GNPF MUI temui Wiranto minta diperlakukan adil soal aksi 112
Merdeka.com - Ketua Tim Advokat Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI, Kapitra Ampera menemui Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto. Pertemuan yang berlangsung sejak 09.30 sampai 10.30 WIB ini tidak dijadwalkan dalam agenda harian Menko Polhukam.
Kapitra Ampera mengatakan, keduanya hanya membahas terkait pemerataan kesejahteraan. Kapitra mengingatkan agar tak ada perbedaan perlakuan terhadap warga Indonesia.
"Semua kita ingin damai, diperlakukan sama, harus ada harmonisasi, harus ada kesejahteraan yang sama. Indonesia ini Indonesia kita. Kalau satu dimarjinalkan, satu dibesarkan, itu tidak sejahtera. Itu ketidakadilan namanya," kata Kapitra yang ditemui usai bertemu Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (9/2).
Dalam pertemuan, Kapitra juga menyinggung terkait rencana zikir dan doa bersama pada 11 Februari 2017. Menurutnya, rencana zikir dan doa bersama tidak bisa dianggap sebagai aksi demonstrasi.
"Kita ini, mau beribadah, mau silaturahim, gerak jalan, dan sebagainya. Bukan demo, kalau demo itu kan kesannya melakukan protes atas sesuatu yang kita tidak puas, tidak diapresiasi," ujar dia.
Kendati demikian, Kapitra mengaku belum bisa memastikan apakah zikir dan doa bersama akan tetap dilaksanakan pada Sabtu mendatang atau sebaliknya. Soal penjadwalan, itu kewenangan ulama. Kepada pemerintah, Kapitra menekankan tak bisa melarang zikir dan doa bersama.
"Kita lihat besok. Sesuatu yang tidak melanggar hukum tidak boleh dilarang, tapi sesuatu yang dilarang itu tidak boleh dilakukan," jelasnya.
Di samping itu, dia mengaku Wiranto mengapresiasi aspirasi masyarakat. Kapitra memastikan Wiranto berpegang teguh pada konstitusi dan Undang-Undang.
"Konsep-konsep yang sudah tertuang dalam konstitusi berusaha didukung. Selagi ini ada payung hukum, menjadi kewajiban penyelenggaran negara untuk mewujudkan. Pak Wiranto itu sangat baik, sangat memahami aspirasi masyarakat," jelasnya.
"Penyelenggara negara juga diatur oleh konstitusi dan UU. Nah kalau seluruh komponen negara ini taat pada UU maka harmonisasi terjadi," pungkasnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sinyal pertemuan itu juga semakin diperkuat, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman yang menyebut pertemuan itu akan terjadi tidak lama lagi.
Baca SelengkapnyaGibran menampik jika Presiden Joko Widodo menitipkan nama di kabinte pemerintahan selanjutnya.
Baca SelengkapnyaMenurut pengakuan Gibran, sejauh ini Prabowo Subianto belum membicarakan soal kabinet.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
446.219 prajurit TNI secara serentak di seluruh Indonesia dikerahkan untuk mendukung kelancaran pesta demokrasi jelang hari pencoblosan 14 Februari.
Baca SelengkapnyaAturan mengenai batas usia Capres-Cawapres digugat ke MK pda Senin (21/7).
Baca SelengkapnyaSaat berada di dalam kabinet, mantan Danjen Kopassus ini menyatakan Jokowi tidak pernah istirahat.
Baca SelengkapnyaGanjar pede hengkangnya ratusan anggota organisasi sayap PDIP pasca Ara mundur tidak berpengaruh terhadap suaranya di Jabar.
Baca SelengkapnyaUsulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca Selengkapnya