Merdeka.com - FIFA mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, beberapa waktu lalu. Pengamat sepak bola Anton Sanjoyo optimistis Menteri BUMN yang juga Ketua Umum (Ketum) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir mampu meredam sanksi FIFA untuk Indonesia. Sebab, Indonesia kini tengah berhadapan dengan ancaman sanksi FIFA setelah pencabutan status tuan rumah Piala Dunia U-20.

Menurutnya, kepemimpinan dan kemampuan negosiasi Erick Thohir sangat dibutuhkan agar dunia sepak bola Indonesia tidak mendapatkan sanksi dari FIFA. Di mana sanksi dari FIFA akan membawa kemunduran dari dunia sepak bola Tanah Air.

"Erick Thohir sendiri dia member IOC, dia juga pernah berkecimpung di liga Eropa Italia, kewarganegaraan yang sama dengan Gianni Infantino (Presiden FIFA). Harusnya sih bisa cukup lancar," kata Anton kepada wartawan, Rabu (5/4).

Erick Thohir diketahui memiliki pengalaman panjang dalam dunia olah raga internasional. Ia pernah menjadi orang nomor satu di klub sepak bola Inter Milan FC dan D.C United.

Di samping itu, ia juga pernah menjadi CEO dari Philadelphia 76ers di liga bola basket Amerika Serikat. Selain itu, penyelamatan dunia sepak bola Indonesia sebelumnya sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh Erick Thohir.

Penyelamatan pertama dilakukan oleh Erick Thohir ketika masih menjadi Presiden Inter Milan FC, dan dunia sepak bola Indonesia tengah dibekukan oleh FIFA. Dia menilai, di sini dia berhasil bernegosiasi dengan FIFA untuk mengangkat sanksi dan akhirnya liga sepak bola Indonesia bisa berjalan kembali.

Kemudian penyelamatan dunia sepak bola kedua dilakukan oleh Erick Thohir sebelum menjadi Ketum PSSI atas tragedi Kanjuruhan Malang. Dia menjadi perwakilan pemerintah Indonesia agar FIFA tidak memberikan sanksi atas tragedi berdarah tersebut.

Lagi-lagi Erick Thohir berhasil meyakinkan FIFA untuk tidak memberikan sanksi kepada Indonesia. Ia juga berhasil meyakinkan FIFA jika Indonesia akan melakukan transformasi agar dunia sepak bola jadi lebih baik ke depannya.

Hal ini kemudian disambut dengan baik oleh FIFA. Federasi tertinggi sepak bola tersebut bahkan bersedia untuk membantu Indonesia dalam melakukan transformasi.

Berkaca dari berbagai keberhasilan dan kepemimpinan Erick Thohir ini, Anton optimistis FIFA tidak akan menjatuhkan sanksi kepada Indonesia. Walaupun terdapat sanksi, ia mengatakan tidak akan memberatkan dunia sepak bola Indonesia.

"Saya tidak yakin juga FIFA akan memberikan sanksi yang sangat berat kepada Indonesia," pungkas Anton.

Sebelumnya diberitakan, Erick Thohir menegaskan transformasi sepak bola di Indonesia tetap berjalan. Meskipun Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.

Menteri BUMN ini mengatakan kerja-kerja besar akan terus dilakukan untuk mendorong terlaksananya transformasi sepak bola di Tanah Air. Kondisi ini menjadi fokus PSSI demi menghadirkan kemajuan besar persepakbolaan Tanah Air.

"Saya tentu akan berusaha keras, memastikan transformasi persepakbolaan Indonesia ini terjadi," kata Erick Thohir dalam konferensi persnya di Jakarta, Jumat (31/3).

Mantan Presiden Inter Milan ini kembali menegaskan bahwa transformasi sepak bola menjadi agenda utama bagi PSSI. Sehingga pelaksanaannya bakal terus dikawal secara menyeluruh dan bersama-sama.

"Bukan wacana, tapi benar-benar terjadi," sambung Erick Thohir.

Dia menyampaikan, usai pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 oleh FIFA, Presiden Jokowi tidak menginginkan Indonesia mendapat citra buruk di kancah internasional.

Dengan begitu, dirinya bekerja maksimal untuk tetap menjaga marwah sepak bola Indonesia di level dunia. Sehingga dunia internasional dapat terus menerima kehadiran Indonesia dalam ajang-ajang internasional di sektor olahraga.

"Presiden tidak mau kita terkucilkan dari peta persepakbolaan dunia," ujar Erick Thohir.

Erick Thohir memastikan akan berusaha maksimal agar FIFA tak menjatuhkan sanksi usai status Indonesia dicabut sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.

"Saya juga akan bekerja keras bernegosiasi kepada FIFA untuk menghindari sanksi yang bisa terjadi," jelas Erick Thohir.