Gajar Keluhkan Kekeliruan Data Covid-19 dari Pemerintah Pusat
Merdeka.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menilai, data pemerintah pusat terkait Covid-19 perlu diperbaiki. Alasannya, pihaknya sudah mengalami kekeliruan soal data corona.
Ganjar mengungkap, data yang disampaikan pemerintah terkait corona melalui Jubir Prof Wiku Adismito sudah salah dua kali. Menurutnya, beberapa data kasus Covid-19 yang dirilis dari pusat tidak tepat.
"Terkait dengan kondisi pandemi dengan adanya data selalu kita mesti perbaiki makanya saya sempat dua kali bertanya secara terbuka atas kekeliruan data yang di-launching termasuk kemarin Prof Wiku ketika menyampaikan data di seluruh 7.000 lebih, saya kira itu kekeliruan yang cukup fatal yang kedua kali dilakukan," katanya dalam diskusi Urgensi Transformasi Digital Pemerintahan untuk Merespons Pandemi dan Pembangunan Nasional," Rabu (3/3).
Menurut politikus PDIP itu, sinkronisasi data menjadi sangat penting. Dia mencontohkan angka kasus di Banyumas yang telat diinput.
"Kalau lambat inputnya memang persoalan, maka data data yang kita sampaikan betul-betul mesti kita verifikasi, validasi dengan sinkronisasi maka publik akan bisa mendapatkannya informasi yang baik dan benar," ucapnya.
Ganjar menyebut, bahwa ada masalah integrasi data antara daerah dan pusat. Dia bilang, kesiapan dan kapasitas infrastruktur yang memadai dari Dinkes sulit di akses dan lambat.
Kemudian, ada persoalan kedisiplinan menginput yang mengakibatkan kekeliruan informasi. Selain itu, ada standardisasi application programming Interface yang sering kali berubah-ubah.
"Maka kami sampaikan data harus dijadikan sebagai pegangan untuk pengambilan keputusan yang menurut saya penting, sehingga kita membuat integrasi sebagai solusi," pungkasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Politisi PDIP Sebut Pembagian Bansos Dimanfaatkan untuk Kepentingan Elektoral
Pemerintah disebut tidak lagi menggunakan data Kemensos, melainkan data Kemenko PMK.
Baca SelengkapnyaMenkes Beberkan Data Jumlah Petugas Pemilu 2024 Meninggal Turun Dibanding 2019
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.
Baca SelengkapnyaJokowi Bilang Data Pertahanan Bersifat Rahasia, Anies: Jangan Berlindung Dalam Kerahasiaan Ketika Tak Bisa Jelaskan
Menurut Anies, jawaban data itu sebetulnya simpel dan sederhana. Tinggal dibuka saja data yang bisa dibuka atau tidak bisa dibuka ke publik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bansos Dibutuhkan Masyarakat Miskin, Tak Ada Kaitan dengan Pemilu
Masyarakat terkini itu sudah cerdas dan pandai memilah dan menjadi wewenang rakyat juga untuk memilih paslon tertentu.
Baca SelengkapnyaBawaslu Ingatkan Partai Serius Laporkan Dana Kampanye, Ini Sanksinya
Data dari PPATK bisa dijadikan peringatan oleh seluruh peserta Pemilu.
Baca SelengkapnyaPAN: Sangat Bahaya Ada Capres Anggap Data Pertahanan Tak Perlu Dirahasiakan
PAN setuju dengan sikap tegas Prabowo yang menyatakan tidak mungkin semua kekuatan dan kelemahan sistem pertahanan nasional dibuka untuk umum.
Baca SelengkapnyaRespons Ganjar soal Survei Elektabilitasnya Drop: Sama Persis Waktu Terpilih jadi Gubernur Jateng
Ganjar mengaku tak pernah berhenti turun ke rakyat hingga kembali memenangkan Pilgub.
Baca SelengkapnyaDPR Bakal Panggil Zulhas Buntut Pernyataan Bansos Berasal dari Jokowi
DPR akan memanggil Mendag Zulkifli Hasan buntut pernyataannya terkait bantuan sosial (bansos) berasal dari
Baca SelengkapnyaVIDEO: Anies & Ganjar Desak Prabowo Buka Data Pertahanan, Jokowi: Tak Semua Bisa Dibuka Bak Toko Kelontong
Jokowi mengingatkan tidak semua data keamanan negara bisa dibuka sembarangan.
Baca Selengkapnya