar di Orchid Roots, sebuah lembaga paten internasional yang berpusat di Inggris.
Perjalanan eksperimen itu berawal pada tahun 2018. Eko yang saat itu berprofesi sebagai petani melihat adanya potensi yang bisa digali dan dikembangkan seputar dunia tanaman anggrek di Lumajang.
Berbekal ilmu merawat tanaman hias yang dimilikinya saat bekerja di kebun Handoyo Budi Orchids (HBO) Malang pada 2015, Eko mencoba menyilangkan tanaman anggrek jenis Enobi Purple dengan Phalaenopsis. Hasilnya, tumbuh anggrek Dendrobium varian baru. Kemudian dipatenkan dengan nama 'Pesona Lumajang'.
"Pesona Lumajang ini hasil silangan pertama saya," kata Eko.
Dari percobaan itu, dia mulai rajin bereksperimen menyilangkan sejumlah tanaman anggrek Dendrobium. Hingga akhirnya berhasil menciptakan 17 spesies anggek dengan corak dan motif baru.
Dia merupakan orang pertama di Kabupaten Lumajang yang berhasil menyilangkan tanaman anggrek dan mematenkan spesies baru dari hasil silangan ke lembaga resmi. Bahkan, beberapa jenis anggrek yang berhasil ia silangkan diberi nama dengan menyematkan objek alam di Lumajang seperti Ranu Kumbolo, Mini Regulo.
Selain itu, nama-nama anggrek hasil silangannya itu diberi nama dengan menyematkan tempat kelahirannya itu seperti Mini Lumajang, Lumajang Exsotik, Lumajang Unique dan lain lain.
"Nama-nama yang saya daftarkan beberapa menggunakan ciri khas lokal Lumajang. Tujuannya biar mengangkat nama Lumajang dan bisa dikenal masyarakat luas lewat anggrek," jelasnya.
Bahkan, yang terbaru, Eko memberi nama anggreknya Rumini, salah satu korban erupsi Semeru yang meninggal dalam kondisi memeluk sang nenek.
Eko pun mendaftarkan ke-17 anggrek hasil silangannya itu ke lembaga resmi sebagai apresiasi atas kerja keras dan keuletannya dalam melakukan teknik penyilangan tanaman anggrek.
Selain itu, pematenan itu juga untuk melindungi hak cipta sebagai bentuk penghargaan terhadap karya intelektual.
Menurut pria yang juga sebagai Ketua PAI (Perhimpunan Anggrek Indonesia) Lumajang itu, kontribusinya dalam pertanian khususnya persilangan tanaman anggrek diharapkan dapat menambah minat petani lokal untuk membudidayakan anggrek lokal tersebut.
Teknik persilangan pada tanaman anggrek tak hanya untuk menciptakan jenis baru namun juga dapat meningkatkan mutu anggrek.
Advertisement
Dituding Terima Pesanan Gatot Nurmantyo untuk Usut Heli AW-101, Ini Respons KPK
Sekitar 4 Menit yang laluCak Imin akan Bertemu Airlangga, Gerindra Sebut Cari Peluang Tambah Anggota Koalisi
Sekitar 8 Menit yang laluKKB Bakar Pesawat Susi Air di Nduga, Nasib Pilot dan Penumpang Belum Diketahui
Sekitar 19 Menit yang laluPeriksa Dito Mahendra, KPK Usut Pihak yang Bekerjasama dengan Nurhadi Melakukan TPPU
Sekitar 24 Menit yang laluWapres: NU harus Mampu Bertransformasi dan Beradaptasi dengan Perubahan Zaman
Sekitar 28 Menit yang laluRais 'Aam PBNU Ingatkan Nahdliyin Hadapi Abad Kedua NU dengan Mental Kuat
Sekitar 34 Menit yang laluPolisi Kirim Hasil Investigasi Kasus Gagal Ginjal Akut Anak di DKI ke BPOM
Sekitar 38 Menit yang laluPurnawirawan Polisi Siap Tanggapi Laporan Keluarga Mahasiswa UI Tewas Tertabrak
Sekitar 43 Menit yang laluGempa Turki-Suriah, Jusuf Kalla Pastikan PMI Segera Kirim Bantuan
Sekitar 47 Menit yang laluMuhammadiyah Kirim Layanan Medis Bantu Evakuasi Korban Gempa Turki
Sekitar 1 Jam yang laluGempa Magnitudo 5,2 di Pandeglang, BPBD Banten: Belum Ada Laporan Kerusakan
Sekitar 1 Jam yang laluPolisi Kirim Hasil Investigasi Kasus Gagal Ginjal Akut Anak di DKI ke BPOM
Sekitar 51 Menit yang laluKreatif, Polisi Tuban Sulap Ratusan Knalpot Brong Sitaan Jadi Patung Kuda
Sekitar 1 Jam yang laluIni Jenis Pelanggaran yang Disasar Petugas saat Operasi Keselamatan Jaya 2023
Sekitar 1 Jam yang laluDua Jenderal TNI dan Polri Turun Tangan di Kasus Brimob Bentak Babinsa TNI AD
Sekitar 1 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Sentil Baiquni Soal Sikap Seorang Perwira Polisi Harus Gagah Berani
Sekitar 17 Jam yang laluVIDEO: Replik Jaksa, Sindir Sikap Ngeles Irfan Widyanto Makin Coreng Citra Polri
Sekitar 17 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Soroti Pleidoi Hendra Eks Anak Buah Sambo Soal 27 Tahun Karier di Polri
Sekitar 20 Jam yang laluVIDEO: Beberkan Rekaman CCTV ke Pimpinan Polri, Chuck "Saya Dijanjikan Tak Dipidana"
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Jaksa Serang Agus Nurpatria, Bandingkan dengan Ricky Berani Tolak Sambo
Sekitar 1 Jam yang laluVIDEO: Dua Kejahatan Arif Rahman Eks Anak Buah Sambo di Kasus Brigadir J
Sekitar 1 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Sentil Baiquni Soal Sikap Seorang Perwira Polisi Harus Gagah Berani
Sekitar 17 Jam yang laluVIDEO: Replik Jaksa, Sindir Sikap Ngeles Irfan Widyanto Makin Coreng Citra Polri
Sekitar 17 Jam yang laluVIDEO: Replik Jaksa, Sindir Sikap Ngeles Irfan Widyanto Makin Coreng Citra Polri
Sekitar 17 Jam yang laluVIDEO: Arif Terisak Sampaikan Pembelaan Beri Pesan Cinta ke Istri, Ibu Hingga Hakim
Sekitar 3 Hari yang laluVIDEO: Serangan Balik Bharada E, Sindir Jaksa Ngotot 12 Tahun Penjara
Sekitar 4 Hari yang laluApakah Boleh Memperoleh Vaksin Campak Bersamaan dengan Booster COVID-19?
Sekitar 1 Minggu yang laluAntisipasi Penyakit Ngorok, Dinas Pertanian Madina Maksimalkan Penyuntikan Vaksin
Sekitar 1 Minggu yang laluLupakan Kekalahan, PSS Alihkan Fokus Hadapi Persik di BRI Liga 1
Sekitar 2 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami