Merdeka.com - Gelapkan 30 unit mobil kreditan, Hendrik Jaya (44) warga Rungkut Menaggal Harapan Blok GA-20, Surabaya, Jawa Timur, terpaksa berhadapan dengan polisi. Pria 44 tahun, yang mengaku punya showroom mobil di Kupang, NTT ini, ditangkap berdasarkan Laporan Polisi (LP) Nomor: LP/369/B/III/Jatim/Restsbes Sby, tertanggal 14 Maret 2015.

Tersangka kelahiran Riau 1970 silam ini, ditengarai banyak mengambil kredit mobil dan truk melalui beberapa Finance yang ada di Surabaya. Kemudian mobil dan truk tersebut dijual lagi ke orang lain dengan harga normal, meski kreditannya belum lunas. Mobil yang dijual-pun tanpa BPKB (dokumen kendaraan).

"Modusnya, tersangka kredit mobil di Surabaya. Kemudian menjualnya lagi ke luar daerah, salah satunya di daerah Kupang, NTT. Tersangka ini, mengaku punya showroom di Kupang. Jadi mobil kredit itu dijual (dikreditkan) lagi melalui showroom milik tersangka ini," terang Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Takdir Mattanete, Selasa (14/4).

Tak hanya menggelapkan mobil kredit, tersangka juga menjual mobil yang disewanya di rentcar ke orang lain. "Jadi sudah ada banyak mobil yang digelapkan tersangka. Ada sekitar 30 unit mobil," lanjutnya.

Sementara tersangka mengaku, saat mengajukan kredit mobil, dia memberi uang muka (DP) Rp 100 juta ke pihak leasing. "Setelah mobil datang, saya bawa ke showroom untuk dijual kembali," akunya.

Dari 30 mobil yang digelapkan, satu di antaranya belum laku dan diamankan pihak kepolisian di Mapolrestabes Surabaya. Mobil tersebut Toyota Avanza warna hitam metalik ber-Nopol: S 550 HH, atas nama Fathur Rohman.

Sementara pihak leasing dari BPR Cabang Surabaya, yang turut datang ke Mapolrestabes Surabaya mengaku, pihaknya juga tertipu oleh tersangka, yang pernah mengajukan pinjaman uang ke BPR, untuk pengadaan sejumlah unit mobil.

"Ada 10 unit mobil. Kita percaya, karena tersangka punya usaha showroom. Sehingga saat mengajukan kredit untuk pengadaan mobil, kita percaya. Apalagi, tersangka menggunakan jaminan surat tanah dan truk," aku Genot, Kepala BPR Cabang Surabaya.

Namun, masih kata Genot, tersangka mangkir dari tanggung jawabnya, terkait angsuran yang wajib dibayar. "Setelah kita survei ulang, ternyata mobil-mobilnya sudah tidak ada, dijual lagi ke daerah Lombok, Kupang dan daerah lain. Tapi tidak pernah membayar angsurannya, meski mobil sudah laku," aku Genot kesal.

Selanjutnya, tersangka dijerat dengan Pasal 378 dan atau Pasal 372 KUHP, tentang penipuan dan penggelapan.