Erick Thohir: Kita Negara Muslim Terbesar, tapi Tidak Masuk Produsen Halal Terbesar

Senin, 30 Januari 2023 07:11 Reporter : Bachtiarudin Alam
Erick Thohir: Kita Negara Muslim Terbesar, tapi Tidak Masuk Produsen Halal Terbesar Erick Thohir Napak Tilas ke Bengkulu. ©2023 Istimewa

Merdeka.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengatakan Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Data terbaru, Indonesia memiliki 86,7% penduduk muslim dari total populasinya yang mencapai 273 juta jiwa.

"Kalau kita lihat juga dari data-data yang ada, kita tentu negara yang berpenduduk muslim terbesar di dunia, dan kalau kita lihat data-data ini, kelas menengah kita pun akan makin besar angkanya," ucap Erick, saat acara Silaturahmi Akbar Keluarga Besar Mathla'ul Anwar di Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, Minggu (29/1).

Sebagai negara mayoritas muslim terbesar, Indonesia sebetulnya memiliki peluang untuk masuk daftar produsen halal terbesar di dunia. Namun kenyataannya, Indonesia tidak masuk dalam negara produsen halal terbesar di dunia.

"Kalau lihat data-data ekonominya, kita tidak masuk menjadi negara produsen halal terbesar di dunia, lima besar pun tidak. Yang masuk itu Brasil, Amerika, China, yang bukan negara muslim terbesar," tutur Erick.

Selama ini, lanjut Erick, Indonesia malah menempati posisi pertama dari lima besar pasar makanan halal dengan valuasi US$ 147 miliar. Disusul, Bangladesh di posisi kedua dengan US$ 125 miliar, ketiga ada Mesir dengan US$ 120 miliar, Pakistan dengan US$ 88 miliar, hingga Nigeria dengan US$ 86 miliar.

2 dari 2 halaman

Menurut Erick, kondisi ini membuat Indonesia terlena dan bangga dengan status sebagai negara mayoritas muslim terbesar. Lantas, Erick menjabarkan data berdasarkan sumber global economy report tahun 2020-2021.

Data itu menyebutkan lima eksportir produk halal dunia pada 2020. Brazil menduduki peringkat pertama dengan valuasi US$ 16,5 miliar.

Kemudian peringkat kedua ada India dengan US$ 15,4 miliar, lalu ketiga adalah Amerika Serikat dengan valuasi US$ 13,2 miliar, ada keempat Rusia dengan US$ 12,7 miliar, dan kelima ditempati China dengan valuasi US$ 9,5 miliar.

"Persepsi ini yang harus kita putar balikkan. Kita tidak boleh hanya sekadar menjadi penonton dan hanya mengonsumsi. Namun, kita harus menjadi produsen," tegasnya. [tin]

Baca juga:
Mendag Zulhas Minta Arab Saudi Permudah Registrasi Produk Ekspor Halal R
Kemenag Bakal Sanksi Produk yang Belum Bersertifikat Halal di 2024
Perppu Cipta Kerja: Pengurusan Sertifikat Halal Dipangkas dari 21 Hari Jadi 12 Hari
Kota Cirebon Punya Mall UKM, Jadi Pusat Oleh-Oleh hingga Pelatihan Pelaku Usaha
Industri Halal dan Ekonomi Syariah Indonesia Terus Menggeliat, Ini Buktinya
Menko Airlangga Beberkan Bukti Indonesia Bisa Jadi Produsen Halal Terkemuka Dunia

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini