Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Fakta-fakta Arsyad si penghina Jokowi dalam kasus pencabulan

Fakta-fakta Arsyad si penghina Jokowi dalam kasus pencabulan M Arsad. ©2016 Merdeka.com/Nurul Fauziah

Merdeka.com - Untuk kedua kalinya M Arsad alias Imen (26) harus berurusan dengan polisi. Pada tahun 2014 lalu, pria yang bekerja sebagai tukang sate ini sempat membuat heboh lantaran mengedit foto Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak senonoh.

Saat ini dia terjerat kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur. Sebelum mencabuli, Arsad menculik bocah-bocah tersebut ke daerah Puncak, Bogor.

Belum diketahui apa motif dari perbuatan kotor Arsad. Hingga kini polisi masih terus mendalami kasus pencabulan tersebut. Kendati demikian, ditemukan beberapa fakta dari kasus itu.

Berikut ulasannya:

Hobi nonton video porno

Hasrat birahi M Arsad hingga tega mencabuli anak-anak diduga kuat karena hobinya menonton video porno. Sehingga dia kerap terpancing birahinya dan melampiaskan kepada anak-anak. "Dugaannya iya. Dia sering menonton tayangan (porno)," kata Sekjen Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Erlinda, Rabu (13/7).Selain itu, kata dia, Arsad juga menyimpan foto-foto anak kecil. Kebanyakan foto yang disimpan adalah keponakannya sendiri. "Dia ngakunya sayang sama anak-anak. Tapi itu bukan alasan dia bisa membawa pergi anak-anak tanpa izin," ujar Erlinda.Sudah ada empat anak yang diculik dan dicabuli oleh Arsad. Mereka diculik di pinggir jalan saat sendirian. Korbannya selalu diimingi uang oleh pelaku. "Sudah sampai petting dan ini sangat membuat korbannya trauma," tandasnya.Diduga masih ada korban lain dari Arsad. Namun polisi hingga kini masih terus mendalaminya. "Iya saat ini masih pendalaman," kata Kapolresta Depok, Kombes Pol Harry Kurniawan.

Sudah cabuli empat bocah

Di hadapan Sekjen Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda, pelaku diduga pedofilia M Arsad mengaku sudah empat orang anak yang menjadi korbannya.Padahal sebelumnya dia mengaku korbannya hanya dua orang. "Sudah empat orang (korbannya). Itu pengakuan dia setelah saya berkomunikasi barusan," kata Erlinda usai menemui pelaku di Polresta Depok, Rabu (13/7).Rata-rata korban Arsad berusia antara 7 hingga 10 tahun. "Korban seluruhnya perempuan," tandasnya.Dari keempat korban, Arsad mengaku selalu membawa ke Puncak, Bogor. Kemudian pelaku menyewa kamar villa dan berduaan dalam kamar. "Sudah sampai petting dan ini secara psikologis membuat trauma pada korban. Dan ini harus terus digali oleh penyidik," ujarnya.Mengenai motif, Erlinda menuturkan masih perlu pendalaman lebih. Apakah pelaku memiliki trauma masa lalu atau ada faktor lainnya. "Karena tersangka banyak berbohongnya, menggalinya tidak bisa secara singkat. Harus komprehensif dan lengkap," pungkas Erlinda.

Perdaya korban dengan iming-iming uang sebelum dicabuli

Tersangka pencabulan, Arsad, membeberkan trik buat menjerat mangsa. Dia mengaku menjanjikan akan memberi uang kepada F (10) sehingga bocah itu mau mengikuti kemauannya.Di hadapan anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Erlinda, Arsad mengaku mengimingi sejumlah uang sebagai imbalan kepada F, setelah mengantar ke minimarket."Saya minta antar ke minimarket dan saya upahin Rp 30 ribu," kata Arsad, Rabu (13/7).Saat itu Arsad seorang diri mengitari kawasan Cilodong pada malam hari. Kebetulan F sedang berjalan seorang diri. Hasratnya pun langsung muncul buat menyetubuhi bocah itu. Dengan berbagai tipu daya, akhirnya F mau ikut dengan Arsad."Saya bawa dia naik motor. Awalnya saya bonceng di depan, tapi pas lewatin Cibinong pindah ke belakang karena dia kedinginan," ujar Arsad.Arsad pun sempat mampir ke sebuah warung. Di sana korban dibelikan minuman oleh pelaku. Kemudian pelaku meneruskan perjalanan hingga menuju sebuah vila di Puncak, Bogor. Setelah di dalam kamar, pelaku melucuti pakaian korban. Kemudian pelaku mencabulinya, tetapi korban berontak dan menangis keras hingga didengar petugas keamanan setempat. Dari tangisan itulah petugas kemudian melapor ke polisi dan pelaku diamankan."Saya baru pegang-pegang dan nurunin celananya saja. Terus dia teriak-teriak," ucap Arsad.Saat ini polisi masih terus mendalami kasusnya. Arsad dijerat Pasal 82 Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak."Ancamannya 15 tahun penjara. Kami masih selidiki apakah masih ada korban lain atau tidak," kata Kapolresta Depok, Kombes Pol Harry Kurniawan.

