Merdeka.com - Sebanyak 25 tenaga kesehatan yang terdiri dokter dan perawat di RSUD Moewardi Solo terpapar Covid-19 setelah hasil rapid tes menunjukkan tanda reaktif. Pihak dinas kesehatan setempat yang melakukan tracking menduga penularan Covid-19 terjadi dari luar rumah sakit.

"Mereka rata-rata tertular saat aktivitas di luar, justru yang menangani pasien Covid-19 aman. Jadi dari luar tertular, terus dibawa masuk ke rumah sakit, tidak sadar bersosialisasi orang, maka potensi penularan itu bisa terjadi," kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, usai mendampingi Menteri Kesehatan di Poltekes Semarang, Sabtu (11/7).

Sampai saat ini, kata Ganjar, pihaknya bersama tim dari Dinas Kesehatan masih melakukan langkah perbaikan dengan memperketat tracking kontak, rumah sakit juga mengurangi karyawan nonmedis sebanyak 50 persen serta mengurangi jumlah kunjungan pasien.

"Kami juga meminta kapasitas pendidikan dokter muda dan residen juga dikurangi. Kami minta protokol kesehatan dilakukan makin ketat termasuk membatasi karyawan dan jumlah pengunjung," terangnya.

Terkait langkah yang akan diambil pada 25 tenaga kesehatan di RSUD Moewardi itu, pihaknya masih menunggu hasil PCR.

"Ini kan dokter semua, sudah pasti paham, apakah nanti dirawat atau diisolasi. Kalau mereka nanti dengan gejala, pasti harus dirawat, tapi kalau tanpa gejala, bisa dilakukan treatment dengan cara-cara yang tepat," jelasnya.

Temuan ini, sambung Ganjar, hendaknya menjadi peringatan bagi semua pihak akan bahaya virus Corona yang bisa menularkan di mana dan kepada siapa saja.

"Maka kenormalan baru itu jangan hanya sekedar diomongkan tanpa kita bisa berdisiplin diri. Sekarang, covid ini menularnya jauh lebih cepat," ungkap Ganjar.