Grup Band Disabilitas di Banyuwangi Gelorakan Semangat Dari Panggung ke Panggung
Merdeka.com - Terbatas secara fisik, tidak membuat para pemuda penyandang disabilitas di Kabupaten Banyuwangi berhenti berkreativitas. Melalui grup band bernama Almumtaz para penyandang disabilitas tampil dari panggung ke panggung di daerahnya bahkan luar kota.
Tidak hanya tampil bermusik dan bernyanyi, para penyandang disabilitas yang sebagian besar tunanetra tersebut punya misi mulia. Selain menghibur, para personel Almumtaz selalu menyelipkan pesan motivasi semangat menjalani kehidupan, tidak putus asa dan mengajak saudara sesama disabilitas untuk bersekolah di pendidikan sekolah luar biasa (SLB).
"Setiap kali main, kita sosialisasi soal pendidikan luar biasa karena banyak Anak anak disabilitas yang tidak sekolah. Sekaligus jadi motivator," kata Guru Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMP-LB) Banyuwangi, Mohamad Afif Khoiri yang juga menjadi pembina grup band Almumtaz, Selasa (3/12).
Grup Band Almumtaz ©2019 Merdeka.comSaat ditemui, Afif dan Anak anak didik grup bandnya sedang diundang tampil dalam Festival Kita Bisa di Pendopo Sabha Swagata Blambangan Banyuwangi. Festival tersebut menampilkan kreativitas ribuan disabilitas dari seluruh wilayah Banyuwangi mulai atraksi seni, olah raga, hingga karya kreatif lain yang pastinya luar biasa. Acara tersebut sekaligus sebagai peringatan Hari Disabilitas Internasional.
Afif melanjutkan, grup band Almumtaz sering diundang di acara-acara pengajian dan sekolah sekolah. Tidak hanya di Banyuwangi, sejak 2011 berdiri, grup band Almumtaz sering diundang tampil di beberapa kota besar mulai Yogyakarta, Jakarta, Surabaya, Malang, Jember. Anak didiknya juga pernah diundang tampil dalam acara liga dangdut oleh sebuah televisi swasta.
"Setiap tampil, misi kita menyebarkan pesan yang bermanfaat buat orang lain, jadi bukan profit oriented," ujarnya.
Sebagai guru sekaligus pelatih, Afif menemukan potensi personel grup band Almumtaz sejak mereka duduk di bangku SMPLB. Hingga akhirnya terkumpul 15 personil mulai dari tim teknis urusan perlengkapan, pemain musik hingga dua vokalis.
"Kita awalnya pengen ada sesuatu yang bermanfaat buat orang lain, bagaimana anak anak ini bisa diberdayakan, mereka bisa semakin solid," ujarnya.
Inspirasi kekompakan para personel ditunjukkan dengan kerja sama. Dari 15 tim, terdapat tiga orang penyandang tunarungu, tuna daksa dan tun grahita membantu hal hal teknis. Sisanya merupakan penyandang tunanetra.
Grup band Almumtaz terdiri dari pemain bass, gitar, kendang, drumb, keyboard, tamborin dan vokal. Awal terbentuk musik musik yang sering dibawakan bernuansa religi seperti gambus, namun seiring permintaan pasar mereka juga memainkan musik semua genre mulai dari pop, rock, tradisional hingga dangdut.
Grup Band Almumtaz ©2019 Merdeka.com"Awalnya musik religi, karena konsumen inginkan genre lain, mereka bisa mainkan musik barat hingga tradisional," katanya.
Saat latihan, para personel tunanetra lebih mudah menghafal chord alat musik, sehingga mempercepat proses belajar.
"Mereka sudah terbiasa menggunakan felling, kasih dasar kunci musik cepat nangkap. Makanya grub band kita namai Almumtaz yang bermakna istimewa," ujarnya.
Sementara itu, Wahyono (26) satu dari dua vokalis di grup band Almumtaz mengaku senang memiliki ruang berekspresi, sekaligus bisa menjadi sumber mata pencaharian buat keluarganya.
"Selain nyanyi, saya juga buka jasa pijat, kadang juga diundang untuk baca tilawatil Quran. Ya bersyukur bisa untuk keluarga istri dan anak saya," ujar bapak satu anak ini.
Tidak hanya menyanyi, Wahyono dan personel grup band Almumtaz juga membuat konten YouTube dari karya karya saat mereka tampil. Ke depan, tidak hanya menyanyikan lagu karya orang lain, namun bakal menciptakan lagu karya grup band Almumtaz sendiri.
"Kalau karya lagu kami sedang bikin, proses aransemen," katanya. Selain itu, Achmad Zulkarnain, penyandang disabilitas yang terkenal dengan fotografer tanpa tangan dan kaki tersebut juga menjadi personel yang mewarnai grup band Almumtaz. Zul memainkan alat musik kendang, meski menggunakan bagian lengannya.
"Menjadi yang terbaik tidak harus sempurna. Kecacatan sesungguhnya bukan fisik, tapi kecacatan perbuatan. Kata kata itu yang selalu jadi motivasi saya, dan selalu saya ingat, bahwa kita tidak perlu merasa berbeda dan putus asa," kata Zul.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pulang Sosialisasi Pemilu, Kapolresta Pekanbaru Cegat Disabilitas
Hati Jeki luluh dan langsung memangggil anak buahnya untuk mengambilkan bingkisan dari mobilnya.
Baca SelengkapnyaFOTO: Semangat Penyandang Disabilitas Berkarya Lewat Lukisan untuk Kemandirian Ekonomi
Bengkel kerja yang berdiri lebih dari 4 tahun ini sudah menghasilkan lebih dari seribu lukisan karya penyandang difabel.
Baca SelengkapnyaDibalut Konser Musik, Ribuan Warga Lamongan Kumpul Dukung Ganjar-Mahfud
Festival musik ini dimeriahkan oleh berbagai artis dan musisi ternama
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ditangkap, Ini Penampakan Pembunuh Sadis yang Habisi Nyawa Satu Keluarga di Musi Banyuasin
Setelah buron hampir dua pekan, pembunuh empat dalam satu keluarga di Musi Banyuasin ditangkap.
Baca SelengkapnyaVIDEO: Keras Anies Balas Prabowo Soal Disabilitas: Bantu Disabilitas Bukan Kegiatan Amal!
Menurutnya, membantu disabilitas bukan kegiatan amal (charity)
Baca SelengkapnyaSensasi Dibangunkan Sahur Pakai Musik Patrol Banyuwangi, Kesenian Daerah yang Tetap Eksis di Tengah Modernisasi
Masyarakat akan dihibur dengan gending banyuwangen sebelum mendengar ajakan untuk bangun sahur
Baca SelengkapnyaWisata di Banyuwangi yang Hits dan Terbaru, Cocok untuk Manjakan Mata di Akhir Pekan
Merdeka.com merangkum informasi tentang wisata di Banyuwangi yang hits dan terbaru, sangat cocok untuk memanjakan mata di akhir pekan.
Baca SelengkapnyaBerdayakan Pekerja Disabilitas, Mensos Apresiasi Krisna Oleh-oleh Bali
Penyandang disabilitas merupakan kelompok rentan yang memiliki kemampuan untuk berdaya, tetapi kurang mendapat kesempatan.
Baca Selengkapnya4 Orang Sekeluarga di Musi Banyuasin Ditemukan Tewas Membusuk di Rumah
Warga yang penasaran masuk ke rumah dan menemukan satu mayat. Warga akhirnya melapor ke polisi dan ditemukan tiga mayat lagi di rumah tersebut.
Baca Selengkapnya