Merdeka.com - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencium adanya transaksi keuangan yang dilakukan sejumlah kepala daerah di luar negeri untuk kemudian disimpan di rekening kasino. Tak tanggung-tanggung, nominalnya mencapai puluhan miliar rupiah.
"Kami menelusuri adanya transaksi keuangan beberapa kepala daerah yang diduga melakukan penempatan dana dalam bentuk valuta asing," kata Kepala PPATK, Kiagus Ahmad Badaruddin, Jumat (13/12).
Berikut fakta-fakta transaksi kepala daerah yang dananya disimpan ke rekening kasino di luar negeri:
Diketahui, PPATK mencium adanya transaksi para kepala daerah di luar negeri. Kemudian, uang yang terkumpul dimasukkan dalam rekening kasino, dan masih dalam valuta asing.
"Jumlahnya pun signifikan, sekitar Rp50 miliar (yang disimpan) ke rekening kasino di luar negeri," kata Kepala PPATK, Kiagus Ahmad Badaruddin, Jumat (13/12).
Advertisement
Menanggapi kepemilikan rekening kasino oleh kepala daerah, Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kemendagri Akmal Malik mengatakan, PPATK harusnya melaporkan ke penegak hukum jika ada indikasi tindak pidana pencucian uang.
"Artinya PPATK bisa melaporkan ke penegak hukum, kalau memang kemudian ditemukan adanya indikasi tindak pidana pencucian uang, atau tindak pidana lainnya, agar penegak hukum memproses. Kalau Kemendagri kan tidak ada kewenangan untuk menindak secara hukum," kata Akmal saat dihubungi, Sabtu (14/12).
Akmal melanjutkan, temuan itu harus diperjelas terlebih dahulu. Apakah uang pribadi atau uang dari negara.
"Uang pribadi atau uang kantor? Ini kan belum jelas. Makanya harus diperjelas. PPATK harus memperjelas, uang kantorkah, uang dinaskah," jelas Akmal.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berkoordinasi dengan PPATK terkait transaksi keuangan sejumlah kepala daerah di luar negeri. Uang tersebut kemudian disimpan di rekening kasino. Pihak KPK menjelaskan pihaknya masih terus mendalami sumber uang itu.
"Kita harus dalami dulu sumber uang itu. Kita harus bicara predicate crime-nya juga. Kan KPK selalu masuknya predicate crimenya jelas dulu," kata Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang di Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (15/12).
Dia mengatakan, KPK tak akan tergesa-gesa terkait temuan PPATK tersebut. Sebab menurut Saut, segala kemungkinan uang tersebut didapati para kepala daerah.
"Kita dalaminya pelan pelan. Makanya hati-hati data PPATK tidak boleh dibuang begitu saja ke publik karena ekonomi bisa kacau, kepercayaan perbankan, dan lain-lain," ujar dia.
Advertisement
PPATK temukan transaksi kepala daerah di luar negeri. Kemudian uang hasil transaksi itu dimasukkan dalam rekening kasino. Menanggapi hal tersebut, Mendagri Tito Karnavian akan berkoordinasi dengan PPATK dan menanyakan temuan itu. Jika terbukti benar, Tito akan melakukan pendalaman kepada kepala daerah tersebut.
"Kita tanya dulu ke PPATK. Kemudian nanti mungkin kalau ada perlu pendalaman kita bisa saja menanyakan ke yang bersangkutan. Kalau memang betul ada datanya," kata Tito.
Mendagri Tito Karnavian juga mempersilakan penegak hukum melakukan penyelidikan dari temuan PPATK. Kemendagri juga bisa melakukan penyelidikan lewat inspektorat dalam rangka pengawasan.
