Ganjar kecewa Jateng gagal jadi tuan rumah PON 2020
Merdeka.com - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo meminta agar even Pekan Olah raga Nasional (PON) tidak menjadi bahan obyek politisasi oleh pemerintah pusat. Pernyataan itu keluar dari Ganjar menyusul kegagalan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng yang akan menjadi tuan rumah pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2020 mendatang.
Orang nomor satu di Jateng itu pun tak dapat memungkiri rasa kecewanya terhadap kegagalan daerahnya yang hanya menempati urutan keempat pada nominasi menjadi tuan rumah pekan olah raga terbesar di Indonesia itu.
"Enggak kita gagal kok. Kita dapat rangking empat, padahal yang diambil cuma tiga, " kata Ganjar kepada wartawan di Gedung Gradhika Bhakti Pradja, Kompleks Gubernuran, Jalan Pahlawan Kota Semarang, Jawa Tengah Rabu (19/3).
Ganjar juga mengkritik model pemilihan calon tuan rumah PON yang dilakukan melalui Rapat Anggota Tahunan (RAT) KONI Pusat di Jakarta Convention Center, Selasa (11/3) lalu. Hasilnya tiga urutan teratas tuan rumah PON 2020 adalah Papua, Aceh dan Bali.
"Dalam pemilihan tersebut tidak dilakukan secara terbuka seperti halnya sistem arisan yang menurutnya tepat bagi daerah yang telah menyatakan mau dan siap daerahnya menjadi tuan rumah PON," ungkapnya.
Sementara yang terjadi terkesan tidak fair, karena tidak terbukanya tim penjaringan yang dibentuk KONI pusat.
"Makanya saya sih pingin olahraga jangan dipolitisasi. Olah raga ya olah raga, makanya olah raga enggak maju-maju, "tegas Politisi PDI Perjuangan itu.
Ganjar juga menyinggung transparansi pemilihan yang terjadi. Menurutnya, jika pemilihan dilihat dari sisi kesiapan, maka media bisa menjadi penyambung untuk menginformasikan kesiapan daerah memang layak menjadi tuan rumah.
"Dari sisi kesiapan, nanti ditampilkan media provinsi yang lolos, mulai dari berapa vanue nya, siap belum, cabang olah raganya, akomodasi transportasi, dukungan fasilitas umum seperti rumah sakit dan keuangannya. Semua ditampilkan, nanti kan bobotnya kelihatan," bebernya.
Penyesalan Ganjar semakin tinggi karena sebelumnya dia yakin, Jateng telah cukup siap menjadi tuan rumah. Bahkan hal-hal detail yang tidak dilakukan Provinsi lain pun telah disiapkan oleh Jateng.
"Agak GR juga saya waktu itu. Saat kita pemaparan, kata mereka yang paling siap mulai maskot dan hal kecil telah kita siapkan. Tapi kalah juga, apanya sih yang keliru?" sesalnya.
Meski begitu, Ganjar mengaku tidak mau mempersoalkan lebih tentang gagalnya Jateng menjadi tuan rumah PON 2020 tersebut. "Saya sih enggak mau merengek, ya sudahlah kalau modelnya begini, ngapain kita siap-siap ya. Ngapain kita show kesiapan Jateng. Mbok sudah kita diem saja," cetusnya.
Sebelumnya diberitakan, pasca pengumuman tiga calon tuan rumah PON, banyak provinsi yang memprotes perihal teknis pemilihan. Salah satunya Ketua Harian KONI Sumatera Utara yang menganggap pemilihan tuan rumah PON sangat tertutup dan terindikasi kecurangan.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beberapa waktu lalu Ganjar membangun rumah di daerah Dusun Tegalsari, Desa Wedomartani, Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman
Baca SelengkapnyaGanjar menyebut Provinsi Jawa Tengah merupakan markas besarnya.
Baca SelengkapnyaCapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo meminta agar kericuhan di Konser Pesta Rakyat Ganjar-Mahfud di GOR Satria Purwokerto dilaporkan ke aparat terkait.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Saat ini banyak rakyat atau keluarga miskin yang membutuhkan bantuan akibat kenaikan harga bahan-bahan pokok.
Baca SelengkapnyaCalon presiden nomor 3 Ganjar Pranowo kerap bermalam di rumah warga saat kampanye di berbagai daerah.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo menyerukan pendukungnya tidak menggunakan knalpot brong saat kampanye.
Baca SelengkapnyaGanjar menyebut hingga saat ini partai berlambang Banteng belum memutuskan sikapnya.
Baca SelengkapnyaDiduga rombongan pengantar jenazah tersebut menyerang rumah seorang anggota TNI akibat tersinggung setelah ditegur karena menggeber knalpot.
Baca SelengkapnyaGanjar menandatangani Piagam Perjuangan Nurul Huda.
Baca Selengkapnya