Gunung Slamet 'adem', warga tetap waspada
Merdeka.com - Menurunnya aktivitas Gunung Slamet sejak tiga hari terakhir tidak membuat warga yang berada di sekitar lereng gunung tertinggi di Jawa Tengah ini terlena. Bahkan mereka mengaku harus tetap siaga.
Warga di Dusun Gunungmalang Desa Serang Kecamatan Karangreja Purbalingga saat ini sudah bisa beraktivitas normal. Kepala Desa Serang, Sugito mengatakan saat ini warganya sudah bisa beraktivitas dengan tenang.
"Alhamdulillah trauma warga Gunung Malang sudah hilang, warga sudah beraktivitas seperti biasa walaupun belum normal seutuhnya," katanya, Selasa (16/9).
Aktivitas Gunung Slamet yang cenderung menurun, katanya, tidak membuat warga Dusun Gunungmalang terlena dengan kondisi saat ini. "Warga tetap siap siaga untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat terjadi," ujarnya.
Diakuinya, tidak menutup kemungkinan penurunan aktivitas Gunung Slamet hanya sesaat dan sewaktu-waktu bisa meningkat kembali. Sementara itu, warga Dusun Bambangan Desa Kutabawa Purbalingga, Tohirin (29), mengakui saat ini aktivitas sudah kembali normal. Diakuinya, beberapa waktu lalu saat aktivitas Gunung Slamet alami peningkatan signifikan. Warga sempat panik.
"Kejadian itu tidak seperti biasanya mas, saat itu banyak warga yang kaget. Tetapi sekarang kami sudah seperti biasa lagi. Yang jelas kalau nanti terjadi perubahan kondisi dan sewaktu-waktu disuruh mengungsi, kita sudah siap," ujarnya.
Terpisah, Kepala Pelaksana harian SAR Purbalingga, Arif Wahyudi mengatakan hingga saat ini kondisi Gunung Slamet cenderung menurun. Meski begitu, pihaknya bersama anggota SAR gabungan lainnya juga tetap menggelar sosialisasi kepada masyarakat sekitar lereng.
"Warga sebenarnya sudah siap, seperti kemarin saat ada letusan besar, mereka sudah berusaha menjauh dari daerah yang memang tidak boleh atau dalam jangkauan radius keselamatan," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono mengatakan aktivitas kegempaan Gunung Slamet cenderung menurun. "Aktivitas kegempaan menurun, status Gunung Api Slamet masih tetap Siaga (Level III)," ujarnya.
Berdasar data pengamatan PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana) pada Selasa (16/9), pukul 06.00-12.00 WIB, Gunung Slamet teramati asap putih tinggi antara 50 meter-100 meter dan terpantau adanya tujuh kali gempa embusan.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga dilarang beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta diungsikan ke daerah yang lebih aman.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas pada sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari pusat erupsi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Material batu dari Gunung Gamping digunakan untuk pembangunan rumah-rumah di Kota Yogyakarta
Baca SelengkapnyaGunung Pesagi di Lampung ini terkenal dengan rute pendakian yang sulit namun memiliki pemandangan alam yang begitu indah.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru berstatus Siaga atau Level III, sehingga pihak PVMBG memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas sejauh 13 km dari puncak.
Baca SelengkapnyaSemua aktivitas wisata maupun pendakian dilarang hingga radius 4,5 Km
Baca SelengkapnyaGunung Semeru memuntahkan letusan disertai Awan Panas Guguran (APG) pada Senin (25/12) sekitar pukul 05.12 WIB.
Baca SelengkapnyaHendra mengatakan, tinggi kolom asap letusan maupun hembusan maksimum 700 meter di atas puncak.
Baca Selengkapnya