Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Gara-Gara Beda Pilihan Pilkades, Hajatan Janda di Sragen Diboikot Tetangga

Gara-Gara Beda Pilihan Pilkades, Hajatan Janda di Sragen Diboikot Tetangga Ilustrasi

Merdeka.com - Berbeda pilihan sudah sewajarnya terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi berbeda pilihan dalam politik, sudah selumrahnya di negara demokrasi seperti Indonesia. Sikap dewasa seharusnya ditunjukkan setelah gelaran pesta demokrasi usai. Masyarakat seharusnya kembali bersatu, berbaur melupakan perbedaan, kembali bergotong royong dan hidup berdampingan.

Namun hal sebaliknya terjadi di Dukuh Jetak, Desa Hadiluwih, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, sekitar 37 kilometer utara Kota Solo. Salah satu warga RT 13, bernama Suhartini (50) mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari para tetangga. Perlakuan tersebut dia terima gara-gara berbeda pilihan saat digelar acara pemilihan kepala desa (Pilkades) 26 September lalu.

Kepada wartawan, Suhartini yang juga seorang janda tersebut menceritakan, saat ia akan menggelar hajatan mantu di rumahnya, banyak warga yang enggan untuk membantu. Padahal ia termasuk orang yang entengan (suka membantu) jika ada warga lainnya yang juga punya hajatan. Kebiasaan warga di kampungnya selama ini adalah gotong royong dan saling bantu.

"Saya mau menikahkan anak perempuan saya, kok enggak ada yang datang. Padahal saya sering membantu warga yang juga punya gawe," ujarnya, Jumat (18/10).

Suhartini menduga, sikap warga tersebut disebabkan dia tidak memilih calon kepala desa yang kebanyakan menjadi pilihan warga sekitar rumahnya. Sehingga sebagian warga tidak senang dengan pilihannya tersebut, meskipun calon yang ia pilih kalah.

Sepekan sebelum acara hajatan dimulai, dikatakannya, ia mendatangi Ketua RT untuk minta bantuan pembagian kerja. Namun, Ketua RT justru memintanya untuk menemui ketua karangtaruna. Untuk pembagian kerja, bukan Ketua RT lagi yang mengatur.

"Setelah menemui karang Taruna, mereka juga mengelak, ya sudah saya pulang, daripada disuruh ke sana sini," katanya lagi.

Ia kemudian meminta pertimbangan kepada sejumlah kerabat lainnya. Menurutnya, biasanya untuk kegiatan hajatan di Desa, Ketua RT setempat yang menyelesaikan. Namun dengan sikap tersebut, ia merasa dipermainkan. Saat ada acara kumbokarnan (pembentukan panitia), misalnya, para tetangga juga tak banyak yang datang.

"Banyak yang bilang, di jalan warga diteriakin tidak boleh datang, ada yang melarang ke rumah saya. Saya tidak tahu masalahnya apa. Tapi ada yang bilang katanya Pilkades," imbuh Siti, anak sulung Suhartini.

Siti menilai, selama ini ibunya selalu hidup bermasyarakat. Setiap ada hajatan pernikahan di Kampung, kata dia, selalu dihadiri ratusan warga. Namun pada acara hajatan pernikahan di tempatnya tak banyak warga yang datang membantu, meskipun undangan telah disebar.

Siti juga heran, setelah hajatan, pembagian nasi sebagai tanda terima kasih kepada warga juga banyak yang ditolak. Meski ada sebagian yang menerima, namun ada warga yang meminta untuk dikembalikan.

"Meskipun tidak banyak yang membantu, hajatan kami yang digelar berjalan lancar, karena bantuan dari warga dari desa lain," katanya.

(mdk/cob)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Detik-Detik Warga Pelalawan Diserang Gajah Sumatera, Punggung Robek hingga Dilarikan ke RS

Detik-Detik Warga Pelalawan Diserang Gajah Sumatera, Punggung Robek hingga Dilarikan ke RS

Sebelum gajah menyerang, seorang warga melakukan pengusiran terhadap gajah tersebut.

Baca Selengkapnya
Ribuan Warga Magetan Kumpul Bersholawat Doakan Ganjar-Mahfud Menang Pemilu 2024

Ribuan Warga Magetan Kumpul Bersholawat Doakan Ganjar-Mahfud Menang Pemilu 2024

Sholawat ini dipimpin oleh Gus Ali Gondrong di Lapangan Desa Purwodadi

Baca Selengkapnya
Jarak ke TPS Jauh, Ratusan Warga di Daerah Sumut Ini Harus Nyoblos di Rohil di Riau

Jarak ke TPS Jauh, Ratusan Warga di Daerah Sumut Ini Harus Nyoblos di Rohil di Riau

Langkah itu diambil agar warga tetap bisa menggunakan hak pilihnya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Suara Penghayat Kepercayaan dalam Pusaran Politik Indonesia

Suara Penghayat Kepercayaan dalam Pusaran Politik Indonesia

Mereka adalah kelompok rentan yang sering dimanfaatkan untuk mendulang suara. Ragam perjuangan mereka lakukan guna mendapatkan hak-haknya.

Baca Selengkapnya
Jelang Sidang Perdana Sengketa Pilpres, Cak Imin Minta Doa ke Relawan

Jelang Sidang Perdana Sengketa Pilpres, Cak Imin Minta Doa ke Relawan

Cak Imin berharap agar Tim Hukum Nasional (THN) AMIN bisa sukses dalam sidang sengketa tersebut.

Baca Selengkapnya
Ditolak Bidan Desa, Ibu di Pelosok Jember Melahirkan di Pinggir Jalan

Ditolak Bidan Desa, Ibu di Pelosok Jember Melahirkan di Pinggir Jalan

Perempuan tersebut bernama Kholila (37), warga Desa Jambesari, Kecamatan Sumberbaru yang sehari-harinya bekerja sebagai buruh perkebunan.

Baca Selengkapnya
Cerita Rita Kebingungan Cari Suami, Naik Motor Bareng dari Karawang Terpisah di Bakauheni Mau Mudik ke Ketapang

Cerita Rita Kebingungan Cari Suami, Naik Motor Bareng dari Karawang Terpisah di Bakauheni Mau Mudik ke Ketapang

Petugas gabungan di Lampung kemudian membantu menenangkan pemudik asal Karawang, Jawa Barat tersebut.

Baca Selengkapnya
Pernah Tak Digaji hingga Dijauhi Saudara, Perempuan Asal Tuban Kini Sukses Kembangkan Toko Kelontong yang Selalu Ramai Pembeli

Pernah Tak Digaji hingga Dijauhi Saudara, Perempuan Asal Tuban Kini Sukses Kembangkan Toko Kelontong yang Selalu Ramai Pembeli

Kata-kata pepatah yang berbunyi “kehidupan seperti roda sedang berputar” menggambarkan kehidupan Yati.

Baca Selengkapnya
Momen Ribuan Warga Blitar Naik Kereta Menuju Sumatra, Diminta Pindah dari Pulau Jawa dengan Iming-iming Lahan Pertanian Luas

Momen Ribuan Warga Blitar Naik Kereta Menuju Sumatra, Diminta Pindah dari Pulau Jawa dengan Iming-iming Lahan Pertanian Luas

Minimnya lapangan pekerjaan dan upah buruh yang rendah membuat warga Blitar rela meninggalkan kampung halamannya

Baca Selengkapnya