Diduga paedofil, Polresta Depok segera tes kejiwaan Arsad

M Arsad alias Imen (26) dalam waktu dekat akan menjalani tes kejiwaan yang diselenggarakan Polresta Depok dengan melibatkan tim psikologi dari Universitas Indonesia (UI). Hal ini dilakukan karena kuat dugaan Arsad adalah seorang paedofil.Tes kejiwaan sendiri rencananya akan dilaksanakan pada Kamis (14/7). "Untuk memastikannya diperlukan tes kejiwaan," kata Kapolresta Depok Kombes Pol Harry Kurniawan, Rabu (13/7).Arsad sendiri hingga kini masih menjalani pemeriksaan intensif di Polresta Depok. Pasalnya keterangan yang Ia berikan masih terus berubah. Mulanya, dia hanya mengaku korban penculikannya hanya satu."Setelah di BAP baru ketahuan ternyata dia pernah melakukan penculikan sebulan sebelumnya," ungkapnya.Jejak Arsad berakhir ketika dia menculik F (10) dari Cilodong, Depok. Dia membawa F ke sebuah villa di Puncak, Bogor. Di sana, F sudah memegang tubuh F dan sudah menurunkan celananya. Namun korban berontak dan berteriak.Kemudian teriakan itu didengar petugas keamanan dan langsung dilaporkan ke polsek setempat. "Pelaku sempat membuka celana korban. Tapi korban berteriak sehingga didengar oleh warga dan warga langsung mengamankannya," tandasnya.Dia dijerat pasal 82 UU No 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. "Ancamannya 15 tahun penjara. Kami masih selidiki apakah masih ada korban lain atau tidak," pungkasnya.

 

(mdk/cob)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Isu Pemakzulan Jokowi Cuma Taktik Pengalihan Isu

Isu Pemakzulan Jokowi Cuma Taktik Pengalihan Isu

Ia menduga, wacana pemakzulan mungkin adalah taktik pengalihan isu atau refleksi kekhawatiran pendukung calon lain akan kekalahan.

Baca Selengkapnya
7 Fakta Sosok Letnan Jenderal Widi Prasetijono, Eks Ajudan Pribadi Jokowi Kini Dapat Promosi Jabatan Dankodiklatad

7 Fakta Sosok Letnan Jenderal Widi Prasetijono, Eks Ajudan Pribadi Jokowi Kini Dapat Promosi Jabatan Dankodiklatad

Sosok Letnan Jenderal Widi Prasetijono yang baru dilantik. Dulu ajudan Jokowi kini jadi.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI

Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI

Usulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
2 Jenderal TNI Tak Lagi Pegang Komando Kodam, 1 Eks Ajudan Jokowi Naik Bintang 3, 1 Lagi Urus Kampus

2 Jenderal TNI Tak Lagi Pegang Komando Kodam, 1 Eks Ajudan Jokowi Naik Bintang 3, 1 Lagi Urus Kampus

Dua Jenderal TNI kini tidak lagi pegang Komando Kodam, pindah ke mana sajakah mereka? Berikut ulasannya.

Baca Selengkapnya
Jokowi Titip Salam untuk Cak Imin, PKB Yakin Bukan Godaan Terkait Hak Angket

Jokowi Titip Salam untuk Cak Imin, PKB Yakin Bukan Godaan Terkait Hak Angket

Kata Huda, anggota fraksi PKB sudah ada beberapa yang menandatangi hak angket.

Baca Selengkapnya
Muncul Desakan Pemakzulan Jokowi, Istana Klaim Kepuasan ke Presiden Masih Tinggi di Atas 75 Persen

Muncul Desakan Pemakzulan Jokowi, Istana Klaim Kepuasan ke Presiden Masih Tinggi di Atas 75 Persen

Istana menegaskan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak terganggu dengan munculnya wacana pemakzulan Jokowi.

Baca Selengkapnya
Jawab Hasto, Komandan Kodim Gunungkidul: Tidak Ada Penurunan Bendera Partai

Jawab Hasto, Komandan Kodim Gunungkidul: Tidak Ada Penurunan Bendera Partai

Di rute-rute yang dilewati oleh Jokowi masih terpasang bendera-bendera dari parpol.

Baca Selengkapnya
Projo Ngaku Belum Dengar Jokowi Ingin Gabung Golkar

Projo Ngaku Belum Dengar Jokowi Ingin Gabung Golkar

ak hanya itu, Airlangga pun menilai Presiden Jokowi nyaman dengan partainya tersebut.

Baca Selengkapnya
Jokowi Beri Jenderal Kehormatan ke Prabowo, Begini Respons PDIP

Jokowi Beri Jenderal Kehormatan ke Prabowo, Begini Respons PDIP

Hasto juga menyebut pemberian suatu pangkat terkadang bertentangan dengan fakta-fakta yang terjadi di lapangan

Baca Selengkapnya