Fahri sebut ada kebohongan yang lebih besar dari hoaks Ratna Sarumpaet
Merdeka.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah meminta masyarakat untuk tidak terlalu menghakimi aktivis Ratna Sarumpaet karena kebohongannya terkait dugaan penganiayaan oleh tiga orang laki-laki. Sebab, kata dia, ada kebohongan yang lebih besar yakni jika kebohongan yang dilakukan oleh pemerintah pada masyarakat.
"Dalam demokrasi yang kita sadari punya kemampuan untuk menyebarkan berita dusta dan canggih itu adalah negara," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (4/10).
"Jadi kalau kita marah sama kelakuan penyebaran berita bohong oleh Bu Ratna itu satu sisi, tapi jangan lupa kita juga harus marah kalau yang melakukannya itu (kebohongan) negara, pemerintahan. Itu harus adil sikap kita terhadap itu," sambungnya.
Fahri mengatakan, pemerintah tidak banyak memberikan penjelasan terkait permasalahan di Indonesia. Serta tidak memenuhi janji kampanye.
"Kalau investigasi terhadap Ibu Ratna kenapa pemerintah tidak menjelaskan investigasi terhadap kasus yang sama. Ya jadi kebohongan yang ada seorang individu yang bernama RS (Ratna Sarumpaet) ini, boleh kita marahi boleh kita caci tapi memarahi negara juga atau kebohongan negara juga tetap harus dikejar. kan orang meminta penjelasan pemerintah tentang buyback Indosat, meminta penjelasan pemerintah tentang janji ekonomi Indonesia," ungkapnya.
Dia menjelaskan, Indonesia memiliki sistem pengawasan (cek and balances) terhadap pemerintahan. Karena itu Fahri berharap masyarakat tidak diam dengan kebohongan yang dilakukan pemerintah.
"Nah itulah di dalam demokrasi cek and balances sistemnya dibuat. Itu yang saya bilang jangan terlalu semangat menghajar bu ratna ya karena nanti orang akan serang balik juga bahwa pemerintah juga melakukan kebohongan," ucapnya.
Diketahui, aktivis Ratna Sarumpaetmengakui dirinya membuat kebohongan soal penganiayaan oleh orang tak dikenal di Bandung. Dia meminta maaf kepada Calon Presiden nomor urut 2 Prabowo Subiantotelah menemui dan membelanya. Setelah menyadari kebohongan soal penganiayaan itu salah, Ratna menyesal.
Ratna mengungkapkan, wajah lebamnya itu bukan karena dianiaya, tetapi akibat operasi sedot lemak yang dilakukan di bagian pipi kiri. Operasi itu dilakukan di RS Bina Estetika Jakarta tanggal 21 September lalu.
"Saya memohon maaf kepada Pak Prabowo Subianto yang kemarin tulus membela kebohongan yang saya buat," kata Ratna di rumahnya, kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (3/10).
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terbongkar, Ini Sederet Harta Mewah Firli Bahuri yang Tak Dilaporkan di LHKPN
Dewas KPK membeberkan sejumlah harta Firli Bahuri yang tidak dilaporkan dalam LHKPN.
Baca SelengkapnyaMeutya Hafid Bela Prabowo: Menteri Pertahanan yang Pernah Lakukan Rapat Setengah Terbuka
Biasanya rapat Komisi I DPR dengan Menteri Pertahanan memang bersifat tertutup karena menyangkut rahasia dan keamanan negara.
Baca SelengkapnyaPengeroyok Aktivis KAMMI Anggota TNI AU, Kasus Ditangani Polisi Militer Lanud Halim Perdanakusuma
Peristiwa itu bermula saat korban mengaku diklakson berulang kali oleh orang tidak dikenal dan berseragam lengkap TNI di kawasan Fly Over, Pondok Kopi Jaktim.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jenderal Polisi Ingatkan Bahaya Sebar Hoaks Pemilu: Hidup Sudah Susah, Fitnah Orang Ditangkap Polisi
Dia ingatkan, agar menghindari fitnah demi mendukung capres tertentu
Baca Selengkapnya15 Prajurit TNI Keroyok Relawan Ganjar-Mahfud Diperiksa Denpom Solo, Dipastikan Tak Ada Korban Meninggal
Dandim mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi manakala ada berita hoaks
Baca SelengkapnyaDPR Soal Ratusan Nakes di Manggarai Dipecat & Bidan Gagal jadi PPPK: Harapan Hidup Sejahtera Menguap
DPR menyoroti pemecatan 249 nakes Non-ASN di Manggarai dan gagalnya 500-an bidan pendidik gagal jadi P3K
Baca SelengkapnyaDirikan Tenda Hajatan di Tengah Rel Kereta Api, Warga Terancam Denda Rp15 Juta
Mengetahui ada kegiatan di lokasi terlarang, polisi segera membubarkan kegiatan tersebut.
Baca SelengkapnyaMahfud Tegaskan Hak Angket Usut Dugaan Kecurangan Pemilu 2024 Bukan Gertakan: Makin Keras Pompanya Enggak Gembos
Mahfud menegaskan hak angket diwacanakan TPN Ganjar-Mahfud tidak gembos.
Baca SelengkapnyaJelang Mudik 2024, Ini Daerah-Daerah yang Butuh Perhatian Khusus karena Diprediksi Dipadati Pemudik
Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri memetakan beberapa wilayah yang perlu mendapat perhatian khusus pada saat musim mudik 2024.
Baca Selengkapnya