Gernas BCL Momentum Bagi Produk Olahan Perikanan Ramah Lingkungan
Merdeka.com - Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut (Gernas BCL) dipandang sebagai momentum yang baik untuk mendorong pengembangan produk olahan perikanan ramah lingkungan. Zero waste industri pengolahan menjadi salah satu pendekatan yang saat ini didorong oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Plt Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Ishartini memastikan jajarannya bergerak ke 14 titik mulai dari Aceh hingga Papua guna melakukan bimbingan teknis (bimtek) peningkatan daya saing produk kelautan dan perikanan kepada masyarakat pesisir.
"Kami percaya laut akan selalu terjaga selama kita mengajak nelayan untuk mengefektifkan apa yang kita dapat dari laut, terutama jika ikan yang ditangkap bisa menghasilkan nilai tambah," terang Ishartini melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (29/10).
Ishartini menyebutkan bahwa guna meningkatkan nilai tambah dari ikan diperlukan kegiatan pengolahan untuk menghasilkan produk yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. "Terlebih semua bagian tubuh ikan dapat diolah dan dimanfaatkan hingga tidak ada bagian yang terbuang (zero waste)," ujarnya.
Misalnya untuk bagian daging dari ikan dapat diolah menjadi abon, bakso, nuget, kaki naga, dll. Dari sirip dapat dibuat crispy sirip ikan. Selanjutnya kepala dan tulang ikan dapat dibuat kerupuk tulang, dendeng lumat, atau tepung tulang. Sementara dari kulit dapat dibuat keripik atau kerupuk kulit ikan. Jeroan ikan pun dapat dimanfaatkan menjadi silase.
"Bimtek ini kita sesuaikan dengan kebutuhan di setiap titik agar masyarakat kelautan dan perikanan semakin berdaya saing," sambung Ishartini.
Ishartini mencontohkan, melalui bimtek mutu dan nilai tambah misalnya, diharapkan para nelayan semakin berperan aktif dalam penerapan mutu dan keamanan hasil perikanan. Dengan begitu, mereka juga akan terus mengembangkan produk inovasi bernilai tambah yang ramah lingkungan sekaligus meningkatkan ekonomi setempat.
Terkait ramah lingkungan, juga penting dalam memilih bahan kemasan yang ramah lingkungan dengan prinsip reduce, reuse, recycle. Meskipun ini masih menjadi tantangan besar bagi pemerintah dan pelaku usaha, namun diharapkan UMKM bisa memilih bahan kemasan alami seperti dari daun dan rotan atau bahan kemasan yang biodegradable seperti plastik biodegradable atau bahan kemasan yang bisa didaur ulang lainnya.
Kemudian bimtek pembiayaan diharapkan mampu memberikan pemahaman tentang sumber pendanaan dan pengelolaan keuangan yang baik. Tidak dapat dipungkiri, masih ada UMKM sektor kelautan dan perikanan yang merasa kesulitan mengakses lembaga pembiayaan karena terbatasnya pemahaman tentang metode pengelolaan keuangan yang baik. Sehingga diperlukan literasi keuangan dan edukasi produk industri jasa keuangan.
"Jadi dengan bimtek ini, diharapkan nelayan bisa menghasilkan produk bernilai dan tidak terjebak ke rentenir, tapi bisa mengakses pembiayaan baik perbankan maupun non perbankan," tuturnya.
Tak hanya mendapatkan materi bimtek, setidaknya hampir 1.500 peserta bimtek terdiri dari nelayan, pengolah, pemasar dan penyuluh juga aktif mengikuti kegiatan bersih pantai sebagai bagian dari gerakan Bulan Cinta Laut. Dalam setiap materi Bimtek diselipkan pesan untuk peduli kebersihan laut dengan mengurangi penggunaan sampah plastik.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengingatkan pentingnya menjaga laut. Terlebih laut telah memberikan banyak manfaat bagi manusia.
"Saatnya kita bersama-sama mengembalikan fungsi laut, mengelola dengan bijak serta mengonversi sumber daya keanekaragaman laut yang dapat memberikan manfaat bagi generasi saat ini dan kebutuhan generasi masa mendatang," kata Menteri Trenggono.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gelombang Tinggi Berpotensi Terjadi di Laut Selatan Banten Malam Ini
BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terutama bagi nelayan yang beraktivitas di laut pada malam hari.
Baca SelengkapnyaPemerintah Sentil Industri Minuman Masih Kecanduan Bahan Baku Impor, Pengusaha: Harganya Lebih Murah
Khusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca SelengkapnyaPertagas Siap Tambah Ketersediaan LNG di Jawa dan Bali, Begini Strategi Dilakukan Perusahaan
Kerja sama memungkinkan untuk dikembangkan ke berbagai bentuk lainnya yang akan mendukung bisnis dan memberikan nilai tambah bagi kedua belah pihak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kementerian BUMN Gelar RUPS Pertamina Tetapkan Jajaran Direksi Baru
Kementerian BUMN melakukan perubahan di pimpinan puncak PT Pertamina.
Baca SelengkapnyaGibran sebut Bandung Kerap Dijadikan Percontohan Menjalankan Program Pemerintah Kota Solo
Gibran menilai banyak potensi yang ada di daerah berjuluk Parijs van Java tersebut bisa ditingkatkan dalam skala yang lebih luas.
Baca SelengkapnyaPGN dan PIS Resmi Kolaborasi Pemanfaatan Energi Berbahan Bakar Rendah Karbon dan Moda Maritim
Bahan bakar rendah karbon tersebut yaitu CNG, LNG, hidrogen, amonia, atau bahan bakar lainnya untuk kendaraan dan kapal-kapal milik PIS.
Baca SelengkapnyaIndustri Penerbangan RI Mulai Pulih Usai Terseok-seok Saat Pandemi Covid-19
Setelah melewati tantangan sejak 2019 hingga 2022 lalu, industri penerbangan nasional mulai menunjukkan momentum bangkit di 2023.
Baca SelengkapnyaMentan Sentil Dirut Bulog: Jangan Terlalu Bersemangat Impor Daging Kerbau, tapi Lupa Serap Gabah dan Jagung Petani
Saat ini, Kementan tengah fokus pada pemenuhan pangan dalam negeri untuk menekan kebijakan impor. Dua di antara komoditas jagung dan padi.
Baca SelengkapnyaMenteri Trenggono: Pemanfaatan Pasir Laut untuk Kebutuhan Domestik dan Jaga Keberlanjutan Ekologi
Di dalam negeri sendiri proyek reklamasi cukup banyak seperti di Surabaya, Jakarta, Batam, hingga Kalimantan.
Baca Selengkapnya