Merdeka.com - Sistem belajar daring atau online memunculkan sejumlah persoalan, di antaranya ketiadaan smartphone pada keluarga kurang mampu. Mengatasi masalah ini, guru SMP Negeri 29 Medan proaktif mendatangi rumah beberapa siswanya.

Kepala SMP Negeri 29 Medan, Masraya, mengatakan terdapat sejumlah pelajar di sekolah itu yang tidak bisa mengikuti pelajaran jarak jauh atau daring. Salah satu penyebabnya mereka tidak memilikismartphone sebagai sarana pendukung belajar online.

"Guru kita berinisiatif mendatangi rumah pelajar itu. Memang enggak terlalu jauh, karena masih di lingkungan sekolah kita. Atau guru dan siswa rumahnya dekat-dekatan. Ada yang di Perumnas Mandala, ada di Bandar Setia," sebut Masyara yang dihubungi Rabu (29/7).

Saat dikunjungi guru, terkadang siswa di sekitar yang juga tidak memiliki smartphone berkumpul di salah satu rumah untuk belajar bersama. "Bukan hanya satu orang, kadang-kadang tiga orang. Di sana guru menerangkan pelajaran dan memberi tugas," sebut Masraya.

Perempuan ini mengatakan, langkah mendatangi para siswa ini dilakukan setelah pihaknya mengetahui kondisi ekonomi para orang tua siswanya. Sebagian siswa di sekolah yang ada di Jalan Benteng Hulu, Medan Tembung itu memang berasal dari ekonomi lemah.

"Ada yang orangtuanya jam 4 pagi sudah pergi kerja, jadi kita datangi biar si anak nggak main-main," ujarnya sembari mengatakan, siswa yang didatangi umumnya pelajar kelas VII.

Sementara hingga saat ini Pemkot Medan belum menemukan formula untuk sistem belajar tatap muka pada adaptasi kebiasaan baru. Belajar-mengajar masih harus dilakukan secara online.