Fotografer Zulkarnain bangga dapat kesempatan bawa obor Asian Games di Banyuwangi
Merdeka.com - Kirab obor Asian Games melintas di Banyuwangi pada Minggu (22/7) terasa spesial. Tidak hanya kalangan atlet ataupun tokoh masyarakat yang ikut mengarak. Namun juga ada seorang penyandang difabel berprestasi yang ikut serta membawa obor api abadi tersebut.
Penyandang difabel tersebut, bernama Achmad Zulkarnain. Ia mendapat kehormatan untuk membawa obor yang menjadi perlambang momen olahraga paling akbar di Asia itu. Obor tersebut diserahkan langsung oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas kepada Zulkarnain di depan Stadion Diponegoro, Banyuwangi.
Walaupun kondisi kaki dan tangan Zul – demikian sapaan karib lelaki berusia 25 tahun itu – tidak sempurna. Akan tetapi ia tampak tak kesulitan membawa obor yang beratnya mencapai 2 Kilogram tersebut.
Zul menempuh rute sepanjang 500 meter dari depan stadion hingga sisi selatan dari simpang lima Banyuwangi. 100 meter pertama ia terlihat berlari kecil dengan diiringi oleh Bupati Anas dan forum pimpinan daerah yang kompak hadir khusus obor Asian Games. Kemudian, untuk mempermudah perjalanan di tengah jubelan penonton yang memadati sepanjang perjalanan, Zul harus menggunakan kursi roda sembari menenteng obor tersebut. Bupati Anas dan tokoh masyarakat yang lain bergantian mendorongnya.
"Alhamdulillah, senang banget rasanya. Bisa mewakili Banyuwangi pada event sebesar ini," ungkap Zulkarnain usai menjalankan tugasnya.
©2018 Merdeka.com
Ia mengaku mempersiapkan diri secara khusus untuk menjalankan tugas ini. Selain menggunakan celana cukup tebal untuk melindungi kakinya dari gesekan aspal, ia juga melatih membawa obor. "Latihannya bawa botol air mineral yang besar dan lari-lari kecil di rumah," paparnya.
Sedangkan untuk bobot obor sendiri, tak menjadi masalah baginya. "Sepertinya masih beratan kamera saya," ujarnya sembari menunjuk kamera DSLR dengan lensa 70-200.
Tak hanya kebanggaan yang memenuhi perasaan Zulkarnain. Namun, sebagai penyandang difabel, ada makna besar yang diharapkannya.
"Bagi saya ini adalah sebuah demo, menunjukkan kemampuan seorang difabel. Bagi saya ini bisa meminimalisir pandangan aneh dari masyarakat kepada difabel. Inilah misi penting yang harus saya tampilkan pada kesempatan ini," akunya.
Terpilihnya Zulkarnain bukan sekadar memilih penyandang disabelitas. Namun, ada spirit yang besar yang ingin ditampilkan dari sosok pria asal Desa Benelan Kidul, Kecamatan Kabat, Banyuwangi itu. Keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk meraih prestasi.
Zulkarnain tersohor sebagai seorang fotografer profesional. Ia telah meraih banyak prestasi dari keahliannya memotret tersebut. Di antara prestasinya adalah meraih The Best Photo Nice Shoot, Anugerah Gantari Award Metro TV, dan Motivator Hellen Keller, Surabaya.
"Kegigihan Zulkarnain dengan segala keterbatasannya mampu mengukir prestasi yang luar biasa. Ini pelajaran penting bagi kita, bahwa dengan semangat yang pantang menyerah, apapun kendala dan hambatannya bisa kita hadapi. Ini sejalan dengan semangat Asian Games agar atlet-atlet yang bertanding terus gigih meraih target preatasi," ungkap Bupati Anas.
Sebagaimana yang Zulkarnain ceritakan, untuk bisa menjadi seorang fotografer profesional sebagaimana saat ini, bukanlah hal yang mudah. Ia harus melawan stigma dan pandangan merendahkan dari orang lain.
"Saya kenal fotografi ini sekitar empat tahun yang lalu. Awalnya saya hanya tukang foto KTP di sebuah warnet (warung internet)," ceritanya.
Yang awalnya hanya memfoto untuk kebutuhan KTP yang hanya berupa pasfoto ukuran 3x4 itu, bakat Zul pada dunia pemotretan mulai terasah. Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi itu, lambat laun mulai mengumpulkan uang untuk membeli kamera sendiri. Dari sanalah ia mulai belajar untuk menjadi fotografer profesional.
"Awalnya belajar kepada teman-teman, kemudian saya juga dapat kesempatan untuk belajar ke Darwis Triadi School of Photography," akunya.
Zulkarnain tidak hanya menggeluti fotografi. Ia juga pernah menekuni bidang lainnya. Tercatat ia pernah menjadi musisi di grup kasidah al-Mumtaz. Ia juga pernah belajar skateboard, mengendarai sepeda motor khusus dan banyak hal lainnya.
"Saya ingin keterbatasan ini, membuat orang lain memandang remeh," katanya.
(mdk/end)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
FOTO: Jelang Ramadan, Omzet Pedagang Pasar Tanah Abang Naik 70 Persen
Menjelang Ramadan, aktivitas jual beli di Pasar Tanah Abang mulai mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaFOTO: Blusukan di Pasar Tanah Abang, Mendag Zulhas Borong Baju Lebaran
Zulhas mengaku senang melihat ramainya aktivitas perdagangan di Pasar Tanah Abang.
Baca SelengkapnyaFOTO: Penampakan Banjir Lumpuhkan Stasiun Tawang dan Rendam Kawasan Kota Lama Semarang
Banjir tampak menutupi rel dan nyaris menenggelamkan tempat duduk penumpang di ruang tunggu Stasiun Tawang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
FOTO: Denyut Pasar di Jalur Gaza yang Ramai di Tengah Kehancuran Kota dan Bayang-Bayang Serangan Israel
Aktivitas perekonomian warga Gaza mulai terlihat meski masih dihantui serangan Israel.
Baca SelengkapnyaFOTO: Potret Memilukan Warga Jalur Gaza Lebih dari 100 Hari Dibombardir Israel
Sepanjang Israel membombardir Jaur Gaza, berbagai potret memilukan terekam kamera para jurnalis. Simak foto-fotonya!
Baca SelengkapnyaFOTO: Ngeri! Ini Penampakan Luapan Kali Mampang sampai Banjiri Kawasan Kemang Setinggi Pinggang Orang Dewasa
Ketinggian air banjir yang melanda kawasan tersebut mulai dari 20 sampai 90 centimeter.
Baca SelengkapnyaFOTO: Antisipasi Banjir di Musim Hujan, Pengerukan Lumpur di Kali Ciliwung Terus Dikebut
Ancaman banjir masih terus membayangi Ibu Kota Jakarta, terlebih ketika musim penghujan tiba.
Baca SelengkapnyaFOTO: Antusiasme Puluhan Peserta Ikuti Layanan Hapus Tato Gratis Saat Ramadan
Saat bulan suci Ramadan, layanan hapus tato gratis ini diadakan Baznas (Bazis) DKI Jakarta di lima kantor wali kota Jakarta.
Baca SelengkapnyaFOTO: Potret Kesederhanaan Bocah Suku Baduy Selalu Ceria Bantu Orang Tua Jualan Durian Pikul Keliling di Lebak
Sejumlah bocah Suku Baduy memikul buah durian yang siap untuk dijual keliling kampung.
Baca Selengkapnya