Gunung Merapi Kembali Luncurkan Awan Panas Guguran Sejauh 1,1 Km
Merdeka.com - Luncuran awan panas guguran kembali terjadi di Gunung Merapi. Luncuran awan panas guguran ini terjadi pada Senin (25/2) pukul 11.24 WIB.
Luncuran awan panas terjadi sejauh 1,1 kilometer. Luncuran awan panas ini mengarah ke Kali Gendol.
Kepala Badai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida membenarkan terjadinya awan panas guguran tersebut. Awan panas guguran itu disebut Hanik terjadi selama 110 detik.
"Telah terjadi awan panas guguran di Gunung Merapi pada pukul 11.24 WIB dengan durasi 110 detik, jarak luncur 1100 m, dan arah ke Kali Gendol," ujar Hanik saat dihubungi, Senin (25/2).
Dalam keterangan resminya BPPTKG mengatakan jika awan panas guguran yang terjadi berpotensi menyebabkan hujan abu. BPPTKG pun meminta masyarakat untuk tenang dan tetap waspada mengantisipasi gangguan karena hujan abu.
Terkait status Gunung Merapi saat ini masih berada di level II atau waspada dengan batas aman aktivitas warga adalah 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada siang hari, Minggu (21/1), awan panas yang muncul dari Gunung Merapi. Beberapa daerah di sekitaran Merapi terkena dampak hujan abu.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi kembali mengeluarkan rentetan awan panas guguran pada Senin (4/2) sore.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi yang berada di DIY dan Jawa Tengah kembali mengeluarkan awan panas guguran.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dua kali awan panas guguran ini terjadi pada pukul 19.56 WIB dan 20.03 WIB.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi mengalami erupsi. Hujan abu melanda Boyolali dan Klaten
Baca SelengkapnyaWarga dibuat ketakutan dengan dentuman dan suara gemuruh. Apalagi sampai menimbulkan geteran seperti gempa bumi.
Baca SelengkapnyaPuncak Gunung Merapi dipenuhi batu-batu berapi yang suhunya diperkirakan mencapai 1.000 derajat.
Baca SelengkapnyaGundukan yang diduga gunung berapi itu beberapa kali diunggah di media sosial dan diberi nama Bledug Kramesan.
Baca Selengkapnya