"Kalau seandainya pihak lain juga mau melakukan penyelidikan, penegak hukum, ya bisa juga. Dari Kemendagri bisa juga menanyakan dalam rangka pengawasan vertikal, kita akan ada inspektorat," jelasnya. [dan]
Baca juga:
KPK Dalami Temuan PPATK Soal Kepala Daerah Simpan Uang di Kasino Luar Negeri
Tito akan Koordinasi dengan PPATK Soal Temuan Kepala Daerah Simpan Dana di Kasino
PPATK Harus Lapor Penegak Hukum Soal Kepala Daerah Simpan Uang di Kasino
PPATK Endus Sejumlah Kepala Daerah Simpan Uang Rp50 Miliar di Kasino Luar Negeri
PPATK Setor Pajak Rp4,9 Triliun Sejak 2013
PPATK Catat Penyelundupan Benih Lobster Rugikan Negara Rp900 Miliar per Tahun
Advertisement
Aturan Wajib Vaksin Booster di Ruang Publik, IDI: Covid-19 Belum Selesai
Sekitar 14 Menit yang laluCak Imin Minta Mendag Zulhas Cari Solusi Cepat Atasi Kenaikan Harga Bahan Pokok
Sekitar 16 Menit yang laluJawab Kritik Dino Patti Djalal, BPIP Sebut Diplomasi Perdamaian Bukan Pabrik Tempe
Sekitar 16 Menit yang laluSoal Peluang Maju Capres 2024, Sandi: Pak Prabowo Dengar Masukan Rakyat
Sekitar 30 Menit yang laluTotal Aset Mewah Doni Salmanan Disita Bareskrim Rp64 Miliar
Sekitar 33 Menit yang laluGubernur Anies Apresiasi Langkah Cepat Kementan Siapkan Pangan Jelang Iduladha
Sekitar 36 Menit yang laluBesok, Bareskrim Serahkan Doni Salmanan dan 114 Barang Mewah ke Kejari Bandung
Sekitar 43 Menit yang laluPura-Pura Gila, Ayah yang Mutilasi Anak di Inhil Dinyatakan Sehat oleh RSJ
Sekitar 45 Menit yang laluSempat jadi Tersangka, Kasus Mahasiswi Gigit Polantas Berakhir Damai
Sekitar 45 Menit yang laluPuan Maharani Jawab Sindiran PKS soal Tak Hobi Silaturahmi
Sekitar 46 Menit yang laluDoni Salmanan Segera Diadili, Kejari Bale Bandung Tunjuk Enam Jaksa Jadi JPU
Sekitar 56 Menit yang laluPuan Maharani Perintahkan PDIP Rebut Jawa Barat dari Gerindra
Sekitar 58 Menit yang laluPeternak Sapi Perah di Pasuruan Jatim Hancur-hancuran akibat PMK
Sekitar 1 Jam yang laluPeserta Lari Lintas Alam Asal Jakarta Hilang di Gunung Arjuno
Sekitar 1 Jam yang laluSoal Kursi Menpan RB, PDIP: Ada Ganjar, Olly dan Hasto
Sekitar 2 Jam yang laluMasih Berduka, Airlangga Sebut Koalisi Belum Bahas Pengganti Tjahjo Kumolo
Sekitar 3 Jam yang laluMengenang Menteri PAN RB Tjahjo Kumolo, Sosok Kakek yang Hangat dan Dekat dengan Cucu
Sekitar 3 Hari yang laluLuhut Bongkar Rahasia, Kisah di Balik Jokowi Sering Merotasinya Sebagai Menteri
Sekitar 1 Minggu yang laluMomen Jokowi Lupa Sapa Zulkifli Hasan dan Hadi Tjahjanto di Sidang Kabinet Paripurna
Sekitar 2 Minggu yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 2 Minggu yang laluPemerintah: Pandemi Belum Usai, Vaksin Booster Jadi Syarat Perjalanan
Sekitar 2 Jam yang laluJokowi Bisa jadi 'King Maker' di Pilpres 2024, Ini Alasannya
Sekitar 21 Jam yang laluBeda Gaya Jokowi Bertemu Dua Seteru, Putin dan Zelenskyy
Sekitar 1 Hari yang laluIndonesia dan UAE Sepakati IUAE-CEPA, Ini Isinya
Sekitar 2 Hari yang laluMenko Airlangga: Pandemi Belum Berakhir
Sekitar 2 Jam yang laluJokowi: Puncak Kasus Covid-19 Diprediksi Minggu Kedua atau Ketiga Juli Ini
Sekitar 2 Jam yang laluPemerintah: Pandemi Belum Usai, Vaksin Booster Jadi Syarat Perjalanan
Sekitar 2 Jam yang laluMenghapus Subsidi BBM yang Tinggal Janji
Sekitar 4 Hari yang laluHarga BBM Shell Kembali Naik, Bagaimana dengan Pertamina?
Sekitar 1 Bulan yang laluRusia Klaim Kuasai Wilayah Timur Ukraina Setelah Pertempuran Hebat
Sekitar 6 Jam yang laluUkraina Bombardir Kota di Rusia, Tiga Orang Tewas dan Puluhan Rumah, Gedung Rusak
Sekitar 23 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami